Part 6 - Secret Identity

1.4K 129 0
                                    

Chapter 6

Chanyeol kini tengah bersantai bersama dengan Baekhyun, Kang Daniel, dan Yunho di ruang aula rumah sakit.
Baekhyun tengah sibuk menemani Yunho yang kini mengajaknya bermain boneka tangan. Sesekali ia meladeni Chanyeol yang mengajaknya bercanda disana. Chanyeol juga terkadang menjahili Yunho yang membuat Yunho merengek pada Baekhyun dan berakhir dengan si mungil yang akan memelototi Chanyeol. Maksudnya sih untuk memberikan death glare, tapi hal itu justru nampak imut dimata Chanyeol.
"Baekhyun eonnie! Hua!! Chanyeol oppa mengambil pororo milikku. HUAAAA!!! Lihat! Dia memukul Pororonya. Pororoku... Dia pasti kesakitan. Selamatkan pororoku Baekhyun eonnie."
Baekhyun menghela nafasnya dan kembali memberikan death glare imutnya pada Chanyeol yang justru membuat pria jangkung itu tertawa terbahak-bahak.
"Bilang dulu kalau Chanyeol hyung tampan. Cepat!"
"Tidak mau!"
"Ya sudah. Kau dengar pororo? Dia tidak sayang padamu. Jadi kau lebih baik tinggal denganku. Ayo kita pergi."
"Andwae! Huaaa!! Hiks hiks."
"Cepat bilang!"
"Chan, Chanyeol oppa tampan. Hiks hiks."
"Nah, begitu. Kan tidak susah bilang seperti itu. Lagipula aku memang tampan kan?"
Baekhyun dan Kang Daniel yang melihat hal itu nampaknya mulai kehilangan kesabaran.
Si mungil itupun mulai berjalan kearah Chanyeol dengan perlahan dan menjewer telinga Chanyeol yang kelewat lebar.
"Aww! Baek sakit Baek! Ampun!"
"Hahaha. Rasakan kau Chanyeol oppa. Bwle!"- Yunho
"Hahaha. Eunha ah. Ayo kita tinggalkan mereka. Ikut denganku, aku akan memberikan es krim untukmu."- Kang Daniel
"Yeay! Ayo!"
Dan kini hanya mereka berdua yang tersisa. Dengan Baekhyun yang mengeluarkan segala jurusnya untuk memberi pelajaran pada Chanyeol. Dan Chanyeol yang hanya pasrah dan meng'aduh' walau sudah dijewer, dipukul, bahkan dicubit oleh Baekhyun.
"Ampun Baek! Aku tidak akan mengulanginya lagi. Aww!"
Saat mereka tengah asik berkutat dengan adegan penganiayaan yang dilakukan oleh Baekhyun itu, tiba-tiba sebuah suara dering telepon milik Chanyeol terdengar. Membuat keduanya terdiam seketika. Dan Chanyeol pun segera mengeluarkan ponselnya dari sakunya.
Itu adalah Jongdae lagi yang menghubunginya.
Chanyeol segera menjauh dari Baekhyun agar pria imut itu tidak mendengarkan percakapannya.
"Yeobosseo?"
"Chanyeol ah. Tidak ada waktu lagi. Sekarang bersiaplah, dan bergegaslah melarikan diri dari rumah sakit itu. Orangku akan menjemputmu dan membawamu ke TKP."
"Mwo? Wae? Apa terjadi sesuatu?"
"Ikut saja, dan nanti kau akan tahu setelah tiba disana. Palli."
"Arrasseo."
Chanyeol segera bergegas menuju ke pagar depan, ia melihat keadaan sekitar dan setelah yakin bahwa semuanya sudah aman, ia pun segera memanjat pagar itu.
Chanyeol baru saja meletakkan salah satu kakinya diujung pagar ketika seseorang menepuk bahunya dan membuat si jangkung itu terperanjat kaget. Perlahan, Chanyeol membalikkan badannya.
"Baekhyun ah."
'Ijinkan aku untuk ikut denganmu.' tulis Baekhyun.
"Tidak, Baek! Kau harus tetap disini. Jika sampai uisa nim tahu bahwa kita menghilang disaat yang bersamaan, dia akan khawatir, dan kita akan berada dalam masalah besar. Kau kembalilah. Aku akan segera kembali dan menemuimu nanti."
'Tapi aku ingin ikut. Ajak aku pergi denganmu.'
"Tapi Baek, ini berbahaya."
'Ku mohon. Aku hanya akan mengawasimu dari jauh. Aku janji aku tidak akan mengganggu urusanmu dan aku tidak akan memberitahukan hal ini pada siapapun.'
Melihat Baekhyun yang memasang wajah puppynya membuat pertahanan Chanyeol melemah.
"Baiklah. Tapi janji, nanti kau akan tetap berada di mobil. Oke?"
Dan Baekhyun hanya mengangguk patuh atas perintah Chanyeol.
Chanyeol yang sudah mendapat persetujuan Baekhyun pun segera melanjutkan langkahnya untuk memanjat pagar itu. Sesampainya di ujung pagar ia menyuruh Baekhyun untuk memanjat dan mengulurkan tangannya untuk membantu si mungil itu. Setelah Baekhyun sampai dipuncak bersamanya, ia menyuruh Baekhyun untuk diam dan dirinya pun bergegas turun. Lalu, ia kembali menyuruh pria mungil itu untuk menuruni pagar dan disaat Baekhyun masih sampai setengah jalan, Chanyeol langsung meraih tubuh ramping Baekhyun untuk ia gendong dan dibawa turun ketanah.
"Ayo pergi."
Baekhyun mengangguk.
Dan Chanyeol segera menggandeng tangan Baekhyun untuk berlari menuju mobil yang disiapkan untuknya.
.
Chanyeol masih celingukan untuk mencari mobil yang dimaksud Jongdae. Ia meraih ponselnya untuk segera menghubungi hyungnya itu, tapi belum sempat telepon itu terhubung sebuah mobil datang dan memarkirkan diri tepat dihadapannya.
"Minho ah?"
"Hyung, bocah itu? Nugu?"
"Nanti kuceritakan. Jongdae hyung yang menyuruhmu?"
"Eum."
Dan lagi, Chanyeol segera menarik pergelangan tangan si mungil untuk memasuki mobil itu. Ia mempersilakan Baekhyun masuk terlebih dahulu dan bahkan meletakkan tangannya diatas kepala Baekhyun agar kepala si mungil itu tak terbentur ujung mobil.
"Cepat pergi."
"Arrasseo."
Dan mobil pun melaju dengan kecepatan penuh.
.
"Hyung, jadi..."- ucap Minho sambil melirik Baekhyun.
"Ah, ini Baekhyun. Temanku di rumah sakit."
"Dan kenapa kau mengajaknya?"
"Dia ingin ikut. Tenang saja, dia ini orang yang bisa dipercaya. Jadi, kau tidak perlu khawatir."
Oke. Ini sedikit aneh bagi Minho.
Chanyeol tidak biasanya memperlakukan temannya seperti ini. Dia orang yang keras kepala dan sulit untuk diajak berteman. Tapi dia bisa berteman sedekat ini dengan Baekhyun? Dan bahkan cukup percaya untuk mengijinkan Baekhyun ikut saat dia berada dalam misi. Perlahan, seulas senyuman tertarik dari ujung bibir minho.
"Hyung, kau menyukainya?"
"A, apa maksudmu?"
"Jangan pura-pura tidak mengerti. Kau menyukainya kan? Kalau tidak, tidak mungkin kau..."
"A, aku tidak mengerti yang kau bicarakan. Jadi diamlah!"
Minho terkekeh kecil sambil menatap kaca mobil. Chanyeol benar-benar berbeda sekarang. Chanyeol yang sadis dan bahkan tidak segan untuk membunuh lawannya, kini malah merona dan tersipu malu sambil memandangi jendela luar. Dan jangan lupakan Baekhyun yang juga melakukan hal yang sama. Bahkan rona dipipi Baekhyun lebih kentara daripada Chanyeol.
Ups! Sepertinya ini akan jadi menarik bagi Minho.
.
"Kita sudah sampai."
Chanyeol segera menolehkan kepalanya ke arah Baekhyun.
"Baekhyun ah, ingat janjimu. Kau diamlah disini dan jangan keluar dari mobil seinchipun. Tetaplah disini dan segeralah melarikan diri dan meminta pertolongan jika terjadi sesuatu."
Chanyeol menyelipkan sesuatu ketangan Baekhyun.
"Itu nomor teleponku. Bersembunyilah dan hubungi aku jika kita harus terpisah nanti. Aku akan segera menjemputmu dan membawamu kembali. Arra?"
Baekhyun menganggukkan kepalanya patuh. Chanyeol yang melihat itupun merasa lega.
"Minho ah, jaga dia. Aku pergi dulu."
"Arrasseo. Cepatlah."
Chanyeol segera keluar dari mobil sambil menatap Baekhyun sekilas.
.
Chanyeol akan melangkahkan kakinya menuju gedung itu. Namun melihat beberapa penjaga diluar membuat Chanyeol yakin bahwa Go Minki dan orang-orangnya sudah sampai digedung ini. Ia pun mengurungkan niatnya dan berputar mencari rute lain yang aman. Namun baru beberapa langkah, ia sudah berhasil menemukan rekannya yang sedang dalam bahaya dan tidak dapat bergerak dari persembunyiannya.
Kai dan Sehun sedang berada disana. Dibalik sebuah pohon besar yang menutupi mereka. Sedangkan para pengawal Go Minki sedang berbincang sambil mengitari pintu masuk parkiran yang tepat berada dihadapan mereka.
Ya, Sehun dan Kai berhasil keluar dari area parkir karena beruntungnya, para pengawal itu sedang membeli kopi dikedai sebelah agar mereka bisa tetap terjaga. Dan sialnya, ketika mereka akan melanjutkan perjalanan, para pengawal itu sudah kembali dan memposisikan dirinya untuk berjaga didepan pintu parkir, tempat yang seharusnya mereka jaga sedari tadi.
Chanyeol yang melihat itu pun tak bisa tinggal diam. Ia memanggil Sehun, lalu memberi kode agar duo maknae itu segera melarikan diri saat dia menjalankan aksinya.
Sehun yang awalnya terkejut karena hyungnya itu ada disini, kini mulai menangkap signal dari Chanyeol dan segera memberitahu Kai tentang rencana mereka.
Chanyeol segera memakai topeng buatan Luhan yang ia bawa dari mobil Minho tadi. Ya, Chen yang cerdas dan mudah memahami situasi tentunya sudah mempersiapkan segala peralatan yang mungkin diperlukan Chanyeol untuk dibawa oleh Minho. Dan Minho pun tak lupa untuk memberikannya pada Chanyeol saat perjalanan tadi.
Luhan memang ahli dalam membuat benda apapun yang berkaitan dengan misi seperti ini. Lihatlah, Chanyeol yang sekarang memakai topeng buatan Luhan, benar-benar tak terlihat seperti Chanyeol. Ia nampak seperti bapak-bapak diusia 40an dengan wajah bersahaja dan sedikit rambut yang memutih. Chanyeol yang puas dengan penampilannya pun segera melangkahkan kakinya kearah penjaga itu.
"Permisi, apa kalian punya korek?"- ucap Chanyeol dengan nada ramah seperti orang tua pada umumnya.
"Ah, ne."
"Gamsahamnida."
"Ah, bolehkah aku bertanya? Apa mungkin kalian tahu arah menuju ke halte bis terdekat? Aku akan mengunjungi anakku didaerah sekitar sini dan aku sudah menghubunginya. Dia bilang, dia akan menjemputku dihalte bis tapi aku malah pergi membeli rokok, dan sekarang aku lupa arah menuju halte bis tadi. Ah, semakin tua aku jadi semakin gampang lupa dan bodoh. Maafkan aku."
"Ani, jangan bilang seperti itu ahjussi. Tempat ini luas, wajar saja kalau kau lupa. Itu disana. Kau hanya perlu berjalan lurus kearah sana lalu belok kanan. Disana ada halte bis dan itu yang terdekat didaerah ini."
"Ah, jadi disana? Baiklah, terimakasih. Kau pemuda yang baik. Semoga kau bahagia selalu. Aku jadi ingin memperkenalkanmu pada putriku. Hahaha."
"Ah, ahjussi. Anda bisa saja."
"Baiklah, aku pergi dulu. Sekali lagi, terimakasih. Dan ini, ambilah beberapa rokok ini sebagai ucapan terimakasihku. Sampai jumpa."- ucap Chanyeol yang segera pergi meninggalkan pengawal Go Minki itu.
Kai dan Sehun? Tentu saja mereka sudah pergi sedari tadi. Mereka sangat cepat dan cekatan dalam urusan melarikan diri.
Chanyeol masih berjalan beberapa langkah dari pintu parkiran tadi, dan ia melihat Siwon dan Kyungsoo yang terjebak diatap dan tidak bisa bergerak.
Chanyeol berusaha memanggil mereka dengan kode yang biasa mereka gunakan.
"Eoh? Ahjussi itu? Siapa?"- Siwon berbisik kearah Kyungsoo
"Ini aku Chanyeol."- ucap Chanyeol yang menggunakan bahasa isyarat.
Mereka berdua memelotot kaget.
Chanyeol mulai mengawasi sekitar. Di atas ada pengawal Go Minki yang sepertinya dalam keadaan panik dan melihat kearah jendela.
Chanyeol segera menunduk dan berjalan seperti biasa. Ia lalu masuk ke sebuah cafe yang berada didepan club itu karena disitulah ia bisa melihat dengan jelas gerak gerik pengawal itu dari balik kaca cafe. Chanyeol mulai memasang earphonenya. Lalu memberi kabar pada rekannya disana.
"Hyung, mereka sedang memeriksa kearah jendela. Jangan bergerak!"- Ucap Chanyeol pada Siwon.
Chanyeol pun mulai menghubungi Minho.
"Minho ah. Bantu aku untuk menghubungi club itu agar anak buah bosmu mengalihkan perhatiannya dari orang-orang ku."
"Arrasseo."
Dan Minho pun segera menjalankan tugas seperti yang diperintahkan Chanyeol.
Chanyeol yang mengawasi pergerakan pengawal Go Minki melihat bahwa para pengawal itu mulai beranjak dari jendela dan salah satunya mulai mengangkat telepon yang tersedia disana.
.
"Yeobosseo."
"Ne."
"Ah, Donghyun hyung?"
"Minho?"
"Ne. Kau ada disana, berarti bos juga ada disitu?"
"Tentu saja. Memangnya ada apa?"
"Haish! Bodohnya aku! Ani, aku hanya bermaksud menelpon Inha noona karena sepertinya ada barangku yang tertinggal disitu. Tapi karena ada bos, aku akan menghubunginya secara pribadi saja nanti. Hyung, kenapa kau mengangkat teleponnya?"
"Ah, sekretaris Kim sedang membuatkan minuman untuk bos. Jadi, aku angkat saja."
"Kau tidak boleh seperti itu hyung. Bagaimana jika ini dari orang penting? Kau tidak akan bisa mengatasinya."
"Kau pikir aku ini dirimu? Aku hanya perlu melihat catatan sekretaris Kim dan aku akan bisa melakukannya."
"Hehehe. Maafkan aku, hyung. Ya sudah kalau begitu. Aku tutup dulu."
"Tunggu! Apa tadi kau bertemu dengan seseorang yang mencurigakan?"
"Seseorang yang mencurigakan? Memangnya ada apa?"
"Ani, ada sesuatu terjadi diclub. Aku pikir mungkin kau bisa membantuku untuk menemukan pelakunya."
"Pelaku? Apa itu sesuatu yang serius? Aku tidak melihat siapapun tadi kecuali para staf dan juga bapak tukang sampah yang biasa datang ke club."
"Ani, kau tidak perlu khawatir. Ya sudah kalau begitu. Terimakasih atas infonya."
"Baiklah. Annyeong."- dan telepon pun ditutup oleh Minho yang tertawa miring diseberang sana.
.
"Hyung, mereka sudah menjauh! Cepat turun!"- Chanyeol.
Siwon segera melompat dari lantai dua dengan tali yang Luhan persiapkan. Kyungsoo pun segera melakukan hal yang sama.
Namun tak berapa lama seorang pengawal Go Minki melihatnya dan segera berlari keluar untuk menyusul mereka. Sialnya, mereka juga dibekali peralatan yang memudahkan mereka dalam menjalankan misi. Jadi mereka memasang tali dan segera menyusul Kyungsoo yang memang turun belakangan.
"Shit!"- ucap Chanyeol.
Chanyeol hanya diam, sengaja membiarkan pengawal itu mengejar mereka. Kini Kyungsoo dan Siwon sedang berlari, berusaha menjauh dari kejaran pengawal Go Minki itu. Hampir saja mereka tertangkap, namun Chanyeol yang melihat pengawal itu melewati cafe tempatnya sembunyi segera membuka pintu cafe yang membuat pengawal itu menabrak pintu dan terjatuh.
"Aigoo, aigoo. Kau tidak apa-apa? Maafkan aku. Maafkan aku. Aku tidak sengaja."
"Gwaenchansseumnida."
Dan pengawal itu pun segera pergi tanpa mempedulikan Chanyeol yang kini tengah tersenyum miring karena sudah berhasil menjauhkan pengawal itu dari Kyungsoo dan Siwon.
.
Kyungsoo dan Siwon sudah sampai dimobil mereka dimana Kai dan Sehun sudah menunggu disana.
"Hyung! Haish! Kenapa lama sekali? Membuatku khawatir!"- ucap Kai pada Kyungsoo.
"Cepat pergi! Tidak ada waktu lagi!"
"Arrasseo!"
Dan mereka segera melarikan diri dari sana. Sedangkan Chanyeol sendiri segera mencari mobil Minho untuk membawanya pulang yang sialnya sangat sulit untuk ia temukan.
"Ahjussi! Tunggu!"
Entah kenapa tiba-tiba pengawal Go Minki menghampirinya.
"Ne?"
"Bisa kau tunjukkan kartu identitasmu?"
"Wae...waeyo?"
"Tunjukkan saja."
"Memangnya ada apa? Aku tidak mau menunjukkan ID card ku seenaknya. Nanti disalah gunakan."
"Kau melihatku mengejar orang-orang itu kan? Mereka pencuri, dan kau seperti sengaja menghalangiku untuk menangkap mereka."
"Mwo? Aku tidak mengerti. Kau mengejar siapa? Kalau itu soal pintu tadi, aku tidak sengaja. Aku baru selesai membayar dan berniat keluar dari cafe, aku tidak melihatmu disana. Aku akan bertanggung jawab kalau kau minta ganti rugi."
Pergelangan tangan Chanyeol ditarik oleh anak buah Go Minki yang akan menyeretnya.
"Yak! Kalau minta ganti rugi bilang saja! Jangan seperti ini!"
"Ikut dengan ku."
Namun bukan Chanyeol namanya jika ia kalah menghadapi orang seperti ini. Ia mulai memutar tangannya dengan cepat dan melepaskan diri dari pengawal itu, ia pun segera bergegas melarikan diri dari sana.
"Yak ahjussi! Yak! Berhenti disana! Pasukan 02, ini pasukan 01. Ada ahjussi yang mencurigakan disini. Cepat bantu aku untuk menangkapnya."
"Pasukan 02? Pasukan 02?"
Tidak ada jawaban dari seberang sana. Tentu saja itu karena pengawal Go Minki yang lain menerima rokok yang diberikan oleh Chanyeol. Rokok yang sudah diberi obat bius. Tentunya berbeda dengan rokok yang Chanyeol hisap. Chanyeol menghisap rokoknya terlebih dahulu sebelum ia menuangkan obat bius itu kedalam rokok lainnya saat ia mengajak pengawal Go Minki berbicara tadi. Dan sekarang mereka tertidur dengan tenang.
"Haish jinja!"- pengawal itu tanpa lelah terus mengejar Chanyeol, hingga tanpa sengaja Chanyeol menemui jalan buntu.
"Shit!"
Pengawal itu mulai mengeluarkan borgolnya dan menghampiri Chanyeol dengan perlahan.
"Selesai sudah, ahjussi."- ucapnya.
Chanyeol yang terpojok tak bisa melakukan apa-apa lagi dan mulai menutup matanya.
Namun tak berapa lama.
'Jleb.'
Sebuah panah karet mengenai tepat dileher pengawal itu. Pengawal itu mulai meraba lehernya dan tesenyum. Ia cabut panah itu perlahan.
"Hanya panah karet?"
Dan saat pengawal itu berbalik untuk mengetahui siapa pelaku yang menembaknya dengan panah konyol ini, tiba-tiba pengawal itu pingsan. Tubuhnya melemas.
"Baek, Baekhyun?"
Baekhyun segera berlari ke arah Chanyeol dan menarik tangan pria itu untuk segera melarikan diri dari sana.
Ya, mereka berlari sambil bergandengan tangan.
'Baekhyun ah, kenapa kau bisa mempunyai alat seperti itu? Dan kau bisa memanah tepat pada sasaran. Sebenarnya kau ini siapa?' batin Chanyeol.
.
'Brak!'- Chanyeol segera menutup pintu dengan keras setelah mereka masuk kedalam mobil Minho.
"Kau ingin langsung kembali ke rumah sakit?"
"Ani. Bisakah kita ke markas dulu?"
"Tentu. Asal kau membimbing jalannya. Karena aku tidak tahu dimana markas mu."
"Baiklah. Akan aku tunjukkan arahnya. Kau menyetir saja."
"Arrasseo."
Dan Minho segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk menuju ke markas yang dimaksud Chanyeol.
Sesekali Minho melirik kebelakang. Menatap kearah Chanyeol yang tengah sibuk melepaskan topengnya. Dan hingga beberapa menit berlalu, hanya itu yang Chanyeol lakukan. Tidak ada percakapan sama sekali diantara mereka.
'Kenapa suasananya jadi canggung?' batin Minho.
"Kenapa kalian diam saja? Apa kalian lapar? Mau mampir untuk membeli makanan dulu?"
"Tidak perlu. Kita makan dimarkas saja."- Chanyeol
"Baiklah."
.
"Disini?" ucap Minho sambil mengamati sekitar bangunan yang disebut markas oleh Chanyeol.
"Eum. Ayo masuk."
Mereka berdua sudah turun dari mobil namun Baekhyun masih belum muncul juga.
"Istrimu?"- ucap Minho yang sontak mendapatkan sebuah jitakan dari Chanyeol.
"Dia pria, bodoh!"
"Memangnya kenapa? Pria juga bisa jadi istri yang baik."
"Ck! Kau sudah gila."
Chanyeol membuka pintu tempat Baekhyun duduk, namun nampaknya pria mungil itu tengah tertidur dengan damai dan mungkin telah memasuki alam mimpi. Melihat itu Chanyeol pun tersenyum tipis.
'Aku tidak tahu siapa kau. Tapi bagaimana bisa aku mencurigaimu jika hanya dengan melihat wajahmu saja bisa membuat perasaanku lebih tenang. Bahkan jika kau menghianatiku, aku tidak akan sanggup untuk membencimu.'
Ucap Chanyeol yang sedang berbicara pada benaknya sendiri.
"Baekhyun ah. Ireona."
"..."
"Baekhyun ah!"
Baekhyun mulai terusik dan membuka matanya perlahan.
"Kita sudah sampai. Ayo turun."
Baekhyun mengangguk paham dan perlahan mulai keluar dari mobil itu, namun keseimbangannya masih belum pulih betul sehingga ia hampir oleng jika saja Chanyeol tak memeganginya.
Chanyeol tersenyum.
"Kau masih mengantuk?"
Baekhyun hanya mengangguk sebagai jawaban, dan Chanyeol meraih tangan Baekhyun untuk ia genggam.
"Agar kau tidak jatuh."- ucapnya.
Dan Baekhyun tersenyum sambil mengangguk paham.
"Ck! Jadi, mau bermesraan disini terus atau mau masuk kedalam?"
Chanyeol menutup matanya dan lalu memandang Minho marah karena dongsaengnya itu sudah merusak suasana.
Dan Minho hanya menampilkan cengiran khasnya tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Chanyeol pun segera menarik Baekhyun masuk.
.
"Chanyeol hyung!!!" Sehun langsung berhambur kedalam pelukan hyungnya itu.
Chanyeol terkekeh dan terbesit niat untuk menjahili maknae di grupnya ini.
"Kau merindukanku?"
"Tentu saja! Kau pergi terlalu lama. Hyung, hyung! Apa kau akan kembali sekarang? Kau akan tinggal dengan kita lagi?"
"Ani, aku tidak bisa berlama-lama disini. Aku harus segera kembali."
"Wae?"
"Rencana kita belum selesai, Oh Sehun. Aku akan jadi buronan jika tidak segera kembali ke rumah sakit."
"Ck! Kalau begitu tidak bisakah kau tinggal disini sehari saja?"
"Tidak."
"Hyung..."- Sehun mulai merajuk.
"Oh Sehun! Sudahlah. Hyungmu itu akan kembali jika sudah saatnya. Benarkan?"- Luhan.
"Eum. Aku akan kembali secepat yang aku bisa jika urusan kita sudah selesai."
"Arrasseo." ucap Sehun yang kini mengerucutkan bibirnya lucu.
"Chanyeol ah, siapa?" Ucap Kyungsoo sambil kepalanya menunjuk kearah Baekhyun.
"Aku juga ingin menanyakan hal yang sama."- Siwon.
"Ah, ini Baekhyun. Temanku di rumah sakit. Jongdae hyung sudah mengenalnya."
"Chanyeol ah, kemari."- Siwon.
"Aku akan segera kembali. Kau mengobrol saja dengan mereka. Mereka temanmu juga."- Ucap Chanyeol pada Baekhyun yang dibalas anggukan oleh si mungil.
.
"Ada apa, hyung?"
"Kenapa kau mengajaknya kesini? Kau yakin dia bisa kau percaya?"
"Aku tidak peduli. Bahkan jika dia menghianatiku, aku tidak peduli."
"Chanyeol ah, neo pabboya?"
"Hyung, aku yakin padanya. Dan bahkan jika kemungkinan terburuk yang terjadi, aku akan menyerahkan diriku sendiri dan memikirkan jalan keluar untuk kalian. Tenanglah."
"Kau menyukainya?"
"Sepertinya begitu."
"Ck! Pabbo! Dengar! Ini bahkan akan lebih buruk jika kau menyukainya. Kau melibatkan dia didalam pekerjaan kita. Tidakkah kau pikir itu terlalu berbahaya? Apa kau mampu melindunginya?"
"Ne. Aku akan melakukan apapun untuk melindunginya. Tapi jika dia menghianati kita, aku akan melakukan apapun untuk menyelamatkan kalian."
Siwon menatap Chanyeol ragu.
"Hyung!"
"Ck! Arrasseo. Aku tidak pernah menduga kalau kau akan menyukai seseorang. Aku pikir kau akan menyendiri sampai tua." ucap Siwon sambil meninju kecil bahu Chanyeol dan tertawa.
"Hyung..."
"Hahaha. Chanyeol ah, jika itu alasanmu maka aku tidak bisa menentangnya. Aku percaya padamu. Tapi ingatlah untuk tidak menyalah gunakan kepercayaan ku."
"Arrasseo."
"Baiklah. Ayo kembali kesana. Mereka sudah menunggu."
.
"Lihat, lihat! Dia bilang kita tampan!" ucap Sehun dan Kai yang senang karena Baekhyun mengangguk saat mereka bertanya apakah mereka tampan. Baekhyun hanya tertawa saat melihat tingkah duo maknae itu.
"Baekhyun ah, penglihatanmu baik-baik saja kan? Matamu tidak minus atau plus kan?"-Luhan.
Baekhyun masih tersenyum dan menggeleng.
"Kalau begitu bagaimana denganku? Aku tampan kan?"
'Luhan CANTIK.' tulis Baekhyun dibuku notesnya. Dan mereka sontak tertawa terbahak-bahak. Bahkan Kyungsoo yang jarang tertawa pun ikut tertawa dengan lebar.
"Apa yang kalian lakukan pada Baekhyun?"- Chanyeol.
"Kami hanya menanyainya."- Luhan.
Chanyeol membaca tulisan tangan Baekhyun dan ikut tertawa, begitu juga dengan Siwon.
"Kalian jahat!" rajuk Luhan yang kini menghentak-hentakkan kakinya kesal.
"Baiklah, baiklah. Sudah cukup bercandanya. Ayo kita buka dokumen yang berhasil kita curi dan segera rapatkan keputusan untuk merilisnya."
Semua orang langsung duduk diposisinya masing-masing saat mantan ketua sekaligus hyung mereka itu berbicara.
D.O mulai membuka dokumen itu dan membacanya dengan seksama.
"Aku menemukannya. Anggaran untuk pajak mereka terlalu sedikit untuk perusahaan sebesar itu. Ini dokumen asli pendapatan mereka. Dan ini dokumen palsu. Dan pengeluaran yang digunakan untuk membeli bahan baku terlalu besar. Ini hampir tiga kali lipat lebih besar dari dokumen asli mereka. Kemana perginya dana itu?"
Chanyeol mengambil alih dokumen itu dari tangan Kyungsoo dan ikut mengamatinya. Baekhyun yang duduk disebelahnya tidak bisa menahan dirinya untuk tidak ikut menelaah dokumen itu. Perlahan, tangannya menunjuk ke salah satu tulisan disana.
Chanyeol menoleh kearah Baekhyun.
"Restoran? Mereka menggunakan dana perusahaan disebuah restoran?"
"Pasti mereka makan bersama untuk membahas masalah bisnis. Kyungsoo ah, cari dokumen lain yang menunjukkan dengan siapa Go Minki pergi."
"Tidak perlu. Aku sudah menemukannya. Pria itu, entah terlalu ceroboh, atau terlalu rapi sehingga semua dokumen terkumpul jadi satu disini. Lihat ini."
Dan Kyungsoo menunjukkan beberapa data asli pengeluaran uang perusahaan yang ditujukan kepada beberapa orang penting, termasuk pada presiden dan beberapa petinggi kantor pajak, juga beberapa petinggi kepolisian.
Chanyeol menelaah data itu satu demi satu, hingga matanya tertuju pada sebuah tulisan disana. Dan pria itu tidak bisa mengalihkan pandangannya dari tulisan itu.
'Byun corp - 300 juta won.'
Byun Baekhyun, Byun corp.
Apakah keduanya berhubungan?
Jika iya, apa itu berarti Baekhyun terlibat dalam kasus Go Minki?
.
"Yeobosseo?"
"Ne, Kris ssi. Bagaimana?"
"Mereka berhasil melakukannya."
"Secepat itu? Daebak! hahaha. Baguslah kalau begitu. Lalu bagaimana dengan rekanmu itu?"
"Namanya Minho. Aku sengaja membiarkannya dan mengawasinya bersama Tao. Dia ikut andil dalam kasus ini, tapi perannya hanya melakukan hal-hal kecil. Seperti mengalihkan perhatian dan mengantar jemput Chanyeol. Kami masih terus mengawasinya."
"Bagus."
"Suho ssi, kau harus berhati-hati karena setiap pergerakanmu sekarang diawasi oleh mereka."
"Kalian tak perlu khawatir. Tentang Luhan, aku sedang mengawasinya. Dia juga ikut andil dalam misi ini. Bahkan dia berani menggunakan kamar mandi kantor sebagai tempat kerjanya. Benar-benar ceroboh."
"Oh ya, ada satu lagi. Aku melihat seseorang datang bersama mereka tadi. Aku sudah menyelidikinya. Dan pria itu bernama Byun Baekhyun."
"Byun Baekhyun? Hmm... Jika dia terlibat, maka kasus ini akan jadi semakin menarik."

BULLET OF LOVEWhere stories live. Discover now