34. Drive Home

Mulai dari awal
                                    

"Aku tidak keberatan, aku bisa mengantarnya pulang."

"Oh benarkah? Kalau begitu terimakasih. Katakan padanya, aku akan segera pulang jika hujan di sini sudah reda."

"Baiklah," Yoongi pun menutup sambungan teleponnya.

"Ayah akan menjemputku 'kan Paman?"

Yoongi mengelus lembut rambut panjang Yoora dengan sayang, "Ayah Yoora sepertinya akan terlambat datang ke sini. Bagaimana jika Yoora pulang bersama Paman saja? Yoora tahu jalan pulang 'kan?"

Yoora mengangguk.

"Bagus. Kalau begitu Paman ambil mobil dulu. Yoora tunggu di sini. Jangan bicara dengan sembarang orang. Oke?"

.
.
.

"Di sana Paman,"

Yoora begitu bersemangat di kursi penumpang, ia duduk bersebelahan dengan Yoongi di sisi kemudi.

"Di sini?" Yoongi pun meminggirkan mobilnya tepat di sisi rumah tak berpagar tersebut.

Setelah benar-benar terparkir dengan sempurna. Yoongi membantu Yoora untuk membuka sabuk pengaman yang mengikat tubuh kecil tersebut.

"Paman mau ikut masuk? Biar nanti Yoora kenalkan dengan ibu."

"Bolehkah?"

"Boleh dong, ayo ...."

Yoora pun keluar seraya memanggil ibunya dari luar rumah. Yoongi pun menyusul, melihat gadis kecil itu membuka pintu rumah tanpa perlu mengetuknya terlebih dahulu.

Yoongi mengedarkan pandangan, melihat setiap sisi rumah dengan teliti. Dia cukup terpukau dengan desain rumah yang berdiri kokoh di sisi dekat danau tersebut. Rumahnya memang kecil tapi masih enak untuk dipandang. Rumah dengan bahan kayu tersebut membuat Yoongi mendapat inspirasi untuk proyek ia selanjutnya.

Setelah di depan pintu, Yoongi bisa melihat isi rumah tersebut. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah sebuah dapur. Aneh memang, biasanya jika pertama kali masuk ke rumah akan disuguhkan dengan ruang tamu atau ruang keluarga. Tapi rumah ini berbeda, bagian dapur di depan lalu diberi sekat lemari kayu untuk memisahkan area dapur dan ruang keluarga. Lalu ada dua ruangan lain yang Yoongi pastikan adalah ruang tidur atau kamar.

Yoongi yang tengah menelisik lebih dalam rumah tersebut pun di buyarkan dengan pertanyaan yang sering dilontarkan oleh tuan rumah pada tamunya.

"Paman mau minum apa?" tanya gadis kecil itu setelah keluar dari salah satu kamar masih dengan seragam sekolahnya.

"Tidak perlu repot-repot. Setelah Paman bertemu dengan ibumu, Paman akan segera pulang. Tadi teman Paman memberi pesan, ada yang harus Paman kerjakan."

"Yaah ... ibu Yoora sedang mandi. Sepertinya masih lama."

"Ibumu sedang mandi?"

Yoora mengangguk seraya duduk di kursi meja makan.

"Dan dia tidak mengunci pintu rumahnya? Bagaimana jika ada orang jahat masuk? Ceroboh sekali ibumu itu."

Yoora menggeleng sembari menggoyangkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri. "Paman tidak perlu takut. Ibuku itu jagoan. Ibu bahkan pernah memukul preman di pasar karena pernah menyentuh bokongnya."

Yoongi terkekeh mendengar penjelasan Yoora, ia semakin tidak sabar ingin bertemu dengan sosok wanita tangguh yang Yoora ceritakan.

Tengah bersenda gurau, Yoongi merasa jika ponsel di saku celananya bergetar. Ia pun merogohnya dan benar saja, Minhyuk meneleponnya.

Yoongi pun menerima panggilan, berbicara sejenak lalu kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celana.

"Yoora, Paman sepertinya harus pergi sekarang. Paman ada urusan penting. Jadi ...." Yoongi mendorong kursinya lalu beranjak hendak berpamitan.

✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang