SWITCH

chapter 6

Hospital Wing kini di penuhi oleh mereka yang berada dalam kejadian di menara astronomi malam itu. Terlihat sosok laki-laki berambut pirang platina yang kini terbalut dengan beberapa kain disekujur tubuhnya. Terdapat goresan atau luka di wajah, lengan dan tubuhnya. Namun tidak lagi bersimbah darah, pendarahan itu sudah di tangani oleh Madam Pomfrey.

Tak jauh dari tempat Harry di baringkan, sosok tubuh dengan rambut hitam berantakan itu pun juga tak lebih sama. Namun terlihat lebih baik dan lebih sehat dari kondisi Harry. Walaupun lenganya kini juga berbalut kain. Mereka berdua sudah mendapat penanganan dengan baik, hanya tinggal menunggu pemulihan seperti yang di katakan oleh Madam Pomfrey.

Hermione dan Ron berada di sisi ranjang tempat Harry di baringkan, tidak seperti Pansy yang lebih memilih duduk di pertengahan antara ranjang tempat Draco dan Harry di baringkan. Karena ia masih terlihat sangsi untuk percaya, walaupun sebenernya sekarang tanpa sadar ia mempercayai cerita yang Harry ㅡDraco jelaskan.

Professor Snape beserta Professor Mcgonagall berdiri di depan ranjang kedua muridnya. Mereka telah mendengar dengan pasti apa yang sebenernya telah terjadi, saat itu Hermione tidak bisa menjelaskan dengan baik, begitupun dengan Pansy. Jadi Ron memberitahu bagaimana detailnya saat kejadian ini berlangsung. Dibantu dengan Theo yang berada di sisi Draco saat itu. 

Tak lama setelahnya, Blaise datang bersamaan dengan Kepala Sekolah dan juga dua orang Malfoy senior; Lucius Malfoy dan isterinya; Narcissa Malfoy.

Narcissa melihat tubuh anaknya terbalut perban disekujur tubuhnya beserta luka-luka, mendekatkan dirinya kearah Harry. Wajahnya terlihat sangat sedih dan juga tampak guratan marah dalam ekspresinya. Disampingnya, Lucius memegang pundak Narcissa untuk menenangkanya.

"Hanya sekedar informasi untukmu Narcissa, jika kau lupa. Anakmu, kini berada di ranjang sebelah kananmu. Lebih tepatnya, jiwanya saat ini berada di tubuh Harry." Professor Dumbledore berbicara memberitahu Narcissa yang tampak terlihat bingung dengan situasi yang tengah terjadi.

Narcissa memejamkan matanya, lalu menggigit bibirnya. "Aku tahu... Aku tahu.. Aku hanya sedang melihat apa yang aku lihat!"

Narcissa dan Lucius sudah di beritahu perihal apa yang menimpa anak mereka bersama dengan Potter. Bahwa jiwa anaknya, tubuh anaknya kini mengalami pertukaran yang tidak dapat di mengerti semua orang. Narcissa menerimanya dengan baik walau terdapat amarah dan juga keterkejutan dalam wajahnya.

Tapi tidak dengan Lucius. Saat pertama mendengar itu, ia marah dan menuduh Snape sedang bergurau. Sampai surat dari Hogwarts datang; surat yang di tulis langsung oleh anak merekaㅡDraco. Menjelaskan saaat ini ia mendapat masalah serius dengan Potter, bagaimana pertama kali dia mendapati bahwa tubuhnya saat ini bukanlah tubuh yang dia kenal, dan berbagai hal yang biasanya Draco sering ceritakan saat ia mendapat masalah. Di perkuat dengan tulisan yang memang mirip tulisan tangan Draco.

Lucius dan Narcissa sudah menyiapkan hati, jika nanti mereka bertemu dengan rupa anaknya yang berbeda. Tapi ternyata saat waktu itu tiba, hal yang sudah di persiapkan Narcissa pada jauh hari sebelumnya, menolak apa yang sudah di kehendakinya. Saat matanya bertemu dengan tubuh anaknya, saat matanya menatap tubuh itu kini terlihat banyak luka, membuatnya tidak bisa berpikir jernih dan membuat semua ini menjadi tidak masuk akal.

Bagaimanapun juga ia tetaplah seorang ibu. Otaknya memang menolak kebenaran ini, namun hati kecilnya mengatakan jika tubuh didepanya ini bukanlah Draco yang ia besarkan, bukanlah Draco; anaknya. Untuk melepas rasa sesak itu, Narcissa hanya menggenggam sejenak tangan Draco atau yang sudah ia yakini sebagai jiwa Harry. Meremasnya sebentar, lalu ia beranjak kesisi ranjang sebelah kananya. Menuju jiwa anaknya, yang ia lihat wajah itu bukanlah wajah yang biasa tersenyum, sedih, bahagia, marah dan senang seperti yang selalu di tampilkan Draco saat bersamanya.