Full Moon Ritual

2.5K 335 229
                                    

Maafkan sungguh para readers yang udah nunggu lama
Banyak ffku yang terbengkalai karena beberapa akhir ini aku menikmati menjadi readers seperti kalian
Lompat dari satu cerita ke cerita lain, saat itu aku bergumam dalam hati, betapa nikmatnya jadi readers

Itu alasan kedua, alasan pertama karena ada satu reader yang komen di ceritaku dan sedikit menyentil hatiku dan bikin aku down beberapa lama

Eh,

Tapi aku ingat, dari seorang readers itulah muncul kembali jiwa menulisku yang lama terkekang

Meski tulisanku, hanya seperti sambal terasi di meja makan
Bau, tapi nikmat dan gurih

Di chapter ini akan sedikit rumit mungkin, dengan bumbu pedas di bagian akhir, berkaitan ritual bulan purnama.

Demikian kata pengantar dari saya

Selamat membaca

*
*
*

Jam 10 malam, saat Yibo selesai nonton film di bioskop bersama Tao. Yibo membawa Tao ke sebuah gubuk, yang kata Yibo itu adalah tempat Yibo menyendiri. Tak ada satupun yang tahu tempat itu, ibunya, Sehun bahkan Zhan tidak pernah Yibo bawa ke tempat spesialnya ini.

Gubuk itu berada di tengah hutan, seluruh dindingnya terbuat dari bambu, pintu dan jendelanya terbuat dari kayu mahoni tua warna coklat tua dengan garis kemerahan yang melengkung.

Tao tidak mengerti kenapa Yibo membawanya ke tempat itu. Ia hanya mengikuti apa yang Yibo inginkan, sesuai dengan rencananya untuk membuat Yibo jatuh hati padanya.

Ada satu kursi tua di tengah ruangan sempit itu, terbuat dari rotan. Kursi yang mencurigakan, sebab tak ada perabot berharga di dalam gubuk itu kecuali kursi dengan lingkaran di tengahnya. Sebuah tali tambang di dinding dan tungku perapian yang kosong. Persis seperti gubuk nenek sihir di cerita dongeng.

Yibo menyuruh Tao duduk yang dibalas anggukan oleh si tuan muda. Pemuda dingin itu tak banyak bicara, ia mengambil tali yang berada di dinding kemudian mengikat tangan Tao ke sisi kursi.

"Kau ingin melakukan apa?" tak ada sirat ketakutan di mata sayu itu, Tao hanya penasaran apa yang akan diperbuat Yibo padanya.

Setelah ikatan yang dipasang Yibo selesai, pemuda itu mengambil sebuah pisau lipat di sakunya. Dari benda tajam yang mengkilat oleh cahaya lilin itu, Tao yakin Yibo akan menggores lengannya seperti yang pernah ia lakukan dulu di kastil.

"Aku ingin sedikit darahmu Tuan," pinta Yibo dengan suara rendah, dan itu terdengar sexy di telinga Tao, sehingga tuan muda yang arogant itu menganggguk setuju.

Yibo membuat goresan kecil di lengan Tao hingga berdarah, Yibo mendekatkan bibirnya ke kulit Tao, mengecap rasa unik dari darah bangsawan. Yibo menyukai aromanya juga, Yibo mengendus sesekali sebelum akhirnya menghabiskan tetesan yang mengalir hingga Yibo merasa puas dengan rasanya.

Tao tersenyum melihat Yibo puas, namun bangsawan moroi tak bisa berlama-lama di tempat itu. Ia harus kembali ke apartemen Luhan untuk mengembalikan tenaga.

Dengan kekuatan moroi bangsawan, Tao menutup mata dan memusatkan kekuatannya agar bisa sampai di tempat tujuannya dengan satu kedipan mata. Tao berteleportasi dengan baik, 3 detik kemudian ia telah menghilang dari tempat Yibo.

Yibo tertawa rendah, mengusap sudut bibirnya. Sekelebat sosok hitam muncul di hadapannya.
"Kau memang cerdas Lan Yibo," puji sosok tinggi di depan Yibo.

Different Blood (Tamat di PDF)Where stories live. Discover now