Spesial Chapter : Love

7.1K 410 90
                                    

Semilir angin bertiup santai saat Triqi berhasil membuka matanya. Lelaki itu mengerang pelan, lalu bergumam nyaman saat sadar Valan tengah memeluknya sambil tertidur kini. Vampire itu baru saja hendak kembali melanjutkan tidurnya, saat sesuatu tiba-tiba menimpa tubuhnya dengan kuat hingga membuatnya maupun Valan segera terlonjak bangun dengan keterkejutan.

"SIAPA YANG MENYERANG? BERANINYA MEREKA-"

"HUEEEE!!!! Mama!!!!!! Kira mengangguku lagi pagi ini!!!!!"

Triqi segera menutup kupingnya saat anak pertamanya itu mengadu dengan suara kencang. Kuping serigalanya keluar dan melayu karena sedih. Pipinya yang memerah tampak lucu saat dirinya merajuk. Triqi berusaha keras menahan keinginannya untuk tertawa, lalu bergegas untuk memeluk sang anak yang segera meringkuk sedih di pelukannya.

Drak drak drak

"Eii..... Kenapa kakak kabur dariku sih, aku kan hanya bercanda Kak...... Jangan menangis dan main lagi yuk!"

Valan yang akhirnya sadar segera memproses kejadian heboh yang baru saja terjadi di kamarnya dengan Triqi. Lelaki itu menghela nafas lelah, lalu menatap anak keduanya dengan tatapan bosan.

"Kira, kau apakan lagi kakakmu untuk kali ini?" tanya Valan bosan. Anak lelaki berambut silver itu tersenyum, lalu dengan gaya sombong menyender ke tembok dan menatap kakaknya dengan tatapan jenaka.

"Ah....... Aku hanya berpikir bahwa darah Kakak itu sangat nikmat Pa. Aku hanya mengigitnya sedikit, dan aku bahkan mengijinkan Kakak melakukan hal yang sama padaku jika dia mau. Tapi setelah Kakak kugigit dia malah menangis kencang lalu kabur kesini. Aku tidak mengerti dimana letak kesalahanku Pa"

Urat kemarahan imaginer terbentuk saat Valan mendengar kicauan bernada santai yang dikeluarkan oleh anak keduanya itu. Valan menoleh untuk menatap Triqi yang dengan sabar menenangkan putra pertama mereka, sementara dia sepertinya harus berhadapan dengan iblis kecil didepannya ini.

"Berapa kali harus Papa bilang sih, bahwa Zeya itu adalah seorang werewolf Kira. Mereka tidak suka meminum darah dan yang terpenting, kakakmu itu seorang Omega yang penyembuhannya tidak secepat kaum Alpha. Dia tentu saja akan menangis jika kau mengigitnya. Lagipula memangnya kamu ini kekurangan stok darah atau apa? Papa sudah menyimpannya dengan banyak didalam freezer bukan?"

Kini giliran Kira yang merengut mendengar penuturan papanya. Tangan anak itu terulur pada Xeya yang sudah berhenti menangis namun masih enggan untuk menatapnya. Anak itu berdecak sekali sebelum merebut Xeya dari pelukan mamanya, cukup untuk membuat kedua orang tuanya terkejut sebenarnya.

"Kira janji tidak akan mengigit Kakak lagi selama Kakak berjanji untuk menumpahkan perhatian Kakak hanya untukku. Apa-apaan tadi itu, masa Kakak rela mengabaikanku hanya karena Kakek dan Nenek ada disini?"

Dua orang berstatus orang tua itu lega saat Kira hanya menepuk pelan kepala kakaknya dan Xeya hanya mengangguk pelan. Keduanya mulai akrab kembali, sementara Triqi sempat terdiam akibat tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Sayang......"

Ah tidak, ini semua nyata. Triqi bisa lihat itu dari wajah Valan yang tiba-tiba pucat setelah mendengar penuturan polos anaknya.

"KENAPA KALIAN TIDAK BILANG BAHWA MEREKA ADA DISINI SEJAK TADI?!"

Kedua anak itu hanya memandang heran orang tua mereka yang segera terlonjak bangkit dan berlari dengan cepat ke kamar mandi.



-




-




"Wah....... Hebat sekali ya, orang tuanya asik tertidur disaat anak-anaknya harus memasak sendiri untuk sarapan mereka. Bagaimana coba jika aku tidak datang tepat waktu? Tangan halus cucu-cucuku bisa saja terbakar tanpa sengaja tadi"

(END) I'm Not a Dog!! [boyxboy]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz