2. WEEKEND

5 0 0
                                    

Hallo! Jangan lupa vote & komen ya teman-teman.

---------------------------

-ADMIRER-

"Ra, tadi pas jalan balik gua liat Edgar, lho!" Seru Della

Malam ini mereka kecuali Yasmin sedang berkumpul dirumah Zianty, sambil mengerjakan tugas bersama.

"Dimana?" Arora menoleh ke arah Della yang kembali fokus ke buku nya.

"Gercep lo, Ra kalo masalah Edgar." Felli menyambar .

"Masalah buat lo emang?" gerutu Arora sambil memainkan ponselnya.

"Biarin napa sih, Fell. Temen lo kan lagi kesemsem sama doi." seru Sarah.

"Tau ya. Iri aja si jomblo." kata Arora pada Felli.

"LAH NGACA LO, TAI!" Arora hanya tertawa mendengar omelan Felli.

"Tadi gua ketemu di dekat supermarket yang gak jauh dari sekolah itu, dia lagi bonceng cewe tapi." kata Della yang membuat mood Arora turun.

"Gak usah cerita kalo gitu mah, Dell." kata Arora.

"Mampus lo!" Felli menertawakan Arora terbahak-bahak.

"Sabar, Ra. Konsekuensi itu nama nya suka diem-diem sama orang." Zianty yang dari tadi hanya diam mulai ikut berbicara.

"Nah, bener tuh kata Zianty, Ra." sambung Calista

"Emang ya, sakit bener suka sama orang tapi gak bisa ngungkapin perasaan kita nya." kata Arora sedih.

"Jangan gitu dong, siapa tau nanti dia bakal ngelirik lo, Ra." Zianty berbicara lagi.

Ya, semoga saja begitu. Seperti apa yang Arora harapkan.

***

Arora dan yang lain memutuskan menginap dirumah Zianty semalam. Berhubung hari ini adalah Sabtu. Orang tua Zianty juga sedang tidak berada dirumah, karena sedang diluar kota mengurusi bisnis nya.

Arora bangun paling pagi, melihat jam ternyata sudah jam 6 pagi. Dibanding yang lain nya, Arora lah yang paling tidak bisa bangun siang saat libur sekolah, mentok-mentok bangun jam 8 itu juga jarang.

Dia bangun dari kasur dan melihat ada Della dan Sarah dikamar tamu ini masih tidur. Zianty, Calista, dan Felli tidur dikamar Zianty sendiri.

Dia berjalan ke arah dapur mengambil air putih untuk diminum nya. Dari arah lain nya ternyata Zianty datang sambil mengucek mata nya.

"Loh, udah bangun aja, Ra." kata Zianty.

"Iya, lo tau kan gua gak bisa bangun siang dari dulu."

Zianty hanya mengangguk pertanda paham yang dimaksud Arora.

"Ty, gua masak nasi goreng boleh?" tanya Arora sambil menatap Zianty.

"Boleh, ambil aja bahan nya dikulkas, gua bantu ya?" jawab Zianty sambil melangkah ke arah kulkas nya.

"Oke."

Sambil memotong dan memanaskan minyak untuk menggoreng telur nya, Arora hanya melamun.

"Ra." tegur Zianty pada Arora.

Arora kaget. "Eh, iya kenapa, Ty?"

"Kaget banget gue panggil gitu." Arora hanya tersenyum kikuk.

"Jangan dipikirin, Ra si Edgar mah. Kan udah gede." goda Zianty.

"Apaansih, Ty. Gak ada yang mikirin juga."

"Masa sih, kalo gak mikirin kenapa salah tingkah gitu." Zianty menggoda Arora habis-habis an.

"Kalo jodoh mah gak bakal kemana, Ra." sambung nya lagi.

"Iya, Ty. Paham kok." Arora tersenyum sambil melanjutkan tugas nya tadi.

***

"Wuih, siapa nih yang masak?" Felli turun dari kamar Zianty.

"Berisik! Mending cuci muka sama mulut lo, bau iler." ejek Arora pada Felli.

"Heh, enak aja. Gue mah kalo tidur cakep ya ga ileran kaya lu." Felli berseru keras, bentuk protes karena tidak terima dengan apa yang Arora tuturkan tadi.

"Dih, ga kebalik ya?" Arora memutar mata nya malas lalu duduk dimeja makan.

"Udah sono, Fell. Bau banget lu." Zianty menimpali.

Arora tertawa puas karena secara tidak langsung Zianty membela nya. Sedangkan yang diejek merengut kesal dan pergi ke toilet.

"Gue bangunin yang lain dulu ya, Ra." pamit Zianty. Arora hanya mengangguk pertanda setuju.

***

"Ra, kenapa sih lo bisa suka sama dia?" tanya Sarah saat sedang duduk di balkom kamar Zianty.

Sore ini begitu cerah, masih sekitar jam 5 sore. Mereka memutuskan duduk berdua dibalkon karena teman-teman nya sedang karaoke-an didalam, jenuh mendengarkan teman-teman nya, Arora pindah ke balkon dan disusul Sarah sekitar 10 menit lalu.

"Gak ada alasan kan kita buat suka sama orang lain?" jawab Arora.

Sarah berdecak sebal. "Harus ada lah. Kaya misalnya lu nih suka es krim, kenapa lu suka? Karena enak kan? Karena manis kan?" Begitu juga lo, kenapa lo suka sama cowo itu?"

"Dia baik sama gue."

"Klasik banget sih, Ra alesan nya." Sarah sebal sendiri mendengar pengakuan dari sahabatnya.

"Tadi lo nanya, sekarang gue jawab tapi lo ga terima." Arora menjawab perkataan Sarah dengan datar.

"Ya abisnya, secara kan, dia dikenal nya bad banget, Ra. Apalagi sama guru. Minus banget kelakuan nya."

"Yang kaya gitu gak bisa jadi tolak ukur buat kita gak suka sama orang, Sar." Arora melanjutkan ucapan nya. "Kita gak berhak juga nge-judge dia gitu aja. Emang kita tau sifat dia selain yang lo omongin barusan? Enggak, kan? Bisa aja dia punya sifat yang baik juga."

"Ah gini nih ngomong sama orang yang lagi jatuh hati. Ngebela doi terus." Sarah memalingkan wajahnya menatap matahari yang akan menghilang dari langit itu sambil meminum es teh nya.

"Gak gitu, Sar. Bener kok gue bilang gitu." bela Arora pada diri nya sendiri.

"Iya suka-suka lo deh."

Arora hanya tersenyum menanggapi nya. Sudah biasa teman-teman nya bersikap seperti ini, karena menurut mereka Arora tidak pantas menaruh perasaan pada Edgar. Lelaki itu yang sudah memenuhi hati nya sejak 1 tahun yang lalu.

***

Haii! Semoga suka sama part kali ini ya HEHEHE, di part ini kita berkenalan lebih jauh sama 6 cewe ini, karena 1 nya gak bisa ikut😛

rimmid🌈

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 23, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AdmirerWhere stories live. Discover now