13 (Hancur)

490 62 1
                                    

ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ

Sejak pembicaraannya dengan sang Ayah malam itu, Seongwoo berubah. Dia menjadi lebih pendiam, sering begadang bahkan sekarang dia berani meminum alkohol. Dia juga sudah tidak tinggal bersama Ibunya, melainkan tinggal di apartemen yang tempatnya tidak jauh dari cafenya.

Hidupnya semakin berantakan, hubungannya dengan Eunwoo semakin tidak jelas. Bahkan sudah berlalu selama tiga bulan, pengadilan belum memutuskan apa-apa mengenai gugatan cerai yang Eunwoo layangkan pada Soo Hyang.

Selama itu pula—dia menghindari Daniel. Rasanya sesak melihat tatapan sendu laki-laki berumur 36 tahun itu. Seongwoo mulai berpikir, mengapa dia bereaksi seperti itu terhadap tatapan Daniel?

Dia berpikir sembari menikmati anggur merah di kamar apartemennya yang sangat berantakan. Matanya memanas melihat boneka beruang besar yang dia letakkan di kepala ranjang. Yang bisa dia lakukan hanya menangis dalam diam, membiarkan air matanya turun membasahi pipinya yang semakin tirus sembari meneguk habis sebotol anggur merah itu.

.

.

.

Paginya, kepalanya terasa berat dan pusing. Matanya terpaksa terbuka untuk melihat sekitar, mengambil benda persegi panjang yang berdering nyaring mengganggu tidurnya. Tangannya meraba ke sekeliling, tapi benda itu belum juga ia dapatkan.

Dia memaksakan tubuhnya bangun dan beranjak dari ranjang. Mencari ponselnya yang ternyata berada di atas meja dekat sofa yang tidak jauh dari ranjangnya. Dia segera mematikan alarm yang dia atur pukul tujuh pagi.

Biasanya, jam tujuh dia sudah menikmati sarapan bersama Ibunya di ruang makan sembari bercanda atau menggosipkan artis yang beritanya sedang viral. Seongwoo memegangi dadanya yang sesak lalu menghela nafas lelah. Membaringkan kembali tubuhnya di ranjang.

Dia meliht langit-langit kamarnya dan terlintas pikiran untuk mengakhiri hubungannya dengan Eunwoo. Lama-lama dia lelah dan Eunwoo pun terlihat menikmati sekali hubungan terlarang dengan dirinya. Rencananya adalah membuat Eunwoo hancur tetapi dia rasa—dirinyalah yang hancur.

Seongwoo bangkit dari ranjangnya dan membanting benda apa saja yang ada di dalam kamar itu sampai hancur. Dia berteriak kesal dan memukul dinding sampai tangan kurusnya terluka serta berdarah.

Dia mengambil kembali ponselnya dan mengirim pesan pada Eunwoo untuk menemuinya di foodcourt pusat perbelanjaan dekat apartemennya pukul sepuluh pagi. Si manis buru-buru membersihkan dirinya lalu meminta petugas kebersihan untuk merapikan isi apartemennya yang berantakan.

.

.

.

Si manis sudah duduk di salah satu meja di foodcourt di lantai atas pusat perbelanjaan. Dia menunggu kedatangan Eunwoo. Seongwoo telah membulatkan tekadnya untuk mengakhiri hubungannya dengan Eunwoo.

Masa bodoh dengan dirinya yang sombong yang ingin membalas sakit hatinya pada Eunwoo. Dia hanya ingin kembali pada hidupnya yang sedikit beerwarna sebelum kedatangan Eunwoo untuk kedua kalinya di hidupnya.

Jujur, dia merindukan saat-saat bersama Ibunya dan—Daniel. Ah—mengingat laki-laki itu entah mengapa selalu membuat dadanya sesak dan ingin menangis. Tanpa sadar dia memukuli dadanya berulang kali dengan cukup keras.

Kedatangan Eunwoo yang terlambat 15 menit tidak ia permasalahkan. Kedua tangannya saling bertautan di atas meja. Memandang Eunwoo tepat di matanya, ''ayo kita putus.''

Perkataan si manis tentu saja membuat Eunwoo terkejut. Rahangnya tiba-tiba mengeras dan kilatan emosi terlihat jelas di matanya,''kamu bosen sama aku?''

Kenalan | OngnielHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin