💄 A Game (18+)

56 2 0
                                    

Aku naik keranjang lebih awal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku naik keranjang lebih awal. Kuputuskan untuk tidak banyak bertanya di kondisi sikap Seokwoo yang tiba-tiba menjadi dingin seperti itu. Ku tutup mata dan segera tidur.

"Apa kau sudah mau tidur?" tanya Seokwoo yang berjalan ke arahku sambil meletakkan iPad yang sedari tadi di mainkannya ke atas nakas samping ranjang.

Tubuhnya masuk kedalam selimut, menyentuh kakiku yang juga berada di dalamnya. Dia terus-menerus menyentuh kakiku dengan kakinya secara berulang-ulang.

"Ada apa?" aku terbangun dari tidurku dan berbalik ke arahnya.

Kini kedua mata kami saling bertatapan. Tatapan Seokwoo bahkan terlihat berbeda malam ini, tatapan menggoda iman. Aku bahkan sampai tersihir akan parasnya yang begitu tampan.

"Tolong hentikan diriku yang lain." ucapnya tiba-tiba seperti orang yang berbeda, kemudian menatapku dengan seseorang yang berbeda lagi.

"Apa maksudmu?" tanyaku benar-benar tak tahu maksud perkataannya tadi.

Serena...

Serena...

Panggilnya berulang dengan nada sensual.

Tubuhnya kemudian makin dekat padaku. Permainan kakinya juga semakin liar di bawah selimut. Pikiran kotorku mulai meraung-raung seakan memaksa untuk menyambutnya.

Kedua tangannya menarik kepalaku lembut, menurunkan wajahnya tepat di wajahku lalu menyentuh bibirku perlahan. Temponya menjadi semakin cepat, ia mengecupku dengan lebih nafsu. Sulit di pungkiri aku tidak bisa menolak kenikmatan itu, aku menyambutnya dengan kenikmatan pula.

Hampir beberapa menit setelah dia puas mengacak-acak wajahku, tangannya kemudian menggelitik lengan menuju pusaran perut, memasuki lembah dengan gundukan yang lebih seperti adonan roti dengan choco chips di tengahnya.

"Ahhh~" aku mendesah saat ia menyentuh butiran kecil itu.

Seperti kesetanan, Seokwoo terus menerus meremas gundukan empuk itu, seakan menekankan jika gundukan itu miliknya. Dia tidak peduli dengan kaitan penutupnya yang sudah sobek akibat tangan kerasnya. Pasrah, aku tetap mengikuti aksinya. Toh dari awal, ia sudah membeli tubuhku. Dimana tubuh ini harus siap kapanpun untuk memenuhi gulatan napsu liarnya.

Rangsangannya semakin dahsyat, membuatku menggigit bibir menahan setiap gelitik tangannya saat menyentuh setiap bagian tubuhku.

Seokwoo kemudian mengubah posisi, kini menaiki separuh badan dengan dada bidangnya yang kini menyatu dengan kedua gundukan milikku, membuat kami saling merasakan kehangatan satu sama lain.

ERASING YOUWhere stories live. Discover now