Langit malam menangis sendu,
ketika diriku membuka surat darimu.
Surat yang membuat pilu.
Bahkan hatiku jadi membisu.
Aku tak dapat lagi berseru.
Hanya bisa bungkam menutupi rindu.
Dirimu tak kunjung tau,
bahwa kehadiranmu sungguh kutunggu.
Hari t'lah berganti hari.
Namun rindu tak kunjung terganti.
Dan ku masih disini,
tanpa ada yang menemani.
Ku ambil kembali surat itu di lemari.
Mencoba kembali menghayati dengan ditemani secangkir kopi.
Dan kini ku sadari,
Bahwa saatnya untuk ku berhenti.
Selama ini ku terhanyut dalam kekeliruan.
Tenggelam di samudra kepalsuan.
Dan hilang tergulung kerinduan.
Ku kira dirimu akan segera melepas rindu.
Namun, kata-katamu seakan memberi tau.
Bahwa kita tak lagi menyatu.
Kisah kita terhenti oleh rindu.
Terpaku jadi satu bersama waktu.
Teruntuk dirimu,
Ku ingin berkata sesuatu.
Terimakasih sudah menuai satu cinta.
Untuk menumbuhkan sejuta luka.
Hanya karna rindu kau berlalu.
Sedangkan aku setia menunggu.
Sekian pula segala kedustaanku.
Sudah lama ku tau bahwa kau ada yang baru.
YOU ARE READING
Something
Poézia~It's Just About Something~ Sebuah rasa yang hanya dapat diungkap dengan kata. Kata-kata yang mungkin hanya mewakili sebagian rasa. Tak dapat terungkap semua, karena tak semua rasa harus diungkap dengan kata. Cukup tanam dalam sukma dan renungka...
