03 - Pertemuan Tidak Terelakan =

Start from the beginning
                                    

Mungkin saja jika salah satu adiknya tidur di kamar ini akan segera bangkit saat mendengar suara gesekan yang ditimbulkan jendela itu setelah Namjoon membukanya.

"Hah?! Sebuah surat."

Surat yang berdominan kelabu dengan corak di setiap sisi itu terbaring cantik di depan jendela kamar.

"Aneh, bisa bisanya tidak terbang."

Namjoon segera mengamankan surat itu. Sedikit tak peduli, ia mengibas surat di atas kepala. Seolah menjadikan sebuah kipas pada hawa panas tiba-tiba ini.

Di sudut hatinya, ada sedikit rasa tak ingin ikut campur mengenai siapa pengirim surat di tengah malam ini.

Tapi rasa penasarannya lebih besar dibandingkan logikanya. Lantas setelah menganggurkan waktu yang sia sia. Namjoon membuka surat itu.

"Argg!!" belum sepenuhnya ia membuka surat. Kedua netranya perih seakan kemasukkan beberapa debu. Segera mengusap matanya dengan satu jari. "Tiba-tiba sekali ini. Perih."

Ia menoleh, mendapati jendelanya belum tertutup "Hm. Masuk akal." gumamnya kecil sesaat memikirkan bahwa sumber matanya perih dikarenakan debu yang datang dari luar jendela.

Namjoon langsung menutup jendela itu rapat rapat. Berharap yang ia pikirkan benar.

Segera saja membuka surat itu. Namun belum sempat ia membaca, Namjoon menemukan sebuah klip di sisi surat. 'Tekan dengan Jari Tengahmu'.

Dengan ceroboh tanpa membaca atau mengamati sisi sisi surat, Namjoon menuruti perintah yang tertulis di bawah klip itu.

Ting!!

Ting!!

Ting!!

Pukul 00 : 38 WS

Di selatan Kota

"Jimin hyung ... hyung." ujar lesu Taehyun seraya menggerak gerakkan tangan kekar Jimin.

Jimin melenguh sekejap, merasa ada tangan kecil yang menggenggam lengannya. Jimin membuka mata sipit itu guna melihat siapa yang mengganggu waktu tidur tenangnya.

"Hm? Wae Taehyun-ah."

"Mianhae, Hyung. Taehyun membangunkanmu." Taehyun menunduk takut. Takut akan raut kecewa Jimin karena ia berbuat salah.

"Ani. Gwaenchanna. Sekarang ada apa?" Jimin tersenyum, mengusap pipi kiri Taehyung dengan telapak kanannya.

Senyum merekah Taehyun hadiahkan untuk sang kakak, lantas ia menyodorkan sebuah surat asing yang ia temukan saat hendak menuju kamar kecil.

"Apa ini? Dimana mengambilnya?" tanya Jimin. Remaja dengan senyum secercah mentari itu menerima surat yang disodorkan sang adik.

"Taehyun tidak mengambil. Taehyun menemukannya di bawah meja makan, lalu mengambilnya. Dan menyerahkannya kepada hyungnim"

"Aigoo. Kau lucu sekali adikku" puji Jimin. Ia terkekeh gemas mendengar penuturan Taehyun. Lantas mengacak surai hitam adiknya itu tanpa mengubah gaya rambut Taehyun.

"Nah. Sekarang berdo'a dan lanjut tidur"

Mendengar kalimat itu, Taehyun langsung berlari dan melompat menuju kasurnya yang berada di sebelah ranjang Jimin. Mereka berdua satu kamar.

"Oke mari kita lihat, hal apa yang tertulis di dalam sini" remaja bersuara merdu itu memandang aneh surat yang dipegangnya, ia meneliti setiap sisi surat.

"Cantik sekali" pujinya kala melihat ukiran aneh namun indah pada lembar surat.

Jimin yang tak berprasangka apapun mulai membaca setiap tulisan.

Back To Shine (AboutThePast)Where stories live. Discover now