#JD20: What Matters Most In Your Life?

25.5K 2.5K 1K
                                    

FINAL CHAPTER

FINAL CHAPTER

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Konstan.

Menurut KBBI—Kamus Besar Bahasa Indonesia, konstan berarti tetap dan tidak pernah berubah; lurus, datar, tak ada pergerakan naik ataupun turun.

Dan kata tersebut sepertinya paling cocok untuk mendeskripsikan garis kehidupan Jericho.

Sebenci-bencinya Jericho disebut sebagai seseorang yang punya banyak privilege, ada satu kenyataan yang nggak akan pernah mungkin bisa dia hilangkan.

Jericho selalu hidup enak.

Sekalipun Jericho sama sekali nggak pernah meneriakkan pada dunia,

Semua orang pasti tahu, kalau Jericho selalu mendapatkan apa yang dia inginkan seumur hidupnya.

Teman sekolah dasar Jericho pasti tahu kalau Jericho nggak perlu susah-susah merengek pada orang tuanya untuk dibelikan handphone karena dia adalah siswa pertama di sekolah  yang menggenggam Blackberry—Torch pula!

Teman sekolah menengah pertama Jericho pasti tahu kalau Jericho nggak pernah merasakan sesaknya naik kendaraan umum karena dia adalah pemilik mobil dua pintu yang terparkir di lahan kosong berjarak dua blok dari sekolah.

Teman sekolah menengah atas Jericho pasti tahu kalau Jericho nggak pernah merasakan sulitnya membayar uang kas karena dia adalah orang pertama yang dicari untuk menjadi donatur terbesar pensi serta prom night kemudian menyanggupinya tanpa ragu.

Yang mereka nggak tahu, betapa sulitnya Jericho untuk bisa keluar dari jalur kehidupan yang seperti itu.

"Lulus SMA kamu kuliah di luar aja deh, Je. Mulai minggu depan les bahasa yang bener, Papi sama Mami udah daftarin."

Seminimal-minimalnya yang bisa Jericho lakukan untuk berterima kasih atas semua jasa orang tuanya selama ini adalah menjadi anak baik. Yang patuh dan menuruti apapun itu perintah mereka.

Namun, nggak ada satu hari pun Jericho nggak merasa lega sudah menentang keras keinginan orang tuanya mengirimnya kuliah ke luar negeri.

Karena yang selama ini hanya ada di angan-angan Jericho, jawabannya ada di sini.


Jericho mengangkat tangannya. Jemarinya menyentuh satu persatu polaroid yang disusun teratur dan berpola. Di dalam puluhan polaroid itu, ada seribu kenangan yang sedang kembali berdongeng padanya.

Mulai dari paling atas sebelah kiri, kumpulan foto dirinya dengan Sena dan Adit yang tengah membenahi studio secara total.  Menggeser-geser sofa agar menemukan posisi paling nyaman hingga memasangkan pajangan-pajangan di dinding.

"Gue sama Kia nemu studio bagus, di sebelah Titik Temu."

"Banyak yang harus direnovasi sih, tapi nggak apa-apa. Besok kita ke IKEA deh."

PodcastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang