02| Haza

758 116 68
                                    

Arctic Monkeys • Do I Wanna Know?

——

3 missed calls from Nara Pidana

Sejak di toilet tadi lagu Do I Wanna Know? - Arctic Monkeys yang jadi ringtone gue bunyi terus. Nggak perlu liat caller ID-nya pun gue tau siapa. Soalnya cuma dia sendiri yang ringtone-nya gue bedain.

Kalo lo bertanya-tanya, kenapa gue punya kontak seorang Narapidana? Apakah gue salah satu member sindikat perdagangan gelap organ tubuh manusia? Nggak dong, Bro. Itu si Nara. Zevnara Tahrir, lengkapnya. Gue plesetin jadi Narapidana biar orangnya marah kalo ngeliat. Habisnya, lucu kalo marah-marah.

Mengingat itu orang bawel, mending gue telepon balik sekarang. Daripada nanti ngambek, gue yang susah. Asli, si Nara kalo ngambek tingkahnya suka ajaib, puyeng gue.

Tepat di nada sambung keempat panggilan gue dijawab.

"Belom juga jadi penyanyi beneran udah ngartis banget lo, diteleponin nggak ngangkat. Situ berasa lagi menghadiri Grammy Awards?"

Buset dah gue belom sempet halo udah disarkasin aja.

"Listen darling, gue kalo jadi artis nanti nomor lo gue block, sekalian kalo perlu gue pura-pura nggak kenal sama lo."

"Dih?! Sok badai banget."

"Dih?! Mang iye gue badai."

"Bodo ah."

Hening. Gue diem, dia juga diem. Lah kocak nih diem-dieman aja pada kayak lagi ngerjain UN.

"Haza, kok diem?!"

"Apa Naraaa, ya elonya juga diem."

"Temenin gue dong, gue udah pinjem mobil Mas Naren nih. Gue nggak tega mau minta anter dia, capek banget dia balik kerja. Lo ke sini ya? Ayo dong, sayang tuh SIM lo dianggurin gitu aja baru dapet bulan kemaren."

"Lah? Gue juga capek keleus baru pulang sore tadi. Mau kemana sih emang?"

"Supermarket, beli sereal."

Mendengarnya, gue tersenyum kecil.

Nara loves cereal as much as she loves drawing. Selain itu, alasan dia ngajak ke supermarket karena dia suka banget rak-rak tinggi supermarket yang penuh makanan. Dia suka dorong troli kelilingin setiap koridor makanan dan mengisi trolinya sampe penuh makanan yang dia suka.

Dulu sewaktu kita masih kecil, setiap orang tua gue atau Nara belanja bulanan, gue sama Nara selalu ikut. Gue suka dorong-dorong troli dengan Nara di atasnya. Sedangkan Nara, dia suka lorong-lorong penuh snack favoritnya.

Dia suka ambil makanan favoritnya atau yang bungkus dan bentuknya lucu menarik perhatian dia ke troli. Bokap sama nyokapnya sampe bingung setiap ngeliat troli mereka malah penuh snack nggak penting dan nggak sehat yang diambil si Nara. Contohnya kayak, snack yang mengandung gula, pewarna makanan, dan MSG berlebih. Mereka harus selalu nyingkirin semuanya, dan cuma ngambil dua-tiga biji doang buat si Nara. Sampe rumah, nggak jarang Nara nangis snacknya cuma ada tiga padahal dia ngambil udah banyak banget.

Unrequited Feelings | ✓Where stories live. Discover now