"Gimana caranya aku bisa keluar dari sini Yah?" tanya Han dengan nada berbisik, sambil memastikan, sekitar tidak ada yang mendengar suaranya.

"Ayah akan cari cara. Kamu sekarang tenang." Balas sebuah suara, yang hanya dapat Han dengar.

"Aku mau pergi dari sini, dan bawa Acha pergi. Aku mau hidup bahagia sama dia."

"Kamu akan segera pergi dari sini, dan hidup bahagia dengan Acha. Ayah janji."

"Ayah, kalau aku akhirnya gak bisa kabur dan dijatuhi hukuman mati. Acha juga harus matikan? Ayah, mau bunuh dia untuk aku?"

"Pasti, Ayah akan lakuin itu."

Han tersenyum. Dia tidak menyadari kalau Seungmin tengah memperhatikannya dari jarak cukup jauh. Meskipun Seungmin tidak dapat mendengar apa yang Han bicarakan, tapi dia dapat melihat seorang pria yang merupakan Ayah Han, tengah duduk di sebelah Han. Dia sesekali akan mendekatkan wajahnya pada telinga Han untuk mengatakan sesuatu.

Pria itu tak lama menolehkan kepalanya ke arah Seungmin, yang membuat Seungmin terkejut. Pria itu tersenyum, dengan sosoknya yang tiba-tiba berubah keseluruhan jadi hitam, sebelum akhirnya menghilang layaknya asap yang tertiup angin.

•••

Tok-tok-tok.

Lea menutup buku yang tengah dibacanya. Ia bangkit berdiri, kemudian meletakkan buku yang sedang dibacanya tadi ke meja kerjanya terlebih dahulu, sebelum akhirnya melangkahkan kakinya ke pintu depan.

Cklek. Saat pintu baru ia buka, Lea sudah hampir buka mulut untuk menyambut seseorang yang datang itu. Tapi melihat siapa yang datang, membuat Lea mengurungkan niatnya. Tubuhnya seketika mematung, dengan lidah terasa kelu, dan mata yang membola.

"Gimana kamu bisa tau aku pindah ke sini?" tanya Lea setelah beberapa saat terdiam.

Pria dengan pakaian serba hitam itu tersenyum. "Kamu tuh gak nyadar? Kalau kamu cukup dikenal? Jadi gampang aja nyari keberadaan kamu." Balas pria itu, yang tak lain adalah Bang Chan.

Siapa lagi yang kedatangannya bisa membuat Lea terkejut sampai tidak bisa berkata-kata kalau bukan Bang Chan?

Bukannya menghubungi lewat telfon, Bang Chan pun memutuskan untuk bertemu langsung dengan Lea.

Mata Bang Chan, kemudian teralih dari wajah Lea, ke arah perut Lea yang tampak sedikit buncit.

"Kamu hamil?" tanya Bang Chan, yang membuat Lea spontan menutupi perutnya dengan jas putih yang dikenakannya.

"Bukan urusan kamu. Ada urusan apa kamu ke sini? Apa kamu udah sadar, kalau kamu gila, makanya kamu sekarang mau konsultasi?"

Bang Chan seketika tergelak mendengar penuturan Lea.

"Iya, aku gila karena kangen sama kamu."

Lea membuang muka sembari berdecih.

"Kamu keliatannya baik-baik aja setelah aku tinggal?" tanya Bang Chan.

"Emang kamu maunya aku jadi kayak apa? Gak ada kamu, bukan berarti aku gak bisa hidup." Balas Lea sembari menatap sinis Bang Chan.

Ekspresi Bang Chan berubah datar, dengan rahangnya yang mengeras. Setelah ia meninggalkan Lea, Bang Chan jadi cukup gila dan terus-menerus merasa sedih. Hingga ia menyentuh minuman beralkohol dan rokok untuk melampiaskan rasa sedihnya. Tapi Lea malah tampak baik-baik saja?

"Kamu udah punya pacar lagi?" tanya Bang Chan.

"Bukan urusan kamu," balas Lea. Ia kemudian menghela napas, sembari menatap Bang Chan dengan tatapan serius.

"Aku tanya sekali lagi, kamu mau ngapain ke sini? Kalau gak ada yang penting, mending pergi." Kata Lea ketus.

"Anak-anak yang kamu liat di penginapan waktu itu, sekarang udah ditangkap. Aku mau mereka konsultasi dan dapet penanganan dari kamu, karena mereka ada gangguan mental."

"Kamu gak ngerasa butuh penanganan mental juga?"

"Jangan buat aku marah, ini pertama kali kita ketemu lagi setelah sekian lama."

"Harusnya yang ditangkap kamu, bukan anak-anak itu. Kamu pembunuh sebenar-"

"DIAM!" bentak Bang Chan tiba-tiba, yang sontak membuat Lea bungkam.

"Kamu mau mati?" ancam Bang Chan.[]

Baru kali ini aku lama banget namatin sebuah cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru kali ini aku lama banget namatin sebuah cerita. Maaf yaaa 🙏

Who is Christopher? | Bang Chan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang