INAD 4

12.2K 1.3K 54
                                    

" Kyaaaa!!!"

" Demi Dewi Hera, apa yang-"

Kalimat Jake terputus saat dia melihat pemandangan didepannya. Qian, dengan seragamnya yang terlihat sedikit longgar, dipasukan dengan rambut pendeknya yang disisir rapih, terlihat sangat imut sekali.

Kemeja putih yang dibalut sweater hitam merah memiliki model yang berbeda dari yang Jack pakai. Sweater yang dipakai Qian bermodel turle neck dengan bagian pundak yang sedikit longgar. Tangannya tenggelam, sementara wajah putihnya itu terlihat kontras sekali dengan baju yang dia kenakan.

Qian memakai sepatu pantofel seperti anak sekolah pada umumnya. Namun mungkin karena belum pernah memakai sepatu sebelumnya, dia terlihat tidak nyaman. Sesekali memperhatikan tangannya yang tenggelam oleh sweaternya sendiri.

Jake tidak kuat. Godaan ini terlalu besar untuk dikonsumsi mata polosnya.

Merasa diperhatikan, Qian memperhatikan Jake dengan tatapan heran. Membuat Jake merasa hidungnya sangat panas seperti darah dapat keluar kapanpun dari hidungnya.

" Jake? Apa aku terlihat aneh?"

Apa benar Qian iru seumuran dengannya? Sungguh? Serius?

Yah, siapa tahu saja saat membaca data diri Qian, Val sedang tidak fokus atau matanya rabun mendadak.

Itu bisa saja kan? Habis, masa anak seimut ini seumuran dengannya?

Mustahil. Jake terus lari dari kenyataan bahwa Qian itu seumuran dengannya.

" Aku..... Terlihat aneh ya?" lirih Qian pelan. Wajahnya yang semula memerah perlahan pudar. Matanya menyendu, eh, kenapa Qian selalu berpikiran negatif sih?

Melihat anjing imutnya -ehem- Lunanya sedih, Hera buru-buru menangkup pipi chubby Qian lalu memelototi Jake.

" Eh~ Luna imut sekali kok! Percaya dirilah okay?" bujuk Hera lembut. Mata berair Qian memperhatikan Hera. Perlahan mengangguk lalu berjalan mengikuti Hera untuk keluar ruangan.

Reaksi orang lain, tentu saja tidak jauh berbeda dari Jake. Mulut mereka menganga, memperhatikan pahatan dewi itu dengan wajah terkejut.

Dewi..... Kenapa aku tidak dijodohkan dengan anak seimut Luna.......

Yah, kebanyakan orang mungkin berpikir begitu. Terlihat sekali dari wajah nelangsa mereka saat Qian melewati mereka sambil malu-malu.

Merasa semakin dipehatikan, Qian beringsut mendekati Hera. Seseorang yang menurutnya baik dan aman untuk didekati. Gadis manis itu tertawa kecil, menarik tangan Qian untuk berjalan disebelahnya walaupun itu sulit.

" Hey..... Tidak apa-apa.... Ayo jangan takut lagi Luna......" bujuk Hera dengan susah payah. Aish, bagaimana bisa Qian sekolah jika di rumah saja dia sudah seperti malaikat polos yang enggan dilihat siapapun begini?

Mereka pergi ke lantai basement, dimana deretan mobil mahal terparkir dengan rapih disana.

Hera menuntun Qian ke salah satu mobil, sementara Jake hanya mengekor saja dibelakangnya.

" Kau akan berangkat sekolah dengan Alpha pada hari pertama. Kami akan ada dibelakang kalian, dengan mobil lain" jelas Hera. Mata Qian sedikit senang begitu mendengar nama Alphanya didebut. Entahlah, Qian selalu merasa nyaman jika bersama dengan lelaki berwajah datar itu.

Disamping sebuah Rolls Royce hitam legam yang terparkir berbeda dari kumpulam mobil mewah lainnya, berdiri Val yang sesekali melihat jam tangannya. Matanya berhenti terlihat kesal begitu menangkap sosok Qian yang berjalan malu-malu kearahnya. Sementara kedua anggota intinya tersenyum jahil melihat Alpha pack mereka terpesona terhadap Lunanya.

(END) I'm Not a Dog!! [boyxboy]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora