final decision-another goodbye

3.9K 405 25
                                    

DIGO

Aku menoleh pada Sisi. Mata cokelatnya tersembunyi dibalik kelopaknya yang terpejam. Tangan kami masih bertautan. Ia menggenggam tanganku erat. Aku menundukkan kepalaku. Menatap kedua kakiku. Berharap sebuah keajaiban akan terjadi pada kami. Aku memusatkan perhatianku pada ujung-ujung kakiku untuk menghalau ketakutanku pada kemungkinan terburuk kehilangan Sisi.

Ruangan besar ini begitu senyap. Aku hanya mendengar isak tangis Ulysia dan Diva diantara dengung rendah bisik-bisik anggota Dewan Kerajaan. Raja Oskya sibuk memandangi aku dan Sisi penuh selidik. Entah apa yang dicarinya. Dadaku sesak aku sulit bernapas. Aku merasa seperti berada dalam hidup dan mati. Detik-detik terlama yang kulalui dalam hidupku hampir berakhir. Raja Oskya bangkit dari singgasananya.

"Baiklah. Ketentuan ini kubuat hanya untuk kamu Digo dan Sisi. Perlawanan kalian sungguh membuatku marah. Namun, aku ini seorang Raja. Aku tertinggi dan aku kuat. Tak ada orang kuat menginjak yang lemah.", katanya lantang.

"Aku akan mengijinkan kalian berdua.", kata Raja Oskya lagi.

Aku dan Sisi sontak menengadahkan kepala kami kearahnya. Kami menatap Raja Oskya dengan tak percaya.

"Dengan syarat tentunya.", lanjut Raja Oskya.

Aku melihat werewolf perempuan tadi mengangguk dan dengan lambaian tangannya, aku melihat ia bersiap mencatat setiap kalimat Raja Oskya dengan pena yang melayang di sisi kertas itu.

"Kamu, demon Digo dan peri Sisi, akan ku kirim kalian ke bumi.", kata Raja Oskya.

Aku mendengar pekik tertahan dan suara berdebam. Seseorang ambruk di sisi kiri kami. Aku menoleh. Itu Diva. Ia terkulai lemah dalam pelukan Gothio yang sibuk menepuk pipi Diva sambil menopang tubuhnya.

"Jika memang Dewa Cinta menuliskan kalian sebagai jodoh, maka Dewa Takdir akan mempunyai caranya sendiri untuk mempertemukan kalian. Kalian mendapatkan waktu sebanyak yang kalian butuhkan. Aku takkan memberi batasan. Namun jika salah satu dari kalian ada yang menyerah, maka gerbang langit akan tertutup selamanya.", jelas Raja Oskya panjang lebar.

"Mauro akan menjelaskan secara rinci. Jangan lupa Digo dan Sisi. Aku mengawasi kalian.", katanya sambil mengedikkan kepalanya ke arah werewolf perempuan tadi.

Kata-katanya terdengar pelan namun tegas. Aku melihatnya bangkit dari singgasananya dan berbalik memunggungi kami. Ia tampak terdiam sejenak sebelum akhirnya melangkah meninggalkan kami di belakangnya.

Aku dan Sisi sontak menoleh pada werewolf bernama Mauro yang masih menggenggam kertas catatannya. Ia mengangguk perlahan ke arah kami.

"Aku akan mengirim kalian ke bumi, seperti keputusan Raja Oskya. Aku akan memindahkan sayapmu Digo.", werewolf itu mengarahkan telapak tangannya kepadaku.

Aku tak merasakan apapun. Namun aku melihat sayapku memudar perlahan sebelum akhirnya menghilang dari punggungku. Kemudian sebentuk rasa hangat mengaliri punggungku. Aku menerka-nerka apa yang terjadi.

"Tattoo sayap hitam yang berada di punggungmu akan mengingatkanmu pada jati dirimu sebenarnya.", kata Mauro.

Aku melihat Sisi menoleh kaget kepadaku. Air mata menggenang di pelupuk matanya. Aku berusaha tersenyum menenangkannya. Ia membekap mulutnya dengan kedua tangannya, tampak terpukul.

"Sisi. Aku akan memindahkan sayap putihmu menjadi ini.", Mauro mengangkat tangannya.

Aku menoleh, melihat sayap Sisi yang memudar kemudian tampak terlepas dari punggungnya. Sepasang sayap putih itu berubah semakin kecil seiring pergerakannya melayang ke hadapan Mauro. Mauro mengulurkan tangannya dan sepasang sayap kecil itu kini hanya seukuran telapak tangannya.

nightingaleWhere stories live. Discover now