Maling?

248 14 0
                                    

Arga memarkirkan motornya di halaman rumah megah  milik ayahnya.

"Assalamualaikum" ujar Arga sambil membuka pintu utama rumah tersebut.

"Waalaikum sallam" jawab seorang laki laki dewasa dengan ketus. "Sini tas kamu" ujar Arham ayah Arga dan Keisha.

"Tas, buat apa?"

"Sini jangan banyak nanya"

"Iya, tapi buat apa?" Ujar Arga lagi. Kalung punya mama kamu hilang" ujar Arham.

Arga mengerutkan dahinya "apa hubungannya sama Arga pa?" Mata Arham mengkilat menatap Arga.

"Tadi ada yang lihat kamu masuk ke kamar papa" ujar Arham "terus? Papa nuduh aku ambil kalung Tante Mirna gitu?" Ujar Arga.

"Kalau bukan kamu siapa lagi, cuman kamu yang masuk ke kamar mama hari ini"

Arga mengerutkan dahinya "aku emang masuk ke kamar papa, tapi aku nggak ngambil apa apa kok sumpah"

"Bohong mas, aku lihat sendiri dia ambil kalung aku" ujar Mirna menghasut Praham.

"Enggak pa, aku berani sumpah aku nggak ambil apa pun dari kamar papa, aku cuman mau ngembaliin berkas papa yang jatoh di tangga itu aja habis itu ke luar lagi"

Kilatan amarah di mata Praham semakin terlihat. Arga tau kali ayahnya itu sangat marah kepadanya.

"Sini tas kamu" Arga melepas tasnya lalu memberikannya kepada Parham.
Praham mulai mengeledah tas milik Arga. Praham menatap tajam Arga lalu mengeluarkan temuannya.

"Ini apa?" Praham mengeluarkan sebuah kalung dari dalam tas Arga.
Mata Arga terbelak ketika melihat sebuah kalung di tangan Praham.

"Enggak pa, aku nggak pernah ambil atau bahkan nyuri kalung Tante Mirna!" Bela Arga.

"Arga, jujur sama papa! Semuanya ada buktinya!" Kemarahan Praham memuncak. Matanya merah menahan amarah.

"Tapi pa, aku bener bener nggak tau kenapa kalung Tante Mirna ada di dalam tas Arga"

"Udah ada buktinya, kamu nggak usah ngelak deh!" Ujar Mirna memperkeruh suasana.

"Papa nggak pernah ya ngajarin kamu buat nyuri kaya gini, apa uang jajan kamu nggak cukup ha Sampek kamu nekat nyuri kaya gini"

"Pa, percaya sama Arga, aku nggak pernah ambil kalung punya
Tante Mirna" ujar Arga berusaha membela diri.

"Bohong kamu"

Bugh...

Satu pukulan mendarat mulus di perut Arga. Arga meringis menahan nyeri di perutnya akibat bogem mentah yang dilayangkan oleh ayahnya.

Belum hilang rasa sakit di perutnya, Pralham kembali memukul pipi kiri Arga, dilanjutkan dengan bogem mentah yang sukses menghantam hidungnya.

Darah segar mengalir dari hidung Arga, disertai nyeri di pipi,perut dan juga hidungnya.

Arga meringkuk jatuh ke lantai dingin rumah mewah Praham. Ia meremas keras perutnya yang nyeri.

Sebuah bogem mentah sudah siap di layangkan kepada tubuh Arga. " Pa!" Keisha berlari melindungi tubuh adiknya dari pukulan ayahnya.

"Ada apa sih?" Tanya Keisha  "adikmu, nyuri kalung punya Mama kamu" Keisha menatap ayahnya.

"Nggak mungkin, Arga nggak mungkin lakuin hal itu!" Bela Keisha. "Keisha kamu jangan terus terusan belain adik kamu deh" ujar Mirna.

"Tante nggak ada yang nyuruh Tante ngomong" tatapan tajam Keisha mengarah pada Mirna

"Jaga bicara kamu ya kei, papa nggak pernah ajarin kamu ngomong nggak sopan sama orang tua"

BoitsyaWhere stories live. Discover now