💄 A Choice

25 2 0
                                    

Siang itu Ri Henna sudah pulang dari jepang. Ia di jemput Seokwoo di bandara. Keduanya kini berada di dalam mobil untuk segera pulang ke rumah.

"Bagaimana acaranya? apakah berjalan dengan lancar?" tanya Seokwoo basa-basi.

"Eum." balas Ri Henna singkat

"Beberapa hari yang lalu aku mendapat kiriman hasil pemeriksaanmu."

"Benarkah? apa hasilnya?"

"Kamu  positif hamil." Seokwoo mengucapkannya dengan santai tapi dengan ekspresi yang agak datar.

"Bukannya kau sudah berjanji kalau kau tidak akan hamil?" Seokwoo menghentikan laju mobilnya.

Ri Henna masih terdiam, sementara Seokwoo masih memandang ke arahnya sambil menunggu jawaban.

"Bukankah kita sudah berjanji, kalau kita hanya bersandiwara sabagai suami istri? berjanji untuk tidak memiliki anak?" nada suara Seokwoo mulai meninggi.

"Aku berubah pikiran, kuputuskan untuk memiliki anak denganmu." balas Ri Henna.

"Tapi..."

"Sudahlah, aku lelah. Ri Henna tidak ingin menyambung obrolan mereka. I memalingkan wajahnya tanda tak ingin membahas hal itu.

Sesampainya dirumah, suasananya menjadi hening. Hanya ada dua hingga tiga pelayan yang lalu lalang.

Ri Henna masuk kamar dan berbenah, setelah itu mengistirahatkan tubuhnya yang lelah akibat penerbangan.

Seokwoo berjalan ke kamar tamu, melihat kamar yang ditempati Serena itu kini telah kosong, Serena telah pergi meninggalkannya.

Seokwoo mengutuki dirinya yang begitu serakah, bagaimana bisa dia menyakiti Serena dengan seperti itu, bahkan setelah membuatnya bahagia.

° ° °

Serena masih terdiam di dalam kamar sebuah apartement kecil milik Riley. Tidak ada tempat lain lagi yang bisa ia tuju selain rumah sahabatnya itu.

Matanya sembab karena menangis sejak pagi tadi. Dadanya terasa sesak hingga sangat sulit untuk bernapas.

"Makanlah, kau belum makan sejak tadi pagi." bujuk Riley dengan piring berisi makanan di tangannya.

Serena masih terdiam, ia masih pada posisinya yang terbaring dengan wajah pucat.

Melihat kondisi sahabatnya, amarah Riley sudah sulit terbendung, ia benar-benar sangat marah dengan perlakuan Seokwoo pada Serena. Wanita itu bergegas berganti pakaian dan menuju rumah Seokwoo.

Gedoran pintu dan bel rumah terus terdengar, membuat para penghuni dalam mansion merasa terganggu dengan suara bel dan gedoran tiada henti, Riley benar-benar seperti orang gila, berteriak-teriak di luar.

Seorang pelayan membuka  pintu. Tanpa pikir panjang, Riley masuk begitu saja. Dia berteriak-teriak seperti orang gila, meneriakkan nama Seokwoo berulang-ulang.

Mendengarnya keributan yang dibuat Riley, Seokwoo menghampirinya, dia seakan sudah tau akan kehadiran Riley dirumahnya. Saat Seokwoo menyapanya, Riley melangkah cepat ke pria itu dengan tamparan tanpa ampun, membuat pipi Seokwoo menjadi merah di buatnya. Tindakan Riley tentu membuat Ri Henna yang baru saja keluar dari kamar berteriak tidak terima.

Adu mulutpun terjadi, Riley mengeluarkan semua kata hujatan untuk kedua orang itu, dia benar-benar murka.

"Dasar wanita jahanam! dasar wanita jalang!" ucap Riley tanpa menyaring umpatannya.

"Hei Seokwoo! kau benar-benar laki-laki brengsek! kau sampah!" ucap Riley mengeluarkan semua unek-unekya.

Merasa tidak terima, Ri Henna menjadi murka juga, ia hendak menampar Riley, tapi Riley langsung menepisnya dengan kuat.

"Berhenti menggoda suami orang!" ucap Riley dengan nada yang menjengkelkan telinga Ri Henna.

Ri Henna menurunkan tangannya. Riley keceplosan mengucapkan hal itu, ia tidak peduli lagi dengan reaksi Ri Henna nantinya.

"Temanmu itu yang menggoda suami orang!" ucap Ri Henna membuat Riley terbelalak kaget.

"Ah, jadi kau sudah mengetahuinya?"

"Bagaimana mungkin seorang istri tak mengetahui tentang suaminya."

Mendengarnya, Riley menatap tajam ke arah Ri Henna, sementara Seokwoo tak tahu harus berbuat apa.

"Aku istri sah, dan dia? dia hanya pelacur untuk Seokwoo." ucap Ri Henna mengejek, mendengar ucapan itu, Seokwoo langsung bereaksi.

"Apa yang kau katakan Ri Henna?" Seokwoo makin kaget dengan pernyataan Ri Henna.

"Sekarang keluar dari rumahku!" usir Ri Henna dengan nada tegas pada Riley.

Riley akhirnya berlalu pergi setelah pertengkaran itu, semuanya menjadi sulit untuk diatasi.

"Jadi selama ini kau sudah mengetahui tentang Serena?" tanya Seokwoo sesaat setelah Riley meninggalkan mereka berdua.

"Ya, aku tahu semua tentang kalian, aku tahu perbuatan kalian dibelakangku, dan apa? kau mau menceraikanku? jangan harap itu akan terjadi." ucap Ri Henna penuh penekanan.

"Kau akan tetap bersamaku sampai kapanpun, dan wanita itu? jangan harap kau bisa kembali padanya." sesaat setelah Ri Henna mengucapkan itu ia hendak berlalu pergi tapi langsung di tahan oleh Seokwoo.

"Bagaimana bisa kau seperti ini?"

Ri Henna kemudian berbalik.

"Kau tahu? aku sangat tulus mencintaimu, aku bahagia saat kita melakukan pernikahan, tapi kau? kau cuma mempermainkanku? kau benar-benar jahat. Aku tidak akan melepaskanmu sampai kapanpun!"

Mendengar semua kata-kata Ri Henna, Seokwoo menjadi tak bisa berkata-kata lagi, ia tercekat akan semua kekacauan ini. Ia benar-benar tidak menyangka jika semua rencananya kini menjadi berantakan. Seokwoo di terpa sakit kepala yang luar biasa. Bahkan semua pekerjaannya menjadi tak terurus, membuat pak Lee juga tak bisa berbuat apapun.

"Aku sudah memperingatkan tuan sejak awal, kalau tuan tidak boleh melakukan hal itu kepada nyonya Ri Henna ataupun nyonya Serena, tapi tuan tidak pernah mendengarkan saya."

"Lalu, saya harus bagaimana Pak? apa yang harus saya lakukan?" tanya Seokwoo dengan wajah pucat tak bertenaga.

"Jalan satu-satunya adalah tuan harus meninggalkan salah-satu dari mereka, karena biar bagaimanapun, tuan tidak bisa hidup bersama keduanya."

Seokwoo menjadi dilema. Sulit baginya untuk memilih dari keduanya. Apakah dia harus memilih Ri Henna atau Serena?

TO BE CONTINUED.

ERASING YOUHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin