6 (Kangen)

529 82 2
                                    

ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ

Daniel menepati janjinya, setelah makan siang dia pergi ke kantor. Sebagai tuan rumah yang baik, Seongwoo mengantar Daniel sampai ke mobilnya.

''Hati-hati di jalan''

''Ngga ada kecupan kaya di drama-drama Korea gitu?''

''Inget Niel, kita ngga ada ikatan apa pun, cuma sebatas kenalan bukan pacaran'' Seongwoo berkata pelan.

''Kamu ngomong gitu kok bikin dadaku sakit ya, hehe.'' Daniel mencoba tersenyum lebar, dia menyempatkan mengusap puncak kepala Seongwoo sebelum masuk ke dalam mobil. Lalu mendekatkan wajahnya pada wajah si manis.

Seongwoo langsung menutup matanya begitu bibir Daniel hampir menyentuh bibirnya membuat laki-laki bertubuh besar itu terkekeh. Bukan mengecup bibir, justru Daniel mengecup kening si manis cukup lama. ''Aku pergi dulu ya, nanti aku telfon.''

Daniel masuk ke dalam mobilnya, kemudia berlalu meninggalkan halaman rumah Seongwoo. Keduanya telah bertukar nomor ponsel dan Seongwoo tidak mengetahui kalau Daniel sudah menyimpan nomornya terlebih dahulu.

''Ya emang bener kan, ngga ada ikatan apa-apa,'' si manis mengulangi perkataannya, lirih. Sama seperti yang Daniel katakan—dadanya merasa nyeri seakan tertusuk ribuan duri.

Dengan langkah gontai, Seongwoo memasuki rumahnya. Dia segera menutup pintu dan berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Suasana rumahnya menjadi sepi setelah kepergian Daniel. Asisten rumah tangganya baru akan datang malam nanti setelah kembali dari kampung halamannya.

Kini, yang ada hanya dirinya dan juga satpam yang berada di pos pengamanan.

.

.

.

Seongwoo sampai di café miliknya sekitar pukul tujuh malam. Seperti biasa, cafenya ramai pengunjung. Dia mengenakan kemeja berwarna biru dengan motif garis-garis yang di padukan dengan celana jeans hitam. Setelah menyapa para pegawainya, dia langsung menuju ruangan pribadinya.

Begitu dia sampai dan duduk di sofa, ponsel yang berada di saku celananya bergetar. Dia buru-buru mengambilnya dan melihat nama penelfonnya.

Daniel

Jantungnya kembali berdetak cepat, dia berdehem sebentar kemudian menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.

'Halo Niel, apa?''

''Jutek banget si Sayang, lagi dimana?''

''Baru nyampe di café''

Seongwoo menjawab singkat apa yang Daniel tanyakan padanya.

''Aku ngga ganggu kan?''

''Ngga''

''Aku kangen kamu''

''Niel, please. Aku bukan anak SMP yang bakal klepek-klepek kalo di gituin''

''Aku jujur kok, aku kangen kamu''

Kali ini, Seongwoo tidak menyangkal perkataan Daniel, dia mendengar nada serius dan putus asa dari orang yang menelfonnya.

Begitulah orang-orang yang sedang merasakan jatuh cinta. Sebentar tidak bertemu bawaannya rindu. Sebentar tidak mendengar suaranya bawaannya hampa. Sebentar tidak ada kabar bawaannya khawatir dan kecewa.

Hngg :')

''Aku sekarang di bandara, mau ke Jepang seminggu''

Perkataan Daniel barusan membuatnya terdiam. Mengapa ada perasaan kecewa yang tiba-tiba menyeruak dari dalam diri Seongwoo?

Kenalan | OngnielWhere stories live. Discover now