dua puluh, selesai.

2K 274 45
                                    

"haidar, ngomong dulu,"

namira mengambil posisi di sebelah haidar, detak jantungnya berpacu cepat. sedikit panik. ia mengambil nafas, tersenyum kecil dengan sedikit tenang.

"kenapeeee?" tanya haidar, ia dalam mode tidak seriusnya seperti biasa disana. haidar dibalut seragam tak masuk celana dan dasi menghilang entah kemana, rambutnya tetap tertata rapih di sana.

"duh harus gimana ya ngomongnya."

gugup pasti.

namira baru pertama kali mengucapkan hal ini, pertama kali ingin memamerkan perasaan yang sudah lama di pendam.

"emang sih, baru satu semester kita kenal, gue rasa, kita udah ngelaluin banyak hal. untuk ukuran seorang teman, gua rasa lo terlalu perhatian, dar."

haidar tercengang, menatap nana seakan bilang oh tidak, jangan sekarang. jantungnya dipacu lebih cepat sekarang, mengetahui kemana arah pembicaraan nana.

terulang kembali memori beberapa bulan ke belakang. haidar senang sudah mengukir semuanya bersama namira.

"dan gua gak bisa bilang kalau semuanya masih sama kaya awal. enggak dar, everything changes, so does my feeling."

manik namira seakan malu bertatapan dengan si lawan bicara. ia bergerak resah ke lantai dan ke samping, tangannya menggenggam satu sama lain, gugup. sesekali ujung seragam ia mainkan dengan jari.

"lo gimana? apa biasa aja?"

belum, namira belum selesai bicara dan haidar sadar itu. maka si pemuda hanya diam di tempat menatap si gadis yang lebih pendek darinya lamat.

koridor sepi kala itu lengang sejenak.

murid murid pasti sedang berhamburan masuk ke kelasnya. menyisakan namira dan haidar di sebelah taman belakang, menemani sunyinya daun gugur petang itu.

haidar gugup, namun tak segugup itu.

"aneh banget dar rasanya, yang awalnya benci jadi bisa segini bucinnya. lucu banget, gue bisa suka sama cowok gak pernah serius kaya lo. lucu banget gimana jantung gua malah deg deg an segini kencengnya waktu cuma berdiri di sebelah lo."

namira menatap haidar, menatapnya yakin. menatapnya cerah. menatapnya dan berkata, ia benar benar jatuh kepada pesona haidar.

haidar tersenyum kecil.

"dar, gue gak maksa lo suka gue balik atau gimana. tapi gue maunya lo juga suka gue, gimana ya. lo suka sama gua gak tapi?" tanya nana, mengusap anak rambut ke belakang.

si pemuda mengambil nafas dalam-dalam, menatap namira teduh.

"na, makasih banyak."

tentu dibalas tatapan cinta oleh si gadis. kembali mengulas memori setiap petang saat sedang mengendarai motor bersamaan, bersenda gurau barang sebentar, membicarakan banyak hal yang seharusnya tak perlu dibicarakan pun tak mempengaruhi apapun.

kala itu, namira bisa melihat betapa seriusnya haidar dibungkus sinar mentari petang yang hampir tenggelam. rambut hitam sedikit kecoklatan bertemu hangatnya sinar milik si jingga di hamparan petang. indah.

"gue seneng lo suka sama gue beneran, kaya lo bilang beberapa waktu yang lalu, gimana kalau ada yang suka gue ya?"

pipi nana bersemu, senyum mengembang sedikit disana. kesan hangat berhasil di berikan di paras manis sang gadis.

"gue gak jago hal beginian na, dan gue rasa lo juga. untuk beberapa afeksi yang gua kasih, gua rasa itu hal wajar. kalaupun bagi lo enggak, gua minta maaf. dimulai buat bangun chemistry, eh keterusan. gue nganggep lo lebih dari temen biasa, temen yang bisa diajak seru atau bisa diisengin, lo pasti tau apa maksud gue. tapi gue gak ada niatan buat jadi seseorang yang bisa membagikan kisahnya setiap hari sama lo na. gue cuma orang asing yang mau ngisi sedikit kisah lo di masa sma ini. dan gue mengecewakan."

nafas tersendat, senyum namira rumpang setengah. maniknya menatap haidar sendu, benar benar ekspresi yang haidar tak pernah harapkan ada di parasnya. sekarang ada; karena ia.

"gue minta maaf sebesar-besarnya na, maaf. gue gabisa balas perasaan lo bukan karena gak bisa, tapi gue rasa gue gak cukup buat lu. lu lucu, manis, gak ada yang kurang, bahkan waktu lu marah malah keliatan gemes. gue jujur. bukan maksud apa, tapi gue gamau ada hati yang terluka, gimana ya."

"gue ngerti dar, ehehe, maaf ya bikin situasi jadi begini canggung. bukan gua yang mau, tapi hati malah bikin berantakan kaya gini. keos. makasih haidar buat semua pujiannya, maaf."

"jangan minta maaf, gua gamau lu natap gua segini sedihnya, gaada gua kebayang lu sedih begini di depan gua na. lu berhak bahagia, makanya gue ninggalin lu karena gua rasa, gua gak begitu jago bikin lu seneng terus. maaf buat semua hal mengecewakan, bahkan keputusan gua kali ini, gua yakin sangat amat mengecewakan. jangan pikir lu kurang, lu udah cukup dan bakalan sangat cukup bagi gua."

namira tertawa ringkih, kakinya lemas. ia menahan tangis. semua hal yang dikatakan haidar bohong adanya, namira kesal namun nyatanya ia malah terlalu lemah.

"ya siapa tau lu naksir gua gitu pas valentine, jadi couple beneran tinggal aplot foto itu aww lucu bangett."

semuanya fana. bohong belaka, namira jadi merana.

dibohongi perasaan, atau ia yang terlalu percaya diri adanya? terlalu menganggap semuanya rendah, mudah.

"denger," haidar menggapai dagu nana, membawanya agar menatap dirinya, sedikit mendongak.

"jangan sedih. gua harap gaada lu yang murung ke depannya, walau bukan jadi pacar, gua bakalan jadi nomor satu kalau lu butuh sesuatu. jangan takut minta tolong ke gua atau ragu, gua selalu disini. dan kalau lu risih, anggap aja hari ini gaada apa-apa. gua mau jadi temen deket lu kok, kita bagi cerita tanpa batas, karena di dalam tali pertemanan, enaknya, gaada kata putus."

namira benar benar hanya ingin menangis sekarang.




















selesai.

“bukan hubungan yang
membedakan, hanya sebutan.
gua punya lu aja udah bersyukur,
enggak harus pacar. temenan cukup. karena dalam tali pertemanan, enaknya, gak akan
ada kata putus, na.”

———

i would like to say thank u
so much to everyone!!

buku absurd ini selesai sebagai
lambang awal dari rantau rasa series senang? pasti. haechan
sebagai cast pertama, tantangan
banyak. maunya bercanda terus
padahal ini sedikit angst(?)

jadi, makasih banyak, ya.

mari bertemu di buku selanjutnya,
masih dalam rantau rasa series !

8 april 2020, 00:50.

((aku nangis dikit))

with love, nana.

𝐡𝐚𝐢𝐝𝐚𝐫.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang