Healing

3.4K 533 256
                                    

"Menurutmu lebih nyaman tinggal di apartemen atau di rumah?"

"Memang apa bedanya?"

"Beda, kalau di apartemen pasti ada aturan yang harus ditaati, kalau di rumah, kita yang punya wilayah pribadi." Yeriana pernah membayangkan betapa menyenangkan memiliki peliharaan seperti kucing, anjing atau kelinci. Pernah sekali ia berpikir untuk mengadopsi, namun sepertinya bukan ide bagus karena ia tinggal di apartemen dan seorang diri. Lagipula ia harus benar-benar mau belajar merawat hewan peliharaan, kata Irene, sekali kita memelihara hewan, kasih sayangnya akan setara seperti menyayangi keluarga sendiri.

"Kalau aku tidak terlalu mempermasalahkan di mana kita tinggal, kalau mau ketenangan, mau di rumah atau apartemen bisa kita dapatkan, tergantung tinggal di wilayah mana."

Yeriana melihat Jungkook menyesap susu cokelat hangat, meski jam menunjukkan angka enam pagi, Jungkook bersiap kembali ke apartemennya karena harus berganti baju. Semalam mereka tidur dalam satu ranjang, tidak ada yang istimewa karena Yeriana sedang tidak mood untuk cuddling.

"Kalau beli rumah pasti lebih mahal daripada harga apartemen."

"Memang rencana mau tinggal di mana? Kita bisa bicarakan, tidak harus tahun ini, bisa dua atau tiga tahun lagi. Lagipula aku punya apartemen, kau juga. Anggap saja kita sedang berinvenstasi."

Mata Yeriana tampak berpikir, satu tangan menopang dagu, "setelah menikah mau tinggal di apartemen siapa?"

"Mana yang membuatmu nyaman?"

Yeriana berkedip, "aku bukannya banyak mau, tapi menurutku lebih baik kita tinggal di sini kalau kau tidak keberatan."

"Apa aku boleh tahu alasannya?"

"Karena jiwaku sebagian besar terikat di sini, my real home, teritoriku."

Jungkook mengangguk-angguk, "kalau dilihat sebenarnya lebih luas apartemenku, aku bisa berkompromi kalau kau mau menatanya. Lagipula akses menuju kantormu dan kantorku lebih dekat dari apartemenku."

Yeriana sebetulnya tahu persis kalau menetap di apartemen Jungkook akan memberikan benefit lebih besar, namun ada satu ganjalan yang ia sendiri masih menimbang, perlukah diutarakan?

"Kamarku hanya akan ada foto kita, Ana. Begitupun dengan isi apartemen, mungkin akan bertambah kalau nanti punya anak."

Kadang Yeriana heran, apa di atas kepalanya ada teks boks setiap kali ia berbicara dengan Jungkook? Kenapa tunangannya itu seperti bisa membaca isi pikirannya? Apa wajahnya sangat kentara kalau tidak nyaman? Yeriana dibuat speechless sekali lagi. Ditambah, ada bahasan soal anak-anak? Yang benar saja, dia bahkan belum berpikir ke arah sana.

"Kau mau membahasnya sekarang atau setelah menikah?"

Satu kibasan jemari di depan muka Yeriana membangunkan perempuan itu dari ketidakfokusannya, "lebih baik tidak sekarang."

"Oke, aku siap kapan saja kau mau mengajakku diskusi," Jungkook telah menghabiskan susu cokelat. Menatap jam tangan, ia lantas mengambil jas lalu dipakainya. "Aku pulang sekarang."

Yeriana membuntuti dari belakang, diamatinya presensi Jungkook yang terlihat menunduk hendak memakai sepatu, "jangan mengebut," pesannya.

"Iya," Jungkook membuka pintu, namun sebelum kakinya melangkah keluar, ia mengulurkan satu tangan. Lalu Yeriana mendekat dan memberikan satu kecupan ringan di bibir. Sepertinya kode-kode kecil di antara keduanya mulai dimengerti, Jungkook tersenyum ketika Yeriana mengatakan bibirnya manis karena efek susu yang tadi diminum.

"Nanti malam aku lembur."

"Jangan kecapekan," Yeriana menyeka bibir bawah Jungkook, "aku kirim makan siang ya?"

OutrageousDär berättelser lever. Upptäck nu