Akibatnya ia harus menganggung perasaan haus di lehernya melihat darah yang menetes di jari Mr. Kim.

Dengan cepat Xiao menarik tangan itu dan mengecupnya seperti yang biasa dilakukan tokoh pria di drama romantis yang ia tonton.

Xiao Zhan juga tak mengerti kenapa bisa bertanya seperti itu pada Mr. Kim. Ia heran saja melihat Mr. Kim yang tampan dengan tubuh aduhay impian para wanita, terlihat sendiri saja selama ini.

Mr. Kim adalah pria dengan titel manly dan macho, tapi diperlakukan seperti ini oleh Xiao membuatnya tersipu. Xiao Zhan juga hampir hilang kendali, bukan lagi mengecup tapi menghisap darah yang mengalir dari telunjuk itu, rasanya sedikit berbeda dengan milik Yibo.

Xiao Zhan berhenti saat Mr. Kim berdehem dua kali, membuat Xiao mendongakkan kepala dan menghentikan kegiatannya.

"Maaf." Xiao mengucapnya berulang kali.

Mr. Kim hanya tersenyum dan melanjutkan acara memasaknya.

.
.
.

Xiao berpamitan pada Mr. Kim setelah sarapan bersama dan bermain catur di balkon hingga siang hari. Tidak menghiraukan bunyi ponsel yang terus bergetar di sakunya, jika bukan Luhan pasti itu dari Yibo.

Ia melihat ponselnya sambil ke luar dari lift dan berjalan di lobi apartemen. Melihat dua panggilan tak terjawab dari Sehun dan Luhan. Ia sedikit terkejut, karena tidak biasanya Sehun menelponnya.

Ia membaca pesan dari Sehun dan Luhan yang dikirim hampir bersamaan oleh keduanya.

Luhan : "Gege dimana?aku dan tuan muda Tao akan berkunjung nanti malam ke apartemenmu"

Sehun : "Maaf mengganggu Laoshi, apakan anda tidak bersama Yibo hari ini?"

Xiao memijit pelipisnya tak mengerti, sejak kapan ia menjadi pelaku atas ketiadaan Yibo di rumahnya. Mungkin saja Yibo sedang mengunjungi teman sekolahnya. Atau sedang berkencan dengan seseorang.

Panggilan dari Sehun langsung terhubung, dan Xiao langsung mengangkatnya.

"Ada apa Sehun?"

"Saya khawatir Laoshi, semalam Yibo telah berkeliaran dan pulang tengah malam, tadi pagi ia masih ada di kamar menggambar, baru saja aku selesai mengantar ibu, sampai di rumah ia sudah pergi." Nada suara Sehun benar-benar terdengar khawatir.

"Apa kau tidak menghubungi temannya yang lain, mungkin dia pergi ke rumah mereka."

Jeda sebentar, sebelum Sehun menjawab lirih,
"Yibo tidak memiliki teman, dan yang membuat kami sangat cemas, Yibo ke luar membawa propertinya...."

Belum selesai Sehun berbicara, Xiao yang tengah fokus dengan ponselnya tak sengaja menabrak seseorang dengan tinggi yang melampauinya. Ia terkejut, sambungan telponnya terputus.

Ia melihat sekilas pria di depannya yang persis seperti tiang berjalan, tinggi, tegap, garis wajah keras namun tidak menakutkan, membuat ketampanannya bertambah, pria itu terlihat lebih menggoda dari Mr. Kim. Tapi tidak lebih menggoda dari murid kesayangannya yang bernama Yibo.

Meski Yibo tak setinggi pria di hadapannya ini, tapi tatapannya sudah bisa dipastikan membuat siapapun meleleh termasuk Xiao Zhan sendiri, yang telah menaruh rasa sejak Yibo berusia 10 tahun dan memberinya ciuman pertama.

Namun, jangan menyebut Xiao sebagai pedophilia.
Itu semua salah Yibo yang senang sekali mengintip percumbuan malam purnama di aula perjamuan, sejak usianya 4 tahun.

Xiao sadar dari tatapannya yang tak beralih dari wajah pria di depannya ia menjadi malu sendiri dan segera meminta maaf pada pria yang ditabraknya barusan.

Different Blood (Tamat di PDF)Место, где живут истории. Откройте их для себя