"Lo bilang apa ke Jennie?"

Sashi sedang mengeluarkan buku-buku dari dalam kardus untuk dia tata ke rak kosong yang memang telah tersedia di kamar pilihannya ketika sebuah suara terdengar. Sashi mengangkat wajah, menoleh dan mendapati Jef sedang berdiri di ambang pintu kamar. Lelaki itu melipat tangan ke dada, memandangnya sambil cemberut.

"Oy, gue ngomong ama lo!"

Sashi berhenti membereskan buku. "Mau sampai kapan sih Om Jeffrey pake gue-lo sama aku?"

"Sampai lo berhenti panggil gue om dan—"

"Dad."

Jef mengerjap, tampak kaget. "Apa?"

"I'll call you 'Dad' and in return, you have to stop using that gue-lo with me."

"But Dad is too—"

"—terlalu kebule-bulean? Yaudah, diganti aja jadi Ayah. Mau?"

Jef menggeleng, meneruskan dengan suara kecil. "—no, but Dad is ᵗᵒᵒ ᶜᵘᵗᵉ."

Sashi ternganga sejenak, kemudian tertawa. Jef terdiam mendengarnya, pada awalnya. Dia menyukai tawa lepas gadis itu. Tawa yang terdengar seperti musik paling indah sedunia. Tawa yang lagi-lagi mengingatkannya pada Tris. Kehadiran Sashi di rumah ini... rumah yang terlalu penuh oleh kenangan dengan perempuan itu, perempuan yang tidak pernah bisa Jef miliki... rasanya membangkitkan semua ingatan Jef akan masa lalu.

"KENAPA LO KETAWA?!"

"Abisnya lucu. Muehehe."

"DIH."

"Terus nggak mau dipanggil 'Dad'?"

"..."

"Oh, nggak mau. Yaudah, nggak usah."

"GUE NGGAK BILANG GITU!"

"Tapi kelihatannya nggak mau."

"MAU!" Jef nge-gas.

"Oh, udah nggak jual mahal lagi sekarang?" Sashi berdecak. "Oke, aku panggil pake 'Dad' dan Om—maksudku, Dad nggak boleh pake gue-lo lagi."

"Emangnya lo—maksud gue, emangnya kamu mau dipanggil apa?"

"Apa aja."

"Ciripa, mau?"

"KIRA-KIRA DONG, EMANGNYA AKU ANJING?!"

"Gu—Dad suka anjing. Anjing tuh lucu."

"No Ciripa."

"Oke, Pleki aja ya?"

"DAD!"

Jef tercengang, masih belum biasa pada panggilan itu, namun akhirnya dia tertawa sampai matanya membentuk garis lengkung. "Caci, mau?"

"Ogah. Sashi is fine."

"Acacia is more beautiful, honestly." Jef akhirnya bicara serius. "Tapi udah dipake sama tuh orang satu. Ogah deh samaan sama dia."

"Siapa?"

"You-know-who."

"Siapa?"

"Papi kamu."

"Deileh, pake you-know-who segala, dikira Papi aku tuh Voldemort?!" Sashi sewot. "Akur dikit kek sama Papi! Kalian tuh sama-sama ayahku, tau!"

"Derajat gue—derajat Dad lebih tinggi daripada dia."

"Atas dasar apa?!"

"Soalnya yang ngadon kamu dulu tuh Jeffrey, bukan Joshua."

((ngadon adalah proses pembuatan adonan)).

Daddy's Day OutWhere stories live. Discover now