"Lho kok gitu?"

"Gue sadar aja, emang harusnya gue move on," kata dia. "Anye bukan cewek yang gue butuhkan Nag. Gue selama ini dibutakan."

Aku mengangguk. Aku melihat Anye di media sosialnya juga tampak menyebalkan. Maksudnya, dia pacaran lagi tak lama setelah putus dari Alan. Lalu, pamer kemesraan juga. Alan juga goblok, Anye udah ada cowok dia masih ngotot pengin balikan. Syukurlah kalau sekarang dia sadar.

Apa ini giliranku untuk sadar juga. "Apa gue nyerah juga ya, Lan?"

"Lo mau ikut-ikutan nyerah?"

"Kak Gadis udah nggak mungkin gue dapetin," jawabku. "Pas kami makan bareng, dia bilang kalau dia pengin jomblo terus. Dia kayaknya nggak tahu gue pengin banget pacaran sama dia."

"Bego lo! Itu kode kocak! Dia cuma pengin jomblo, bukan mutusin buat nggak punya pacar. Itu artinya dia lagi nekan lo buat cepetan ngasih tahu perasaan lo. Cewek kayak Kak Gadis nggak mungkin kan nggak peka sama lo yang bucinnya kebangetan," ungkap Alan yang memang ada benarnya juga. "Lagian, di video lo kolab sama dia aja udah jelas banget lo suka sama Kak Gadis. Nggak mungkin dia nggak tahu."

"Gitu ya?"

"Nag! Gue temenin permak otak yuk!"

Aku tertawa. "Makasih Lan, udah buat gue sadar."

"Oh ya, apa masalah yang lo khawatirin?"

"Soal channel kita. Kalau Juno tahu tujuan sebenarnya kita buat konten gimana?"

"Dia bakal kecewa sih dan mungkin, dia bakal out dari tim ini."

"Kita tetap rahasiakan?"

Alan mengangguk.

(。♥‿♥。)

[Mantul]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Mantul]

"Bang gue pengin ganti biaya yang kemarin," kataku ke Bang Albi yang beberapa hari ini sulit kutemui. Aku ingin membayar makan malam istimewaku dengan Kak Gadis Jumat Malam lalu.

"Nggak usah."

"Nggak boleh gitu Bang. Gue tahu kita berdua sama-sama tajir melintir, tapi jangan gini," mohonku agar dia mau aku membayar.

"Oke. Tapi gue nggak pengin lo bayar pakai uang," kata Bang Albi.

"Pakai apa Bang?" tanyaku.

"Kebetulan restoran ini mau ikut kompetisi tahunan antar restoran gitu. Gue bingung siapa yang kudu wakilin restoran ini, kalau lo bisa nggak?" tanya Bang Albi.

"Gu-gue?" tanyaku yang masih tidak percaya. Kompetisi itu pasti diikuti oleh koki-koki andal yang sudah berpengalaman bertahun-tahun. Aku kan hanya anak enam belas tahun yang kebetulan suka masak.

"Lo nggak percaya diri?" tanya Bang Albi.

"Gimana ya Bang, skill gue belum sampai buat lomba-lomba gitu," jawabku.

Naga, Jangan Bucin!「SUDAH TERBIT」Where stories live. Discover now