Cerita indah kita telah usang, mungkin hanya rangkaian kata yang kuingat terucap dari indera mu.
Menghapus memori akan indahnya lembaran bersamamu menjadi sebuah tuntutan bagiku.
Senyumanmu, suaramu, candamu, dan perlakuanmu padaku tak bisa ku lupakan, memang berat namun memabukkan.
Kau adalah senja yang hanya bisa kumiliki sesaat, terlampau jauh jarak antara kita sekarang.
Bagai dekatnya nadi dan jauhnya matahari, resolusi untuk melupakanmu sudah kurangkai.
Membangun kembali benteng pertahanan untuk kembali menjadi asing.
Mempersiapkan lembaran baru yang harus di jalani, dan mengubur dalam-dalam lembaran berupa perasaan usang yang telah lalu.
Sepucuk kata, dua patah kata telah kuhapus dalam memori ingatanku.
Walau mungkin kenangan akan selalu berlayar bagai mengarungi luasnya samudera.
Kini ku siap mengganti jiwa yang baru, harapan baru, dan masalah baru.
Cerita kita sudah tamat, berawal hangat dan berakhir tak terikat.
Kali ini saya dan anda, tak lagi kita.Tertulis,
-Bandung, Januari 2020-
YOU ARE READING
Bilik Ilusi
PoetryTerkadang aku mengharapkanmu begitu dalam, sekian detikpun harapan itu terus mendalam, tetapi halnya kamu, selalu memberi harapan lebih namun tak pernah nyata. "Jangan melulu pakai rasa, logika juga harus ada perannya." Penasaran? BACAAA!