Part 12

42.3K 1.9K 16
                                    

PART 12

"Dunia memang sering berlaku tak adil. Namun, dibalik semua ketidakadilan itu, kamu akan menemukan sesuatu yang akhirnya membuatmu mengatakan; dunia sangat indah, dan baik. Percayalah, dunia tak selalu memberimu keburukan."—Unbelievable Destiny.

KEIRA POV

Alex menepati janjinya untuk mengantarku ke rumah mama. Dia langsung pergi setelah ngobrol sebentar dengan mama, dan lanjut ke kampus. Katanya, aku boleh nginep di sini dulu kalau mau. Tentu saja aku mau, mau banget malah!

"Kei, kan mama udah bilang, kamu itu jangan manja,"

"Maksud mama apa?" aku heran ketika mama tiba-tiba berkata seperti itu setelah mobil Alex pergi.

"Kamu pasti ngerengek-ngerengek ke Alex buat dianter ke sini kan?" tanya mama curiga.

Aku menghela napas, sebel dengan tuduhan mama yang seolah mengatakan aku ini perempuan manja yang selalu nuntut ingin ini-itu kaya anak kecil.

"Enggak, Ma. Ngapain juga aku ngerengek ke Alex," balasku.

"Tapi nanti kamu pulang aja, nggak usah nginep. Mama enggak enak sama Alex, sama mertua kamu juga, masa baru seminggu kamu udah pulang ke sini lagi."

"Iya, ma, iya. Keira ke sini kan cuma main, apa perlu ini Keira pulang sekarang aja?" niatku bercanda, tapi jatuhnya terdengar serius.

Jujur suasana hatiku belum baik, ditambah mama yang langsung berkata seperti itu membuatku ingin segera tidur saja ke kamarku. Setidaknya aku merasa aman dan damai di sini, di rumah mama dan papa, rumahku sebelum menjadi seorang istri Alex Wijaya.

"Keira ke kamar dulu, ma..."

"Nanti bantu mama beresin halaman belakang, ya..." aku mengangguk, halaman belakang adalah satu-satunya tempat yang paling betah buat mama berdiam diri. Dan hari ini, mungkin tepat jatahnya mama untuk merawat bunga-bunganya. Dulu aku biasa membantunya untuk sekedar bersihin rumput liar di sekitar tanaman, sedangkan mama menggunting beberapa tangkai yang kering.

Aku naik ke kamar, dan langsung melempar diri ke atas tempat tidur. Memejamkan mata membuatku ingat tentang kampus, orang-orang di sana, dan Alex. Iya, Alex, seseorang yang dengan cepat sudah menjadi bagian dari hidupku.

ALEX POV

Aku baru saja mau pulang, ketika seseorang memanggilku, membuatku berhenti dan menoleh ke sumber suara.

"Mia?" gumamku, melihat perempuan yang cukup cantik, tidak tau kenapa dia selalu cantik di mataku itu berjalan ke arahku dengan senyuman khasnya. Tanpa sadar akupun tersenyum.

"Kelasmu sudah selesai?" tanyanya saat tiba di sampingku. Aku mengangguk.

"Kalau gitu, mau nemenin aku ke perpus nggak?" tawarnya.

"Untuk?" tanyaku.

"Untuk..., supaya aku enggak sendirian." Dia tersenyum, dan aku terkekeh mendengar kalimatnya.

"Boleh saja, tapi maaf Mia, saat ini aku harus segera pulang. aku harus jemput Keira," kataku. Benar memang, aku harus jemput Keira karena tadi dia mengirim pesan untuk segera jemput setelah selesai, katanya dia sudah tidak tahan dengan omelan mamanya tentang ini-itu.

"Ah, iya, Keira..."

"Kenapa?" tanyaku mendengar Mia yang tampak kecewa setelah kusebut nama Keira.

"Em, tidak. Bagaimana dia Lex? Baik-baik saja kan? Anak-anak banyak yang membicarakan dia, jadi kupikir mungkin dia akan merasa tidak baik dengan situasi saat ini." kata Mia

Unbelievable DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang