Lisa terperanjat kaget, saat mendengar teriakan dari bawah. Lagi dan lagi. Selalu. Setiap pagi, dan setiap malam. Setiap hari.
Lisa muak, muak mendengarnya.
Plak
Lisa terkejut, mendengar sesuatu
Lisa buru buru keluar, melihat keadaan mamahnya 'Krystal' yang terduduk, memegang pipinya. Di depan Krystal ada 'Kai' papah lisa yang menatapnya nyalang
"KAMU! LAGI? DENGAN BEEN? MURAHAN" Bentak Kai menunjuk wajah krystal. Tangannya terangkat, ingin melayangkan krmbali pada wajah krystal, namun dengam cepat lisa berteriak sambil menuruni tangga
"CUKUP PAPAH! CUKUP MAMAH" Teriak lisa, membuat kedua orang paruh baya itu menatap putri satu satunya mereka yang berlari dengan air matanya
Lisa menghampiri krystal, membantu krystal berdiri, mata lisa memerah, menatap orang tuanya nyalang
"Bisa gak? Waktu aku bangun, yang aku denger kata kata cinta kalian? Yang aku liat, tingkah manis kalian? Bisa gak? Kenapa setiap hari kaya gini? Kalian ngerti perasaan aku gak? Aku pengen diperhatiin! Mamah sama papah egois!" Ucap lisa lalu berbalik, berjalan pelan menuju kamarnya
_
Lisa membuka pintu kamar dengan kasar, dan menutupnya dengan cara membanting pintunya. Lisa meremas knop pintu, air matanya merembes keluar
'kenapa gini terus? Gua mau keluarga gua kaya dulu yang perhatian satu sama lain, ARGGGHH' Batin lisa, lisa menatap phigura photo keluarganya, diambilnya phigura photo itu. Lisa menatap nya dengan sendu, meremas bingkai photo itu.
"SEMUANYA JAHAT" Teriak lisa dan
Prang
Lisa tersentum getir "Ini lebih bagus" setelahnya meninggalkan pecahan kaca itu dan berlalu menuju kamar mandi
_
Setelah selesai bersiap, lisa keluar dengan setelan sekolahnya. Saat turun, lisa tidak mendengar perdebatan orang tuanya lagi, namun bola matanya sukses membola, saat mendengar perkataan orang tua mereka
"Aku capek ya sama kamu, ceraikan aku kai" Ucapan krystal membuat lisa mematung. Dada lisa terasa sesak. Matanya memanas.
Lisa tidak perduli, melangkahkan kakinya menuju halte didekat rumahnya. Sepanjang jalan menuju halte, kepala lisa selalu menunduk, menyembunyikan mata merahnya
Lisa menduduki bangku paling pojok, menunggu bus sendirian.
Bus berhenti, lisa menaikinya, lisa mengambil bangku belakang. Disana tangisnya pecah, saat melihat ada orang tua didepan sana, yang saling menyuapi buah. Orang tua, dengan rambut putih yang menghiasi kedua kepala orang tua itu. Harmonis.
_
Lisa berjalan dikoridor sekolahnya. Tidak seperti biasanya, lisa yang akan dengan senang menebar pesonanya, pada orang yang menegurnya. Sekarang berbeda, berjalan tertunduk, masih mengingat kejadian pagi tadi.
Pagi tadi tidak sepeti pagi pagi sebelumnya. Lisa kembali meremas roknya, air matanya kembali mengenang. Di depan sana ada si pintar jungkook, yang menatap aneh lisa. Si cewe barbar itu ga biasanya?
Jungkook mengambil gulungan kertas yang sudah disiapkannya untuk menjahili lisa. Jungkook melempar sasarannya, dan tepat sasaran
Gulungan kertas itu mengenai kepala lisa. Lisa mengepalkan kepalanya, diambilnya kertas itu, dan meremasnya lagi.
Jungkook berjalan dengan senyum miringnya, berjalan mendekati lisa.
"Kenapa? Lo mau marah? Gua yang lempar mau apa lo?" Tanya jungkook songong, lisa masih menunduk
"Eh krempeng angkat pala lo yang jenong tuh" Lisa perlahan menatap manik jungkook, lisa kesal kesal sekali
"Mata lo bengkak? Makanya kalo sakit tuh ngomong, payah, dasar childish, jatoh doang nangis huuu dasar pa—" Ucapan jungkook terhenti saat dengan tiba tiba, lisa memeluknya erat.
Lisa menenggelamkan kepalanya didada jungkook, sedikit tenang. Isakannya keluar, begitu pedih. Suara yang ditahannya agar tidak keras keluar.
Jungkook terpaku, merasakan baju nya basah, jungkook tau lisa menangis, jungkook mengernyit, biasanya lisa seemosi apapun, sesakit apapun hukumannya tidak pernah menangis serapuh ini
Jungkook merangkul tangannya di pinggang lisa, mengusap badan lisa hangat. "Sorry gua keterlaluan" Ucap jungkook, lisa menggeleng lemah. Lisa menjauhkan tubuhnya, menatap jungkook dengan mata basahnya
Jungkook terpaku "Makasih kook" Ucap lisa parau, lalu bergeser ingin berjalan mendagului jungkook, namun tangannya ditahan jungkook. Lisa menatapnya, melihat manik jungkook yang susah dijelaskan membuat mata lisa memanas kembali.
"Lo ada masalah?" Tanya jungkook lembut, lisa menggeleng lemah.
"Ga ada, maaf baju lo basah. Makasih udah ada saat ini" ucap lisa lalu hendak pergi, namun jungkook menahannya lagi.
Jungkook menarik lisa, dibawanya ke rooftop sekolah. Sepi, dan tentram
"Ngapain?" Tanya lisa, suara nya masih parau
"Sini ikut gua" Ucap jungkook mengajak lisa duduk di sofa yang di beli khusus jungkook hanya untuk dirinya
Lisa duduk, kepalanya menunduk, lisa kali ini beda, tidak seperti biasanya. Cerewet. Petakilan. Anarkis. Barbar. Tomboy. Lisa kali ini. Lemah. Diam. Sendu. Rapuh. Banyak beban
"Kalo mau nangis, nangis aja. Hari ini, gua jadi temen lo, besok gua balik jadi rival si krempeng" Ucap jungkook, lisa tersenyum tipis. Jungkook ini walaupun jahil, tapi setiap kata jahilnga selalu tersematkan kekhawatiran
"Gua ga mau nangis di depan rival gua! Nanti si kelinci kesenengan hehehe" Kekeh lisa membuat jungkook tersenyum tipis. Lisa yang ngeselin udah comeback
"Gini aja lis! Senyum. Ketawa. Ceria. Jangan kaya tadi" Ucap jungkook, seketika wajah lisa merona
"Iye tau, lo kha—"
"Lo makin jelek soalnya! HAHAHAHA" Tawa jungkook lepas, membuat lisa yang wajahnya memerah akibat tersipu, sekarang terganti, memerah karena menahan amarah.
"Sial lo"
Bugh
"Aduh aduh, anjir, sakit bangsat! Tulang guaaa" Jungkook memegang tulang keringnya yang menjadi sasaran samsak lisa. Ya. Lisa nendang tulang kering jungkook
"Dasar kelinci sialan!" Ucap lisa ketus, lalu meninggalkan jungkook yanh sedang menahan sakit, dan juga menahan senyumannya.
_
"HELOW EPREBADEHHHH" Teriak lisa, membuat semua penghuni kelas menatapnya tidak bersahabat
"Berisik anjing" Teriak Jieun, membuat lisa menatapnya nyalang
"Bodo amat, anjing teriak anjing! Dasar CABE" Ucap lisa diakhiri dengan teriakan
SinB berjalan mendekati lisa, dengan tiba tiba, SinB mendorong pelan bahu lisa "maksud lo apa ngatain temen gua cabe?"
"Maksud gua?" Tanya lisa, alisnya terangkat satu
"Maksud lo apa anjing! Lo kali yang cabe, murah!" Ucap SinB, membuat lisa tersenyum remeh
"Lo lagi ngatain gua, atau temen lo yang sama sama cabe?" Ucap lisa enteng, Jihyo yang melihat langsung menghampiri lisa, tangannya diangkat ingin menampar, namun lisa sudah menahan duluan
"Woy! Denger ya, gua ga ada masalah sama geng lo, kenapa gua ngomong, lo semua ngegas? Dan lagi, lo dan geng lo ngatain gua cabe? Di lobby ada kaca gede, coba ngaca. Baju di press untuk apa? Pengen tetek nya tumpah? Rok di ketatin biar apa? Biar pantat tepos lo kemana mana? Goblok nya murni geng lo" Ucap lisa meremas tangan jihyo, lalu mendorongnya, dan membuat jihyo menabrak SinB
'Lisa brengsek'
V. O. T. E
ESKOPASTA
YOU ARE READING
F R E C H
Fanfiction[LISKOOK] Emang kata siapa, orang pintar, ganteng, baik, selalu jadi yang pertama, selalu jadi terdepan, itu ga nakal? Buktinya, manusia alien berparas menawan itu, nakuaalll nya minta ampun, buat gua pusing. Ketua osis, tampan, kaya, sopan, gak nge...
