PROLOG

29 2 0
                                        

Hai kenalin gue penulis baru... Nih cerita orisinil dari otak gue yang kadang rada mesum. Hehehe... Tapi tenang aja, ceritanya nggak yang 'begitu-begitu' amat kok...

Yah, temanya sih mungkin udah basi, tapi selalu ada dong pastinya di sekitar kita.

Selamat baca ya...

Gue mengharap VOTE dan Comen loh dari kalian. Kira-kira cerita gue dilanjut atau gue stop aja.

Hehehehe....




Devi lari sekencang-kencangnya menuju UKS sekolah. Regina bilang, Azka tadi mengalami cidera saat bermain basket di lapangan. Cemas, takut dan khawatir jika cidera itu bisa membahayakan maka ia segera menemui Azka.

"Azka... Kamu nggak pa--" ucapan Devi terputus saat tiba di UKS dengan kecemasan penuh namun ternyata di lokasi malah menemukan sesuatu yang...

"Dev...!" Panggil Azka berlari mengejar sahabatnya itu. Ia menahan tangan Devi yang lari keluar UKS dengan tergesa-gesa karena sesuatu yang baru ia lihat.

Devi berhenti dan berbalik menatap Azka dengan berlinang air mata.

"Regi bilang loe mengalami cidera dan dilarikan ke UKS. Tapi apa yang gue lihat, loe itu nggak cidera sama sekali." Kata Devi.

"Dev... Eh, sst... Dev... Ck..." Azka sibuk menenangkan Devi yang bicara sambil teriak-teriak. Sambil mengusap air mata gadis itu.

"Gue nggak apa-apa. Sst... Jadi gini. Gue lagi pedekate sama Anggun, anak cheers... Ceritanya gue pura-pura jatuh dan cidera biar dapat perhatian dia." Bisik Azka.

Devi menggigit bibir bawahnya merasakan perih menyayat hati.

"Ya. Dan gue bego. Gue kira elo kenapa-kenapa. Padahal lagi asyik ciuman." Kata Devi kesal lalu menghapus sisa air matanya.

"Duh... Sahabat gue yang cantik, manis, baik hati dan perhatian... Makasih banget ya udah cemasin gue..." Kata Azka sambil mencubit kedua pipi Devi gemas.

Devi putuskan hanya diam.

Selalu begini. Azka selalu menyebutnya sebagai sahabat. Dan Devi hanya diam memendam rasa yang semakin lama semakin menyiksa batinnya.

"Gue ke kelas dulu Az..." Kata Anggun dari UKS.

"Eh, Gun... Gue anterin ya. Loe kan udah ngerawat gue." Pinta Azka. Anggun melirik ke gadis di dekat Azka. Azka pun mengikuti arah lirikan Anggun.

"Oh, ini Devi. Dia sahabat gue. Sahabat dari kecil. Kalau loe mau cemburu, loe boleh cemburu sama semua cewek manapun, kecuali dia karena dia sahabat gue." Kata Azka mengenalkan Devi ke Anggun.

Anggun menjabat tangan Devi yang sudah diulurkan oleh Azka.

"Anggun." Katanya singkat lalu menyibakkan rambut panjang hasil stylish berjam-jam sebelum berangkat ke sekolah pagi tadi pastinya.

"Sob... Gue antar Anggun ke kelasnya dulu ya. Ohya, Pe-er Kimia gue belum siap." Katanya sambil lalu bersama Anggun.

Devi hanya bisa diam ditempat sambil menatap satu-satunya cowok yang dia suka sejak lama pergi dengan cewek lain.

Devi berjalan menunduk kembali ke kelas. Lalu ia mengambil buku PR mapel Kimia dari dalam ransel hitam di sebelahnya. Dia mulai menyalin jawaban miliknya ke buku Azka.

Bodoh.

Ya. Devi juga merasa dirinya bodoh. Tapi setidaknya dengan tetap bertahan dan jadi satu-satunya cewek yang paling bertahan di sisinya, Azka mungkin akan sadar kalau Devi yang paling tulus padanya.

----

Singkat aja. Ntar baru dikasih panjang kalau ada yang minat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 27, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

STATUSWhere stories live. Discover now