Gak salah kan?

2.8K 159 17
                                    

"Happy Birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday Yujin!! Happy Sweet seventeen Yujin!"

Si Birthday girl hanya cengengesan selagi meniup lilin-lilin yang menancap di cake. Di sampingnya, seorang gadis dengan atasan warna ungu yang tubuhnya tak kalah tinggi darinya, tersenyum lebar menatap teman seperjuangannya itu.

"Happy sweet seventeen, Yoo Yujin! Gak berharap banyak cuma semoga yang jelek jelek di elo berkurang aja....kayak otak mesum lo, bolos les, puasa bolong....udah itu aja." Ucapan membuat wajah Yujin langsung berubah datar, kontras dengan orang-orang yang tertawa terbahak mendengar harapan temannya.

"Nyoung, ya nggak usah diumbar juga aib gue...." Wonyoung hanya tertawa melihat bibir Yujin mengerucut.

"Yakan gue tahu, kalo berharap yang plus plus nanti ketinggian."

"Udah, udah. Waktunya potong kue woy...nggak tahu apa gue dari tadi nungguin lama banget.. " Kedua menara menoleh ke belakang dan menemukan kakak tertua Wonyoung, Hyewon, sudah siap dengan sendok ditangannya.

"Yeuu~ Gue kira Lo mau ngomong apaan! Taunya pengen makan kue. Kakak lo kampret bener, Nyoung."

"Kayak nggak tahu kakak gue aja. Gitu gitu lo kerjaannya main PS sama dia dulu!"

"Iya,iya."

Yujin memotong kue ulangtahunnya dan membagikannya kepada tamu undangan. Wonyoung pun juga ikut membagikan agar lebih cepat pembagiannya.

"Eh,eh,eh.....ada mbak Nako yang paling imut sedunia, katanya diet kok ikut ngantri kue?" Yujin menggoda seorang perempuan yang tingginya hanya sebatas perutnya itu. Wonyoung yang berada di sebelahnya tentu tak luput untuk melirik ke arah lawan bicaranya.

"Hari ini cheating day, kapan kapan lagi makan banyak gratis." Nako menyambar potongan kue dari tangan Wonyoung, tak lupa tersenyum kepada si tiang yang hanya mematung menatapnya. Yujin yang melihat Nako tersenyum, mendecih, apa apaan tu bocil.

"Dietnya padahal baru 5 hari yang lalu, dan kemarin juga gue lihat Lo makan soto satu porsi, mana masih nyomot siomay gue lagi."

"Udahlah, Jin. Lagian kasian juga si Nako. Biarin Napa, siapa tahu tingginya nambah habis makan banyak."

"Bebek nyaut bae."

"Untung Lo kyut, kalo nggak gue udah kepret Lo!"

"Yeu siluman bebek sama kurcaci gelod teros"

"Anjing diem!"

"Anjay. Nyou- woi!"

Perhatian mereka tertuju pada Wonyoung yang masih melamun menatap Nako. Yujin menatap sahabatnya aneh yang sekarang gelagapan.

"A-apa?"

"Ngapain Lo? Liatin si bocil mulu? Kagum ya ada orang sekecil dia?"

"Yujin, yang ada mungkin sahabat Lo terpesona liat keimutan gue. Emangnya elo muka surem, buluk, badan bongsor kayak Titan."

"Bacot kamu mbak."

"Gue ke yang lain dulu, Lo ikut nggak, bek? Ada Yuri lho~"

"Ikut woi!" Yujin tertawa melihat Yena berusaha mengikuti langkah cepat Nako. Sebelum perhatiannya tertuju kembali pada Wonyoung.

"Nyoung, Nyoung,...WOI CHOU WONYOUNG!" Yujin kesal dan berteriak tepat di telanga Wonyoung.

"Buset apaan?!" Wonyoung reflek memukul dahi Yujin.

"Lo ngapain woi? Liatin si bocil mulu....Lo beneran terpesona ya?" Pipi Wonyoung langsung memerah mendengar perkataan Yujin.

"Ng-nggak kok. Ngaco. Gue mau ambil salad buah dulu." Dan Wonyoung meninggalkannya seorang diri.

SEME BARU GEDEWhere stories live. Discover now