👧?👧👦

1.7K 223 16
                                    


Hele pov.

Kita tidur seranjang kingsize dengan guling yang memisahkan kita.. :(. Ya gapapalah masih belom sahh..

Ini masih jam 6 pagi dia masih tertidur.. wajahnya pure seperti bayi..

Tadi malem aku dengar dia tellphonan sama seseorang, siapaya? Bodohnya waktu itu aku terlalu mengantuk.

Andainya aku tidak mementingkan egoku. Lihatlah dirimu, bahkan tidak egois samasekali untuk menganggapku.. ya meskipun hanya sekedar sahabat. Aku tau kita takdir, makanya keajaiban ini datang padaku.. untuk mengajariku tentangmu.. bukan?

Hidupmu ternyata seperti ini, untung saja waktu itu orang tuaku membawamu tinggal di Korea, dan itu karena aku sangat ingin memiliki tetangga.

Saat kau datang aku tidak kesepian lagi.. kau tau itu? Tidak! seharusnya aku yang menanyakannya pada diriku sendiri! Aku tidak tau! tapi sekarang aku tau.

Kau memiliki arti dihidupku.. dan aku baru menyadari hal itu.
Aku sangat takut dan merasa kurang jika seandainya kau tiba-tiba menghilang begitu saja dari hidupku.

Aku tidak yakin kalau aku akan tetap menjadi seorang Hele yang menjalani hidupnya dengan penuh warna hingga hidupku pantas dianggap hidup.

Dan semua itu berasal darimu. Hidupku yang sebenarnya hanyalah sebatas hitam-putih gak jelas, sama sepertimu, Chenle.

Aku bersyukur, aku jadi memiliki waktu bersamamu. Dimana kau memberiku banyak kesenangan.. segala perlakuanmu yang membuat jantungku akhirnya bekerja keras.

Kau mengambil separuh dari alasanku masih bertahan dalam hitam-putihnya kehidupan.

Awalnya aku menyukaimu, menyayangimu,
Bahkan kurasa aku benar-benar sudah mencintaimu seutuhnya..
Terimakasih Zhong Chenle.

Hele pov end.

"Ah Hele.. kau sudah bangun. Kita akan kedatangan tamu hari ini.." Chenle terbangun dan dia tidak lagi terkejut :V.

"Aku akan mandi.. kau tidak mau pulang?"

"Ehm, aku akan disini sebentar.."

Chenle mengangguk tersenyum pada Hele kemudian beranjak menuju kamar mandi. Hh tampannya..

.


Chenle keluar, lengkap dengan pakaian.

"Yahh... padahal aku menunggu, untuk melihat perutmu."
Hele manyun-manyun sambil mengayunkan tanganya ketembok.

"Hele~ Hele." desah Chenle heran.

"Akh" pekik Hele tiba-tiba.
"Aw sakit,, tanganku." Hele meringis kesakitan ketika tangannya tertusuk paku..
lumayan dalam.

Chenle yang melihatnya panik, langsung mengambil bajunya sembarang untuk menutupi luka Hele yang mengeluarkan banyak darah..

Kemudian mengetikan sesuatu diponselnya panik, tapi gak rempong juga sih.
"Hallo dok. Tolong datang kerumahku yang lainnya,, cepatlah." kemudian memutus sambungan teleponnya kasar.

Sementara itu, Hele masih meringis ngilu..

Untuk menenangkan Hele, Chenle menepuk halus punggung Hele.

"Tunggu,,"
"Pasti sakit. Maaf paku itu pasti menyakitimu. Maaf Hele.." kata Chenle berulang kali.
Chenle sangat Khawatir.

"Gak sakit banget kok. salahku juga itu tadi.."

Dalam hati..
'Ini ngilu demi tuhan! Tanganku sepertinya sudah hilang.. bodoh kali aku ini!  Chenle.. maaf jadi ngerepotin. Sakit banget mamah!!' ingin rasanya menangis.

.

"Bagaimana?"

"Dia butuh istirahat sebentar.. terlalu banyak darah yang ia keluarkan sehingga membuatnya lemas.." kata dokter, kemudian pamit.

.

Hele terbangun merasakan tanganya kesemutan sehabis insiden tusuk paku, yang kini sudah dibalut perban.

"Chenle??" Hele bingung karena tidak menemukan Chenle.

'Mungkin di bawah?' Batin Hele, kemudian beranjak menuju lantai bawah..

Hele terdiam.
Melihat pemandangan dibawah sana. Tubuh Hele seketika menjadi kaku. Hele menangis..
Bagaimana tidak!?

Chenlenya sedang berbaring dengan seorang gadis cantik di sofa sambil tertawa ria.

Rasanya begitu hancur berkeping-keping. Hele tak lagi bisa berpikir jernih dengan kondisi saat ini. Sakit dimana-mana.
Hele merasa terhianati dengan keyakinannya sendiri.

Lutut Hele melemas dan akhirnya terduduk pada anak tangga. Menangis dalam diam, dan menyebut-nyebut bahwa dirinya ternyata salah. Ini bukan takdir, terus apa keajaiban yang tak masuk akal ini?

Hele menormalkan nafasnya, kepalanya kini berdenyut-denyut pusing ditambah mendengar rayuan-rayuan dari mulut gadis itu, kemudian mereka tertawa bersama.
Sementara Hele..

Hele tak tahan lagi, dia harus segera keluar!
Hele berjalan menuruni tangga.

"Chenle aku pulang." Penuh penekanan dengan sedikit bergetar.

'Chenle bahkan tidak peduli denganku..?'

Hele memalingkan wajah yang sayangnya ketahuan, kemudian melesat pergi meninggalkan rumah Chenle.

'Aku kecewa. Sebenarnya untuk apa kehadiranku?' ~Hele

'Hele..?' ~Chenle

Hele menangis sejadi-jadinya..

💔💝💔

.


.

.

.


.


Persennya belum muncul..

Battery Of Love | Zhong ChenleWhere stories live. Discover now