"Baiklah. Pulang sekolah Yoora tunggu Paman di gerbang sekolah, oke?"

.
.
.

Sebuah pintu kamar hotel terbuka. Lampu-lampu yang sempat padam kini menyala menyinari seluruh ruangan persegi empat tersebut.

Yoongi dan Yoora, mereka memasuki kamar hotel yang Yoongi sewa selama ia mengerjakan proyek di kawasan Jeongson.

Setelah lelah bermain di karnaval, mereka pun memutuskan pergi ke hotel untuk beristirahat sejenak sebelum akhirnya mengantar gadis kecil itu ke rumahnya.

"Jadi Paman tinggal di sini?"

"Ya, hanya sementara sampai Paman selesai mengerjakan proyek sekolahmu."

Selagi Yoongi menyiapkan minuman hangat dan camilan yang tadi sempat ia beli di supermarket. Yoora menelusuri kamar tersebut. Ini kali pertamanya ia melihat sebuah ruangan kecil yang memiliki fasilitas cukup lengkap. Ia menaiki ranjang king size yang terletak di tengah ruangan, mencoba kasur empuk tersebut dengan berloncat-loncat ringan.

"Oh? Siapa ini?" tanya Yoora saat dirinya menemukan sebuah bingkai foto. Tubuh Yoongi pun berbalik sembari membawa nampan berisi dua gelas coklat hangat dan satu kotak kue choco.

"Itu Saeron. Putri Paman."

"Putri Paman?" Yoora menyandingkan bingkai foto bersebut dengan wajah Yoongi.

"Tidak mirip pun,"

"Masa sih?"

Yoongi duduk di samping Yoora, mengangkat tubuh kecil itu untuk duduk di pangkuannya.

"Saeron memang mirip ibunya. Bukankah dia cantik?"

"Yoora juga cantik, mirip seperti ibu." ungkapnya tak mau kalah.

Yoongi pun hanya mengangguk pasrah, tak mau membuat gadis kecil itu marah dan merengek ingin pulang.

Setelah menggeser tubuh Yoora dari pangkuannya, Yoongi beralih ke sisi depan ranjang membawa nampan yang sempat ia taruh di nakas.

"Bisa tolong ambilkan buku sketsa paman di laci nakas?"

Yoora pun buru-buru menyimpan bingkai foto tadi. Lalu membuka laci nakas dengan senang karena saat di perjalanan Yoongi bicara jika ia akan mengajari Yoora menggambar sketsa.

Mata Yoora begitu berbinar saat melihat banyak sekali buku di dalam laci tersebut. Ia pun mengambil beberapa dan kembali menutup lacinya. Tapi saat hendak memberikannya pada Yoongi, tangan kecilnya itu ternyata tak kuat menahan beban buku-buku tersebut hingga membuatnya jatuh dan lembaran-lembaran sketsa milik Yoongi berserakan di lantai.

Yoongi terkejut bukan main, ia takut jika hasil karyanya rusak sebelum diberikan pada para client-nya.

"Ah, Yoora. Kenapa kau tidak berhati-hati?!" Suara Yoongi meninggi, membuat Yoora yang sedang membereskan berkas-berkas tersebut tersentak dan mulai menangis.

"Maaf," lirihnya begitu menyesal.

Yoongi yang mendengar suara isakan dari Yoora itu seketika merasa bersalah. Ia tak bermaksud memarahi gadis itu dan membuatnya menangis.

"Jangan menangis," Yoongi meraih tangan Yoora yang tengah menyeka air matanya, "maaf yah, Paman hanya terkejut tadi. Paman tidak marah kok."

Yoora tak menjawab, wajahnya menunduk karena takut melihat Yoongi.

"Sudah jangan menangis yah. Sekarang Yoora bantu Paman menata kembali berkas-berkas ini."

Yoora pun akhirnya mengangguk setuju. Ia mulai mengambil lembaran-lembaran kertas yang sudah dipenuhi oleh garis-garis pensil, menumpuknya hingga pandangannya terpaku pada salah satu kertas foto yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berjongkok. Ia raih kertas berukuran 4R tersebut, membaliknya dan menemukan sosok perempuan yang tak asing baginya.

"Ibu?"

Suara lirih dari Yoora membuat Yoongi mendongak, tangannya berhenti menumpuk berkas-berkas sketsanya. Ia melirik ke arah Yoora yang tengah memegangi satu lembar foto. Yoongi tak ingat jika foto tersebut pernah ia selipkan.

"Kenapa Paman punya foto ibuku?"

Yoongi semakin tak mengerti, ia bahkan tak pernah bertemu dengan ibu Yoora. Bagaimana bisa ia menyimpan fotonya?

"Ibumu?"

Gadis itu mengangguk, lalu sedetik kemudian ia membalikkan foto tersebut dan menampakkan gambar seorang perempuan yang tengah tersenyum lebar dengan mengenakan seragam cafe milik sahabatnya. Ia baru ingat foto itu, foto yang dulu gadisnya ambil saat diterima menjadi karyawan J'Brother Cafe.

"Iyah, ini ibu."

"Nara ... ibumu?"

Yoora mengangguk dengan mantap, "Benar. Nama ibuku, Nara. Bagaimana Paman bisa tahu?"

.
.
.
.
.
.

Nah, nah, nah .... gak akan aku ketemuin dulu di part ini, sengaja aku gantungin lagi 😁😁😁

Oke, jangan lupa vomentnya. Biar aku lebih cepet lagi updatenya (padahal ini udah tiap hari loh)

see you to the next chap 😘😘

💕💕💕

J_Ra

✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]Where stories live. Discover now