"Oh benarkah? Kalian mencariku karena rindu padaku ya?" Goda Gempa diselingi nada candaan.
Ice menggelengkan kepalanya dan menatap Gempa dengan datar, "bukan. Kami mencarimu karena kami kelaparan. Tidak ada yang bisa masak dirumah selain kak Gempa."
Gempa mengerucutkan bibirnya kesal dan menyipitkan matanya tajam, "oh jadi karena itu? Ya sudah, tak akan kubuatkan makan malam untuk kalian, biar kalian kelaparan semalam!" Gempa melipat kedua tangannya didepan dada dengan kesal lalu memunggungi Ice.
Gempa yang merajuk seperti itu, membuat Ice tertawa geli. Ia merangkul Gempa dengan erat lalu tersenyum miring, "bercanda kok, kak. Gitu aja dianggap serius."
"Jauh-jauh dariku. Mukamu terlalu dekat." Gempa mendorong wajah Ice menjauh darinya, masih dengan mood yang kesal.
"Yah, kok begitu? Aku kan ingin dekat-dekat dengan kakak." Ice memeluk lengan Gempa erat sembari tersenyum jahil. Gempa sedikit tersipu karenanya.
"Hah! Itu dia kak Gempa!"
Terdengar seruan lantang dari arah belakang mereka. Keduanya langsung menoleh ke sumber suara tersebut dan dilihatnya para Trio Troublemaker berlari kearah mereka dengan wajah yang berseri-seri sembari membentuk kuda-kuda seperti akan menerjang seseorang.
Gempa sudah tau apa yang akan mereka lakukan.
"Hei! Hei! Berhenti, jangan melompat kearahku—-whuaa!"
Terlambat.
Taufan, Blaze, dan juga Thorn melompat kearah Gempa dengan senyuman lebar mereka dan menerjangnya dengan keras hingga Gempa jatuh terbaring diantara bunga-bunga yang ada disana.
"Aduhh… Kalian ini selalu saja seperti ini." Gempa mengusap kepala belakangnya yang terbentur tanah sembari menatap kearah ketiga saudaranya yang terkenal jahil itu yang kini menindih tubuhnya disertai senyuman polos yang dibuat-buat.
"Ya habisnya, kami kan rindu dengan kak Gempa. Memangnya tidak boleh?" Ucap Thorn sembari cemberut dengan imutnya.
"Iya nih kak Gempa! Kita rindu dengan kakak tapi kenapa responnya seperti kita sudah melibatkan kak Gempa dalam banyak masalah?" Blaze menyeritkan alisnya dan menyipitkan matanya—-pura-pura terlihat tidak senang.
"Kalian kan memang sering melibatkan banyak masalah untukku." Ujar Gempa dengan santainya.
Taufan tertawa kecil dan memeluk Gempa dengan erat yang masih saja berbaring di tanah, "eehh~ jangan begitu dong, Gempa. Kita kan hanya bersenang-senang saja."
"Kalian ngapain sih datang tiba-tiba? Mengganggu saja." Ice menatap tajam kerah tiga saudaranya itu sembari memasang ekspresi yang terlihat kesal karena waktunya dengan Gempa terganggu.
"Idih, kenapa sewot begitu, Ice? Kita juga disini kan karena mencari kak Gempa." Cibir Blaze memeletkan lidahnya pada Ice.
"Tsk," Ice menelangkup lalu mendorong kepala Blaze ke tanah, menahannya. "Dasar mahluk tidak peka."
"Asgdjkah lhepaskan akhu Ichhee!" Seru Blaze tidak jelas. Sementara Ice hanya menyeringai jahil, melihat hal tersebut.
YOU ARE READING
Puppet and String (Re-publish)
General FictionKarena sebuah kesalahan yang fatal, para Boboiboy bersaudara harus berusaha mempertahankan hidup Gempa. Bisakah mereka melakukannya atau malah memperparah keadaan? Boneka dan Jaring. Mereka saling mempersatukan, namun juga saling menghancurkan. . ...
Forgiveness
Start from the beginning
