Part 11 - Dangerous of You Part 1

1.2K 82 42
                                    

Chapter 11

"Jumyeon ssi. Bukankah itu berlebihan? Tidak mengakui anakmu sendiri itu..."- Yixing
"Irene salah sangka. Ternyata anak dikandungnya adalah anak Minho, kekasihnya. Mereka sekarang sudah hidup bahagia bersama. Yah, walau mereka menjalankan pekerjaan kotor diclub malam. Kami memeriksakannya dan baru mengetahuinya saat usia kandungannya berusia lima bulan. Minho juga sangat mencintainya. Dia kekeuh mengakui bahwa itu adalah anaknya, dan ternyata apa yang dia ucapkan benar."
Yixing hanya terdiam mencerna apa yang dikatakan pria dihadapannya itu.
"Lay ah, maukah kau memberiku kesempatan kedua? Aku akan menunjukkan padamu bahwa aku sudah berubah. Bertahun-tahun aku mencarimu, dan akhirnya aku menemukanmu. Aku tak bisa jika tanpamu, Lay. Aku sangat bodoh sudah melalaikanmu sekali, dan aku tak akan mengulanginya lagi."
Lay mendesah kecil. Tak tahu apa yang harus ia lakukan terhadap pria dihadapannya ini.
.
"Jadi, Baekhyun. Kau yakin kalau kau mau ikut serta dalam misi kita?"
Baekhyun menganggukkan kepalanya lucu.
Chanyeol yang melihat itu menggenggam tangannya perlahan.
"Baiklah. Ayo kita jalankan."
.
"Sesuai rencana, Kai dan Sehun, alihkan perhatian para penjaga dipintu depan dan belakang. Chanyeol, kau menyelinap ke gudang, sedangkan aku akan pergi keruang penyimpanan dokumen. Baekhyun kau bisa berjaga disini, informasikan kepada kami jika kau melihat sesuatu yang mengancam kami, dan kirimkan signal untuk Siwon hyung, dia yang bertugas untuk membereskan situasi darurat. Dan Luhan..."
"Baekhyun ikut denganku!"
"Mwo?"
"Baekhyun ikut denganku, Kyung. Kau suruh saja Minho atau yang lain untuk berjaga. Aku tak bisa membiarkannya sendirian."
"Aku juga ingin bersama Chanyeol. Aku khawatir padanya kalau terjadi sesuatu."
"Hhhh..."- Kyungsoo menghela nafasnya berat.
"Ya, ya baiklah. Lakukan sesuka kalian. Lagipula Minho memang sudah kusuruh untuk berjaga. Tapi ingatlah untuk melindungi satu sama lain. Jangan sampai Baekhyun terluka. Aku menyuruhnya tetap disini agar dia tidak terluka, Yeol."
"Eum."
"Haish! Hyung, berjanjilah kalau ini yang terakhir. Kau tidak boleh menggunakan kekuasaanmu seperti ini. Aku juga ingin bersama Kyungsoo hyung, Sehun juga. Dia terus merengek ingin bersama Luhan hyungnya itu. Tapi kami menerima bahwa kami harus dipisahkan saat bertugas. Kau juga harus sama seperti kami."
Chanyeol memukul kepala kedua adiknya itu.
"Kalian iri, huh? Dengar, Baekhyun belum terbiasa dengan hal seperti ini, sedangkan Luhan dan Kyungsoo sudah ahli dalam hal ini. Jadi wajar bukan kalau aku mengkhawatirkannya? Aku akan melatihnya setelah ini jadi aku bisa tenang saat dia bertugas sendirian. Kalian puas?"
Kai dan Sehun saling bertatap muka lalu mengangguk.
Apa yang dikatakan Chanyeol benar dan mereka tidak bisa membantahnya. Walau Kyungsoo bilang bahwa Baekhyun  adalah anggota SIT bahkan dia menduduki pangkat yang tinggi di organisasinya, namun mereka masih tidak bisa menjamin apakah yang tertulis diberkas itu benar atau tidak. Jadi meninggalkan Baekhyun sendirian memang terlalu beresiko.
"Hentikan bicaranya, kita akan segera sampai ke TKP. Siapkan senjata kalian! Aku akan menghubungi Siwon hyung dulu."
"304 melapor, apakah kondisi sudah siap? Over."
"Masih menunggu konfirmasi agen 301."
Siwon menggapai alat komunikasi yang lainnya untuk menghubungi Luhan.
"Luhan, bagaimana?"
"Semuanya sudah siap."
"Roger!"- Siwon.
"Agen 304, lokasi sudah siap. Eksekusi sekarang. Over."
"Roger."
.
Mereka kini sudah berada didepan sebuah gedung megah, dimana semua data-data kenegaraan disimpan disini. Misi mereka adalah mencuri dokumen yang berisi kebusukan politik dari para pejabat itu dan membeberkannya pada media sehingga nama baik mereka bisa dibersihkan dan kebenaran akan terungkap.
"Chanyeol, Baekhyun, kalian yakin?"- Kyungsoo.
Baekhyun mengangguk kearah Chanyeol yang melihat kearahnya.
"Eum."- kini giliran Chanyeol yang mengangguk kearah Kyungsoo.
"Baiklah, ayo kita lakukan."- Kyungsoo.
Dan misi pun dimulai.
.
"Tes tes. Apa sudah terhubung? Agen 304, kau bisa mendengarku?"- Siwon
"Agen 304 disini. Apa agen 301 disana? Over."- Kyungsoo
"Ne. Aku sudah mengalihkan perhatian mereka dan kami akan berangkat menuju ke markas kita sebentar lagi. Jadi, aku mungkin tidak bisa menghubungi kalian untuk beberapa saat. Kalian jalankan saja misi kalian semulus mungkin. Dan sepertinya kalian perlu memancing keributan kali ini. Seperti mengeluarkan surat teror agar mereka mengalihkan perhatiannya."- Luhan.
"Arrasseo."
Kyungsoo dan Chanyeol menatap masing2 anggotanya. Kyungsoo mengangguk kearah Chanyeol.
"Move!"- Perintah Chanyeol yang langsung diikuti oleh anggota lainnya.
.
"Agen 305 kau mendengarku?"- D.O
"Ne."- Kai
"Terbitkan surat ancaman itu, sekarang!"
"Roger!"- ucap Kai sambil menyeringai.
"Kau juga agen 306."
Sehun pun menyeringai, sama seperti rekannya.
"Roger."
.
Seluruh isi gedung museum kenegaraan itu mengalami kepanikan. Situasi ricuh dimana-mana.
Para pengunjung diminta untuk keluar dari gedung, sedangkan para petugas mulai berkumpul untuk memperketat penjagaan.
Sementara itu, Sehun justru berjalan dengan santai untuk memasuki gedung sambil sesekali bersembunyi saat ia melihat beberapa orang penjaga dari kejauhan.
Siwon sudah bersiap jika situasi darurat terjadi. Senjata jarak jauh terpasang di seluruh tubuhnya sambil ia mengamati dari kejauhan situasi saat ini.
Sementara Chen mengirim beberapa pembunuh bayaran profesional untuk menjaga kedua markas mereka kalau-kalau terjadi sesuatu yang membahayakan Luhan ataupun dokumen penting yang mereka jaga saat ini.
"Agen 305, bagaimana situasi disana?"
"Ini lebih mudah dari yang aku bayangkan. Aku sudah hampir sampai ditempat dokumen. Aku akan menyusulmu dan berjaga didepan selama kau menjalankan misimu."
"Agen 306. Bagaimana denganmu?"
"Aku sedang sembunyi. Banyak petugas disini. Aku pikir aku akan berjaga disini saja. Agen 302, kau dimana? Over."
"Aku ditempat persembunyianku. Wae?"
"Ani, karena Kai sudah masuk tolong jagakan pintu depan untukku. Aku khawatir mereka akan berjaga disana dan menutup jalan untuk kita bisa keluar."
"Ne, jangan khawatir. Aku selalu siap sedia."
"Bagus. Agen 303, jelaskan posisimu."- Kyungsoo.
Tidak ada jawaban...
"Agen 303?"
"Mwoya? Kenapa dia tidak menjawab? Hyung, gwaenchana?"
"..."
Dan Chanyeol masih tak menjawab panggilan dari rekannya.
"Agen 302, tolong cek keberadaan agen 303 dan lihat apa yang terjadi padanya."
.
'Brak!'
Suara pintu yang didobrak diiringi dengan suara dentum sepatu milik orang yang sedang berlarian itu memenuhi seisi ruangan. Namun apa yang mereka dapati hanyalah rumah kosong tanpa ada seorang pun didalamnya.
"Segera telusuri seluruh ruangan dan cari keberadaan mereka. Jangan lupa jika ada berkas-berkas yang penting, bawa dan serahkan itu padaku."
"Siap, komandan!"- ucap mereka serentak.
Ya, kali ini Kris lah yang diberi tanggung jawab sebagai komandan pasukan, dan itu artinya semua perintahnya harus dituruti oleh juniornya itu, termasuk Luhan, yang kini sedang mondar-mandir kesana kemari seolah sedang serius mencari keberadaan rekannya yang kini sedang menjalankan misi ditempat lain.
"Lapor, komandan! Tidak ada tanda-tanda keberadaan seseorang disini. Untuk berkas, kami menemukan ini."
Kris membaca selembar kertas yang dibawa oleh anak buahnya.
Kertas itu bukanlah dokumen asli, hanya copy'an yang berisi tentang penggunaan dana pajak negara untuk keperluan pribadi seorang menteri yang kini masih menjabat dipemerintahan.
"Terus cari keseluruh ruangan dengan detail apakah ada dokumen lain yang tertinggal."
"Siap, komandan!"
Kris tersenyum miring. Jadi ini rencana mereka?
Diam-diam pria jangkung itu mengamati setiap gerak- gerik Luhan tanpa terlewat sedikitpun.
'Hmm... Menarik.' Batinnya.
.
Suho masih menatap pria manis dihadapannya dengan cemas, menanti jawaban apa yang akan diberikan untuk pertanyaannya tadi, sebelum sebuah panggilan masuk menginterupsinya.
"Ck!" Suho mendecih kesal, namun saat dia melihat nama yang tertera pada ponselnya, dia tahu bahwa dia tidak bisa mengabaikan panggilan itu.
"Yeobosseo?"
"Lapor, komandan! Markas yang kita tuju ternyata telah dikosongkan oleh mereka. Dan hanya ada beberapa berkas yang akan saya laporkan kepada anda nanti."
"Sudah kuduga. Lakukan sesuai rencana kita."
"Siap, laksanakan!"
Suho langsung menutup panggilan itu dan kembali fokus pada pria dihadapannya.
"Kau ingin aku kembali padamu?"
Suho mengangguk.
"Dan kau pikir aku akan memaafkanmu begitu saja?"
"Tentu saja tidak. Tapi aku harap kau mau membuka hatimu untukku sedikit demi sedikit."
"Aku perlu bukti, Jumyeon ssi. Aku perlu bukti bahwa kau memang mencintaiku dan tidak akan meninggalkanku seperti dulu."
"Bukti apa yang kau inginkan. Aku pasti akan melakukannya."
"Ikut sertakan aku dalam pekerjaanmu."
"Mwo?"
"Kau keberatan?"
"Tidak! Sama sekali tidak!"
"Kalau begitu, ayo kita berangkat."
Lay langsung memasuki mobil milik Suho, sedangkan Suho tidak bisa menolak permintaan orang yang sangat dicintainya itu. Mereka pun pergi bersama menuju ke markas Chanyeol dan anggotanya.
.
"Agen 302, bagaimana dengan agen 303?"
"Aku belum bisa tersambung dengannya. Agen 308, segera hubungi aku jika kau melihat situasi darurat. Aku harus mengecek agen 303 sekarang."
"Agen 308 siap menjalankan perintah!"- Minho.
.
Kyungsoo sudah berada didalam ruang dokumen. Ia bahkan sudah mendapatkan beberapa dokumen yang diperlukan. Sementara Kai masih didepan menunggu kekasihnya selesai menjalankan misi sekaligus mengawasi jika ada bahaya yang mengancam kekasih mungilnya itu.
"Agen 304, apa kau sudah selesai? Segera keluar, penjagaan sudah mulai diperketat. Penjaga ada dimana-mana."- Kai
"Semua, segera keluar dari TKP. Over."
"Roger."- Sahut Siwon, Kai, Sehun dan Minho.
Mendengar jawaban dari Kyungsoo tadi, tentu mereka paham bahwa Kyungsoo sudah menyelesaikan misinya dengan baik.
.
"Lapor, komandan! Tidak ada dokumen lain yang tersisa dan tidak ada tanda-tanda adanya orang disekitar sini."
"Benarkah?"
"Ne!"
"Dimana Jaesung?"
"Jaesung ssi? Ah, molla. Apa dia bersama kalian?"
Tidak ada yang menyahut.
'Shit!' Batin Kris.
"Cepat cari dia sampai ketemu!"
Kris dan pasukannya langsung bergerak untuk mencari keberadaan Luhan. Mereka mencari keseluruh penjuru arah.
'Brak!'
Pintu kamar mandi didobrak oleh Kris dan nampaklah Luhan yang sedang berusaha mengeluarkan diri melalui lubang angin-angin yang ada disana.
Kris dengan sigap langsung menggapai kaki Luhan, menariknya hingga pria cantik itu terjatuh kelantai kamar mandi.
"Aww!"
Kris menunduk. Mengarahkan wajahnya kearah Luhan yang masih nampak kesakitan. Perlahan ia memasangkan borgol ke tangan pria mungil itu.
"Mau melarikan diri, Jaesung ssi? Atau... haruskah aku memanggilmu Luhan?"
Shit!
Kali ini, tamat sudah riwayatnya!
.
Minho, Siwon, Dan Sehun sudah berada didalam kendaraan mereka untuk bersiap melarikan diri dari sana.
Namun, empat member mereka yang lain tak kunjung muncul pula batang hidungnya.
Tiba-tiba suara sepatu yang keras terdengar dari dekat situ.
"Itu mereka!"- Sehun berseru saat mengetahui kedua hyungnya telah kembali. Mereka tampak berusaha berlari sekuat tenaga.
"Sudah dapat?"- Siwon.
Kyungsoo menunjukkan sebuah map yang berisi beberapa kertas yang sedang ia bawa.
"Chanyeol? Baekhyun? Mereka tak bersama kalian?"
"Mwo? Mereka belum kembali?"-Kai.
"Eum."
"Hyung, kau belum bisa terhubung dengan mereka?"- D.O
"Tidak bisa. Aku melacak lokasinya tapi dari tadi alatnya menunjukkan tempat yang sama tanpa ada pergerakan. Aku pikir alatnya mengalami gangguan. Minho ah, saat kau mengawasi tadi apa kau sama sekali tak melihat mereka?"
"Tidak, aku bisa melihat kalian, tapi tidak bisa melihat Chanyeol dan Baekhyun hyung. Aku pikir karena mereka bertugas digudang, jadi tempat itu sedikit rahasia dan kalian belum bisa mengaksesnya jadi mereka tidak nampak digambar."
"Mwo? Hacker kami ini sudah kelas dunia, kau tahu? Luhan tidak mungkin tidak bisa melakukan tugas kecil ini. Kami sudah mengakses semuanya."
"Shit! Hyung, apa itu artinya sistem kita sengaja dirusak? Jika itu benar maka pasti terjadi sesuatu pada mereka."
"Dan Luhan hyung, apa sudah bisa dihubungi? Apa dia baik-baik saja? Kapan kita bisa kembali ke markas?"- Sehun.
"Itu... Aku juga kehilangan kontak dengan Luhan. Sambungan kami terputus."
"Mwo!?!"- Sehun.
"Sial!"- Kyungsoo.
.
"Komandan!"- ucap semua pasukan keamanan kepresidenan itu ketika Jumyeon memasuki TKP.
Suho menatap Luhan yang terborgol dipergelangan tangan dan kakinya.
"Bagus. Bawa dia kekantor untuk diinvestigasi. Sebagian dari kalian tetaplah disini dan teruslah mencari apabila ada petunjuk penting yang kita butuhkan."
"Siap, komandan!"
Kris menarik Luhan untuk bangun dan akan mereka bawa ke markas, namun...
'Ceklek'
Sebuah suara pelatuk senapan terdengar di indra pendengarannya.
Kris langsung menatap kearah sumber suara. Matanya terbelalak kaget mengetahui bahwa sebuah senapan diarahkan ke kepala komandannya itu.
"Lepaskan dia atau kubunuh komandanmu!"
"Yixing ssi... Kau..."
.
"Hyung, apa yang harus kita lakukan?"- ucap Kyungsoo panik.
"Kita harus keluar dari sini dulu. Aku akan menghubungi kenalan ku untuk melacak mereka dan akan mencari mereka nanti. Untuk keamanan, sebaiknya kita tidak pergi ke markas dulu. Aku akan menyuruh orang untuk mengambil semua barang-barang kita dan mari kita tinggal dari hotel ke hotel sampai kita bisa menemukan markas baru kita. Minho, kau menyetir! Kalian, cepat naik ke mobil!"
Dan semuanya menuruti perintah Siwon.
.
"Yeobosseo. Donghae ah."
"Ne, hyung. Wae? Tumben kau menghubungiku?"
"Ani, aku perlu bantuanmu. Sekarang dan secepatnya. Ini situasi mendesak."
"Eoh? Sudah lama kau tidak memakai jasaku. Ada apa memang?"
"Datang ke hotel XX sekarang. Aku tunggu sepuluh menit lagi. Aku akan segera sampai disana."
"Bukankah itu hotel milikmu?"
"Haish, iya. Jangan banyak tanya dan datang saja. Situasinya sedang genting sekarang."
"Iya iya. Aku sudah didalam mobil. Sampai jumpa nanti."
"Eum. Bye."
"Bye."
.
Kini Donghae dan Siwon sudah sampai di tempat yang mereka tunjuk tadi. Tanpa basa-basi, mereka langsung membicarakan soal pekerjaan.
"Jadi bagaimana?"
"Situasinya adalah..."- Siwon mulai menjelaskan secara detail mengenai masalah yang mereka alami.
Donghae langsung mengeluarkan perangkatnya. Mengetikkan beberapa huruf dan angka di komputer sakti miliknya.
"Sistemnya tidak ada yang salah. Hackermu bagus. Sistemnya tidak mengalami gangguan sama sekali. Tapi jika lokasinya tidak berpindah, maka itu artinya alat pelacakmu masih ada disana."
"Maksudmu?"
"Haish, kenapa kau tidak mengerti juga. Baiklah, akan ku buat sederhana saja. Intinya, alatmu mungkin terjatuh atau sengaja ditinggalkan disana. Perkiraanku, jika ada yang menangkap anggotamu, maka alatnya akan sengaja ditinggalkan atau terjatuh saat proses penangkapan. Tapi, kemungkinan terburuknya, anggotamu sekarang sedang tergeletak disana. Diam bersama dengan alatnya."
"Tapi aku melihat videonya tadi dan mereka tidak ada disana."- Minho.
"Biar aku lihat."- Donghae.
Minho mengeluarkan alat yang ia gunakan untuk mengintai tadi.
Donghae mulai membukanya dan memutar videonya. Butuh waktu cukup lama baginya untuk mengotak-atik video itu sebelum akhirnya dia bisa membuat sebuah kesimpulan.
"Ahhh... Bagus, sekarang semuanya jadi semakin jelas."
"Wae?"
"Ada yang membawa anak buahmu, dan alatnya sengaja ditinggalkan."
"Eoh? Bagaimana bisa?"
"Kameranya tidak dirusak, tapi sengaja digeser ke sudut yang sekiranya dia tidak akan terlihat disana. Aku bisa melihatnya. Pergeserannya hanya sedikit, tapi cukup untuk menutupi dirinya. Lalu soal alat, aku sudah memikirkannya kembali. Logikanya, jika alat itu terjatuh, maka akan ada sebuah suara berisik yang bisa kalian dengar di alat kalian juga atau akan terjadi sedikit gangguan dan kerusakan disana walaupun gangguan atau kerusakannya akan sangat kecil. Tapi seperti yang kau lihat, itu tidak terjadi disini."
Semua orang disana mencoba mencerna dan berfikir mengenai kemungkinan-kemungkinan tentang seseorang yang membawa rekannya itu. Begitu banyak pertanyaan yang ada dibenak mereka dan juga kecemasan yang mereka semua rasakan membuat otak mereka tak dapat berfikir dengan jernih.
.
"Aku akan menghitung sampai tiga, jika kau tak menyerahkannya sekarang, mungkin tanganku akan terpeleset dan tak sengaja menekan pelatuknya."
Kris menatap Suho yang nampak terkejut dengan apa yang ia alami sekarang, namun ia juga masih tetap berusaha tenang dan tidak ingin mengambil keputusan gegabah karena ia sudah menekuni pekerjaan ini selama bertahun-tahun dan dia paham betul bahwa yang paling ia butuhkan dalam situasi seperti ini adalah bersikap tenang. Suho balik menatap Kris, matanya seolah menunjukkan untuk tak mempedulikannya dan tetap membawa Luhan pergi. Namun bagaimanapun, Kris tak akan bisa mengorbankan nyawa sahabatnya ini demi tugasnya.
"Satu... Dua... Ti..."
Perlahan, Kris melepaskan Luhan dan ia bisa melihat wajah Jumyeon yang memejamkan matanya, nampak kecewa dengan pilihan Kris.
Namun sesaat kemudian...
'Sret'
Tangan Luhan ditarik oleh seseorang.
'Duar!'- Lay tanpa pikir panjang langsung mengarahkan senapannya kearah pria itu dan mulai mengarahkannya kearah beberapa pria lainnya yang muncul bersamaan dengan pria tadi.
Tiba-tiba muncul beberapa orang dibelakang Lay yang nampak melindungi pria manis itu. Mereka juga ikut mengarahkan senapannya kearah pria didepan sana.
Satu pria telah terkapar ditangan Lay.
Pria lain yang melihat itupun menjadi takut dan enggan untuk melakukan pergerakan.
Lay mendekat kearah Luhan, menariknya, lalu membawanya pergi.
"Lay ah..."- Suho
Lay tidak menyahut. Hanya berhenti sejenak, lalu memiringkan kepalanya.
"Habisi mereka!"- ucap Lay kepada para pengikutnya yang langsung melaksanakan perintahnya.
Luhan hanya mengikuti kemana pria berdimple ini membawanya dengan sebuah pertanyaan yang ada dibenaknya.
Bukankah pria yang menariknya tadi pria suruhan Chen? Ia awalnya berfikir bahwa Lay adalah salah satu dari orang suruhan Chen. Namun melihat dia menghabisi orang-orang suruhan Chen tadi menyisakan tanda tanya besar.
Siapa pria ini sebenarnya?
Kenapa ada dua kubu yang mengincarnya?
Apakah dia menyelamatkan, atau justru sebaliknya?
Namun Luhan memilih  tetap diam dibalik semua pertanyaan yang mengganggunya itu.

BULLET OF LOVEWhere stories live. Discover now