"Aww~! Gempa manis sekali sih~? Sini kami peluk!"
Para Trio Troublemaker langsung menerjang Gempa kembali dengan keras sembari memeluknya dengan erat diatas tanah. Gempa mengaduh kecil sembari tertawa kecil. Ia memeluk ketiganya kembali sebisa mungkin. Sementara Halilintar dan Solar menghela nafas lelah melihat kelakuan ketiga saudara mereka yang kekanak-kanakan.
"Oh iya! Kak Taufan, Thorn, kita kan janji mau buat mahkota bunga untuk kak Gempa! Ayo kita buat!" Seru Blaze dengan semangat diiringi senyuman lebar khas miliknya.
"Kau benar, Blaze! Mumpung disini banyak bunga. Kalau begitu ayo!" Taufan melepaskan pelukannya dari Gempa lalu menarik tangan Blaze dan Thorn menuju ladang bunga yang ada didepan.
"Padahal kan aku bisa membuatnya langsung dengan kuasaku."
"Jangan begitu! Kita harus membuatnya sendiri supaya spesial buat Gempa!"
"Benar! Kita harus membuatnya seindah mungkin untuk kak Gempa biar lebih berkesan!"
Gempa mengedipkan matanya bingung disaat melihat ketiganya sudah berlalu pergi menuju ladang bunga yang ada didepannya. Ia memposisikan kembali dirinya duduk diatas tanah sembari menghela nafas kecil, "padahalkan mereka tidak perlu melakukannya."
"Sudahlah biarkan saja mereka, kak. Lagipula aku juga ingin melihat kakak pakai mahkota bunga," Solar memposisikan dirinya duduk disamping Gempa, namun sebelum Solar sempat duduk diatas tanah, sebuah ide muncul dikepalanya. "Oh ya! Kalung bunga! Pasti sangat cocok untuk kak Gempa!"
Solar menarik dirinya berdiri kembali lalu menarik tangan Ice yang dekat dengannya, "ayo kita buat bersama kak Ice! Bantu aku!"
"Eh? Tapi aku ingin bersama kak—-"
"Sudah ayo kak! Daripada males-malesan disini," Solar membawa Ice pergi menjauh sembari melambaikan tanganya kearah Gempa, "tunggu disana ya kak! Hahaha aku benar-benar jenius!"
Lagi-lagi Gempa mengedipkan matanya bingung. Ia menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal. "Mereka kerasukan apa sih sampai kaya gitu?"
Halilintar melirik kearah Gempa smebari tersenyum kecil. Ia merangkul Gempa dekat dengannya, "mereka kan hanya ingin melakukan yang terbaik untukmu, Gem. Lagipula jarang-jarang mereka ingin melakukan sesuatu untukmu tanpa di suruh, jadi biarkan saja."
Gempa terdiam, merenung. Tiba-tiba saja pikirannya melayang entah kemana. Ia menundukkan kepalanya. Menatap kedua tangannya dengan tatapan kosong. Ia bisa merasakan dan mendengar detakan jantungnya yang berdetak sedikit cepat. Entah kenapa perasaan yang buruk terus saja menghantuinya hingga sekarang.
Perasaan buruk itu pun akhirnya berubah menjadi ketakutan.
Gempa ketakutan dengan banyaknya kemungkinan buruk yang akan terjadi kedepannya. Ia mencoba untuk menghilangkanperasaan buruk itu namun tetap saja perasaan itu terus menghantuinya seakan semua yang ia punya, semua yang berharga untuknya, akan hilang begitu saja. Ia takut hal itu akan terjadi.
"Gempa? Kau tidak apa-apa?"
Halilintar melambaikan tangannya didepan wajah Gempa sembari menatapnya dengan khawatir.
YOU ARE READING
Puppet and String (Re-publish)
General FictionKarena sebuah kesalahan yang fatal, para Boboiboy bersaudara harus berusaha mempertahankan hidup Gempa. Bisakah mereka melakukannya atau malah memperparah keadaan? Boneka dan Jaring. Mereka saling mempersatukan, namun juga saling menghancurkan. . ...
Forgiveness
Start from the beginning
