27.

19.2K 1.8K 23
                                    

"Enggh." Kyline mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan diri dengan silau matahari.

Pandangan Kyline beralih ketika melihat seorang wanita sedang duduk dengan tenang di kursi.

Kyline mengerutkan keningnya melihat wanita itu. "Hamera? Dimana Meira?"

Hamera bersedekap dada memandang Kyline, Lalu menunjuk pintu ke arah ruang tamu tempat Meira berada sekarang. "Kau bersenang-senang di Kerajaan Napela tidak mengajakku? Kau jahat sekali Kyline." Hamera mengerucutkan bibirnya memandang Kyline.

Kyline meringis pelan. "Aku bersama Aistan saat itu."

Hamera mengerutkan keningnya sedikit terkejut, lalu tersenyum lebar. "Ah akhirnya, Lady-ku yang manis ini memiliki kekasih."

Hamera berjalan mendekat ke arah Kyline, ia berbisik pelan. "Kau sudah melakukan apa saja dengan Aistan?"

Kyline mengerutkan keningnya, lalu melempar wanita yang sedang tertawa di hadapannya dengan bantal yang kebetulan ada di sebelahnya, Kyline memandang Hamera dengan jengkel. "Aku tidak ada hubungan spesial dengan dia, jangan mikir yang tidak-tidak!"

"Tidak usah malu seperti itu Kyline, kau lupa siapa aku?" Hamera masih tertawa dengan sedikit keras, membuat Kyline ingin melempar satu bantal lagi ke arahnya.

"Lady, tiga hari lagi tes uji coba itu akan dimulai." Meira sudah kembali ke kamar setelah membaca buku di ruang tamu.

Kyline mengurungkan niatnya melempar Hamera dengan bantal, ia mengalihkan pandangannya ke arah Meira. "Benarkah? Di percepat?"

Meira menganggukan kepalanya lalu duduk di tepi kasur sebelah Kyline. "Ayahmu yang menginginkannya."

Kyline mengerutkan keningnya. "Aku tidak sudi menganggap dia Ayah Meira. Makhluk hina itu selalu semena-mena."

"Kau membuat kekacauan yang bisa menjadi sejarah bagi Kerajaan Napela Kyline."

Sontak Kyline menoleh ke arah Meira. "Maksudmu?"

"Kau tidak tau? Naga yang kau ciptakan menjadi topik utama hangat pagi ini di academy. Ratusan penyihir mencoba menaklukan naga itu tapi tidak ada yang bisa. Bahkan Mr.Ravindra dan guru lainnya ikut dalam pertarungan itu, tapi naga itu sulit dikendalikan. Ayahmu bahkan terhempas dengan ekor naganya dan yang lebih mengejutkannya lagi semua jenis sihir yang mereka lempar ke naga itu diserap olehnya. Aku tau itu bukan naga yang biasa kau buat Kyline."

Kyline membuka mulutnya mendengar penjelasan panjang lebar dari Meira. "Kau serius Meira?"

Meira terkekeh pelan melihat raut wajah Kyline yang seperti ini, biasanya Kyline hanya mengerutkan keningnya jika sedang terkejut. "Ada sihir lain yang membantu naga itu Kyline." Dan aku sangat tau itu sihir milik siapa, lanjut Meira dalam hati.

Kyline bergumam pelan. "Aistan kah?"

Meira hanya tersenyum tipis tanpa mau menjawab.

Kyline menatap Meira dengan kerutan di kening nya. "Tadi kau bilang sihir yang dilemparkan ke naga itu akan terserap? Aku pernah melempar Aistan dengan bola api lalu api itu juga terserap ke dalam tubuhnya."

Meira dan Hamera bertatap-tatapan, mereka tidak menyangka Kyline bisa seberani itu terhadap Aistan, mungkin jika itu orang lain, orang itu hanya tinggal nama.

"Kau bersiaplah Kyline, sebentar lagi kelas akan  dimulai." Meira mengalihkan pembicaraan, agar Kyline tidak terlalu memikirkan naga itu.

Kyline mengangguk lalu masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Meira dan Hamera bertatap-tatapan cukup lama dan tersenyum penuh arti.

Me And My GuardianWhere stories live. Discover now