Bab 10

152 23 0
                                    

Pembaca diharapkan bijak.
Cerita ini berlatar masa sekarang dan masa lalu.
Cerita ini mengisahkan perjalanan kisah cinta, perjuangan, dan pengorbanan.
Tidak ada unsur menyindir atau menyinggung pihak manapun.
Jika terdapat kesalahan atau kesamaan nama, itu memang ketidak sengajaan.
Cerita bertemakan romantis, aksi, dan komedi.
(Tidak suka dengan cerita ini silahkan tinggalkan komentar)

***


Minseok berjalan pelan menelusuri rumah milik pimpinannya Tuan Oh, Sehun masih ada urusan sedangkan dirinya disuruh langsung menuju ruang milik Sehun. Antara rumah utama dengan ruang milik cukup jauh, mungkin butuh lima menit. Ruang milik Sehun layaknya apartemen, ruang yang sebenarnya kamar tidurnya sangatlah bagus membuat orang-orang pasti berdecak kagum.

Jika kau melewati pintu masuk kamar Sehun akan disambut dengan kolam ikan koi dan tumbuhan teratai merah muda yang sengaja ditanam. Pintu masuk terbuat dari kaca bening namun tidak dapat melihat apapun jika dilihat dari luar. Ia masuk ke dalam, tempat tidur masih sama berukuran besar dengan sprei yang sudah diganti menjadi warna biru muda.

Di depan tempat tidur ada tivi selebar papan tulis kursus bahasa inggrisnya dulu. Jika menuju ke kanan akan disuguhi pemandangan lapangan luas berwarna hijau dan ditumbuhi pohon-pohon dan bunga-bungan yang susah didapatkan di sini. Ia berjalan sejenak menikmati udara senja yang menerpa wajah bersihnya.

Ia kembali mengingat pertemuan pertama kalinya dengan Sehun, tidak pernah terpikirkan akan berjalan sejauh ini. Ia jatuh kepada anak muda yang usianya terpaut cukup jauh darinya, entah apa yang mereka pikirkan saat saling menerima pengakuan cinta masing-masing. Apa yang dipikrkan Sehun tentangnya sehingga menyukainya?

Ia tidak percaya dengan adanya reinkarnasi, namun setelah apa yang terjadi ia sedikit mempercayainya. Kedatangannya tadi disambut hangat oleh keluarga Sehun sebagian, bisa dibilang hanya Ibu dan Neneknya karena mereka tidak tahu tentang hubungan mereka.

Entah apa yang dipikirkan Ibu dan Nenek Sehun mengenai hubungan mereka, lingkungan dan negara ini belum tentu bisa menerima mereka. Ia takut berpisah dengan Sehun, takut kehilangannya untuk kedua kalinya. Ia ingin menjadi yang terbaik untuk Sehun dan kekuarga mereka. Memikirkan tentang hubungan mereka diterima dalam keluarga satu sama lain saja membuat kepalanya berdenyut ringan.

"Kau kenapa tidak masuk ke dalam?" Suara rendah Sehun terdengar di telinga Minseok.

Minseok menoleh pelan, "aku sedang memeikirkan masa depan kita, akankah berjalan sesuai dengan keinginan."

Sehun mengeratkan jaket yang ia letakkan di pundak Minseok. "Jangan terlalu memikirkannya, perjalanan kita masih jauh Hyung. Yang perlu kita pikirkan sekarang adalah, mempersiapkan untuk makan ramyeon. Aku ingin makan ramyeon secepatnya."

"Kau ini, tidak bisa mengobrol dengan serius."

"Ayo sayang masuk ke kamar, di luar sangat dingin."

"Baiklah."

Mereka berdua berjalan beriringan memasuki kamar milik Sehun.

**

"Bisakah aku mandi dulu?"

"Ya Hyung, kau bisa mandi terlebih dulu." Ia menghampiri lemarinya menyiapkan pakaian ganti yang bisa dipakai Minseok. Ia meletakkan piyamanya di kasur, sementara ia menunggu Minseok selesai mandi Sehun menuju kulkasnya yang sudah terisi dengan bahan-bahan makanan.

Selesai mandi mereka akan memaaak makanan sebelum memakan ramyeon, karena menu utama hari ini adlah ramen, jadi Sehun pikir akan tepat jika memakan sesuatu lainnya.

Setelah mengeluarkan beberapa bahan makanan, ia melepas seluruh pakaiannnya dan melilitkan handuk di pinggangnya. Tepat pada saat itu Minseok memanggil namanya untuk meminta baju ganti padanya. Kepala Minseok menyembul dari balik pintu kamar mandi, dan tangannya terulur ke luar.

봄 꽃처럼 내게 와라 (Datanglah kepadaku seperti bunga di musim semi) End SoonWhere stories live. Discover now