10 (Pamit)

447 71 0
                                    

ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ

Setelah kepergian Eunwoo dari hadapan Daniel dan Seongwoo, suasana menjadi tidak enak. Bahkan, mereka makan dalam diam. Menyantap makanan yang seharusnya terasa enak di mulut, justru terasa hambar karena suasana menjadi tidak enak.

Hari semakin malam dan suhu udara semakin dingin, Daniel melihat dengan jelas laki-laki manis di depannya ini kedinginan. Dia segera melepas jas berwarna merah keunguan miliknya. Beranjak dari duduk dan memakaikan jas mahalnya ke tubuh Seongwoo.

Si manis tidak mengatakan apa-apa bahkan menatap Daniel pun tidak. Kepalanya terus menunduk membuat si tampan berlutut di hadapannya.

Tangan besar Daniel menggenggam tangan Seongwoo erat dan mengusapnya pelan, ''kamu tuh kenapa?''

Enggan bersuara, Seongwoo hanya menggelengkan kepalanya pelan membuat Daniel menghela nafas lelah, ''mau pulang?''

Tanya Daniel lagi dan di jawab anggukan oleh Seongwoo.

Si tampan segera berdiri dan melepas genggaman eratnya di tangan si manis, ''ayo pulang.''

Daniel berjalan terlebih dahulu, di ikuti oleh Seongwoo. Tidak berniat untuk membungkus makanan yang belum sempat di santap. Keduanya pun berjalan pelan menuju parkiran mobil.

Ketika keduanya sudah berada di dalam mobil, Seongwoo segera melepas jas milik Daniel dan memberikannya pada laki-laki tampan yang duduk di belakang kemudi, ''ini jasnya.''

''Dipake aja,'' Daniel manjawab dengan nada datar membuat dada Seongwoo sesak.

''Maaf, aku ngehancurin acara makan malem kita,'' Seongwoo berkata dengan suara bergetar. Air mata sudah mengumpul di pelupuk matanya.

Daniel yang belum menjalankan mobilnya, mau tidak mau menoleh ke arah Seongwoo yang sedang menundukkan kepalanya dan memegang erat jas miliknya. Tangan kiri Daniel mengusap kepala Seongwoo lembut.

''Ngga usah minta maaf, bukan salah kamu''

Seongwoo memberanikan diri mendongakkan kepalanya menatap Daniel dengan lelehan air mata di kedua pipinya. Memaksa tersenyum manis dan memberikan jas mahal yang sedari tadi di pegang erat kepada si empunya.

Daniel terpaksa menerima jas itu dan memakainya kembali. Dia menjulurkan tangannya ke kursi belakang untuk mengambil selimut yang selalu dia bawa, lalu memberikannya pada Seongwoo.

''Pake ini, jangan nolak,'' si tampan kembali berbicara dengan nada yang datar.

''Kamu—marah Niel?'' Seongwoo berbicara setelah menerima selimut tebal berwarna abu-abu dari Daniel.

''Ngga''

''Sikap kamu aneh Niel,'' Seongwoo berbicara lirih dan menatap Daniel dari arah samping.

''Kamu yang aneh, bukan aku'' Daniel berbicara tanpa menoleh ke Seongwoo. Segera menyalakan mobil dan melajukannya ke luar area tempat makan.

.

.

.

Sesuai prediksi Seongwoo, Daniel tidak membuka suaranya sampai mobil mewah si tampan sampai di halaman rumahnya.

''Makasih Niel,'' si manis membuka sabuk pengaman dan mengambil buket bunga mawar yang ada di kursi belakang. Lalu membuka pintu mobil dan turun dari sana, berdiri tepat di samping mobil Daniel.

Ada jeda waktu yang cukup lama, kedua laki-laki berbeda usia itu enggan beranjak dari tempatnya masing-masing, entah karena apa. Seongwoo masih berdiri di tempatnya dan Daniel pun masih duduk di belakang kemudinya.

Kenalan | OngnielWhere stories live. Discover now