Berharap jika saja ada seseorang yang akan memeluknya dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Tapi seketika ia sadar, bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi.
• • •
Bagi Sohyun, mengalami hal buruk seperti ini bukanlah hal aneh. Ia sudah sangat terbiasa mendapati semua takdir buruk. Tersakiti, lalu hanya bisa menangis sendirian. Ya, benar-benar menyedihkan.
Di saat-saat seperti ini, Sohyun biasanya akan pergi ke suatu tempat yang sepi lalu berdiam diri di sana untuk waktu yang cukup lama. Dan sebuah taman di ujung perumahannya itu menjadi sebuah pilihan bagus baginya.
Awalnya Sohyun ingin sekali ada seseorang yang datang dan menemaninya. Ya, setidaknya membagi kesedihannya bersama. Namun saat ia melihat sosok lelaki yang berlari ke arahnya itu, entah kenapa rasanya Sohyun ingin berlari dari sana secepatnya.
"Kim Sohyun! Sudah kuduga kau ada disini!"
Sohyun tidak terkejut saat tahu siapa lelaki di hadapannya itu. Ya, Kim Taehyung yang akhir-akhir ini bahkan tidak bisa dilihatnya.
"Aku kerumah mu. Bibi Song bilang kau sedang keluar. Jadi aku mencarimu kemari. Ternyata benar."
Sohyun tidak menjawab Taehyung. Entah karena muak atau terlalu lelah bahkan hanya untuk menyambut percakapan itu. Hanya bisa bersyukur karena taman itu lumayan gelap. Sohyun yakin Taehyung tidak bisa melihat wajah sembabnya itu.
"Apa ada masalah? Kau akhir-akhir ini jarang pergi ke taman ini. Kenapa tiba-tiba duduk disini? Dan juga kenapa di malam hari?"
Sohyun terkekeh kecil. Mencoba untuk berbicara padahal suaranya masih bergetar.
"Perasaanmu saja. Aku hampir setiap malam duduk disini. Kau saja yang sudah jarang menemuiku. Jadi kau tidak tahu."
Sempat ada jeda diantara mereka. Hingga akhirnya Taehyung menarik tubuh Sohyun agar mendekatinya. Lalu meletakkan kepala wanita itu di bahunya.
"Kau baru saja menangis? Ada apa?"
"Aku tidak menangis."
"Jangan membohongi ku, suaramu jelas mengatakan jika kau baru saja menangis."
Sohyun menghembuskan nafasnya kasar. Tidak berniat untuk membicarakan semua itu bahkan ketika Taehyung tengah menatapnya dengan serius.
"Ceritakan padaku."
"Tidak perlu. Kau juga tidak akan bisa melakukan apapun."
"Kau bahkan belum mengatakannya padaku, bagaimana aku bisa tahu jika aku tidak bisa melakukan sesuatu untukmu?"
Sohyun sempat terdiam sebentar. Menarik nafas sedalam mungkin agar tidak kembali menangis. Namun tetap saja air mata itu kembali turun.
"Aku tidak ingin membicarakannya."
"Sohyun-ah.."
"Kenapa kau tadi mencari ku?"
Taehyung menghembuskan nafasnya kasar. Menarik tubuh Sohyun agar menghadapnya dan memegangi kedua tangan wanita itu dengan erat.
"Jangan mengubah arah pembicaraan. Katakan saja apa yang terjadi. Mungkin aku bisa melakukan sesuatu--"
"Orang tuaku bercerai. Dan tidak satupun dari mereka yang ingin mengambil hak asuhku. Kau puas? Sekarang katakan apa yang bisa kau lakukan?"
Taehyung terdiam membisu. Ia benar-benar tidak menyangka Sohyun mengalami hal seburuk itu. Hanya bisa membiarkan Sohyun kembali menangis disana.
"Orang tuamu.."
ESTÁS LEYENDO
• ALONE •
FanfictionKesepian, dan sendirian. Senjata kehidupan mematikan yang sering kali berakhir membuatmu membenci dirimu sendiri. Sohyun hanya ingin seseorang ada untuknya, namun ia tak pernah tahu bahwa kehadiran seseorang dalam hidupnya mampu membawa kebahagiaan...
• Trouble •
Comenzar desde el principio
