Kyline mendengus mendegar perkataan Aistan, tak urung ada senyum tipis diwajahnya. "Kamar utama Kerajaan Napela."

Aistan menyeringai mengetahui Kyline ingin memasuki kamar Ayahnya.

Aistan mulai menutup mata Kyline dengan tangannya, angin berhembus menerpa rambut-rambut mereka berdua.

Kyline merasa sedang diputar-putar oleh angin.

Selang beberapa detik Aistan melepaskan tangannya dari mata Kyline, membuat Kyline mengerjapkan matanya dengan pelan.

Kyline menatap sendu kasur yang ada ditengah-tengah kamar, tempat ia bersama Bundanya bercerita, bermain, dan tertidur.

Kyline menghela napas pelan mencoba mengenyahkan memori-memori bersama Bundanya.

Lalu ia berjalan mendekat ke arah lemari yang ternyata masih ada di kamar itu. Kyline mengambil sebuah gaun yang sempat dibuat kan oleh Bundanya, tepat ulang tahunnya yang ke empat tahun.

Kyline meraba gaun itu dengan tatapan sendunya. Sedangkan Aistan mulai menajamkan indra pendengarannya, ia seperti mendengar dua pasang langkah kaki berjalan mendekat.

Sontak Aistan menarik tangan Kyline ke samping tembok lemari, Kyline yang terkejut ingin langsung mendorong tubuh Aistan, tapi suara pintu berdecit mengurungkan niatnya.

Aistan meletakan jari telunjuknya di bibir Kyline agar jangan berbicara. Aistan sudah menyamarkan aroma mereka berdua agar tidak ketahuan.

"Sayangg." Rengekan suara seorang wanita terdengar hingga indra pendengaran Kyline dan Aistan.

"Kau sangat cantik hari ini Permaisuriku." Sahut seorang pria.

"Lebih cantik dari Lavender?" Wanita itu berbicara dengan nada tidak suka ketika menyebut nama 'Lavender.'

"Tentu saja! Jika bukan karena paksaan Ayahmu untuk menikahinya karena dia cacat, aku tidak sudi menikahinya!" Pria itu berkata dengan nada sungguh-sungguh.

Benar, Ibunda Kyline memang cacat, ia tidak bisa berjalan sejak kecil, ntah apa penyebabnya.

Kyline mengepalkan tangannya erat, ia tau suara siapa yang ada di luar sana. Bahkan Bundanya tidak pantas di bandingkan dengan wanita penggoda itu seujung rambutpun.

Bibir Aistan menyeringai lebar, lalu menatap Kyline yang ada di hadapannya. Lantas diusap lembut kepala Kyline dengan jemarinya agar tidak terpancing emosi.

Kyline mendongak menatap Aistan, mencoba menyalurkan luka yang ada di hatinya. Aistan lantas tersenyum tipis lalu kembali mengusap lembut kepala Kyline.

Ketika mereka masih bertatapan seperti itu, tiba-tiba terdengar suara desahan yang sangat jelas terdengar di telinga mereka berdua.

Wajah Kyline memerah padam, lalu segera disembunyikan nya di dada bidang Aistan. Kyline merutuki kelakuan pasangan hina itu.

Tidak tahan mendengar suara-suara desahan nikmat yang tiada henti, Aistan mulai menggendong tubuh Kyline.

Sedangkan Kyline yang terkejut langsung mengalungkan tangannya di leher Aistan.

"Jangan lihat apapun."

Kyline yang mengerti maksud Aistan langsung menyembunyikan wajahnya kembali di dada bidang Aistan.

Aistan mulai keluar dari persembunyiannya lalu memandang jijik dua insan yang sedang melakukan gerakan-gerakan erotis di atas ranjang.

Aistan mulai melompat ke jendela kamar itu. Kyline merasakan sedang terjun bebas sekarang, nafas Kyline tercekat, tidak berselang  lama terdengar bunyi kepakan sayap.

Kyline mulai memundurkan wajahnya dari dada bidang Aistan.

Lalu tercengang melihat kedua sayap Aistan yang berwarna emas mengembang sangat lebar.

"Udah aku bilang, aku tidak se-sederhana yang kamu fikir Terresia." Aistan tersenyum miring memandang Kyline.

Aistan mengepakan sayapnya lebih tinggi, sedangkan Kyline langsung mengalihkan pandanganya ke bawah, lantas terlihat jelas Kerajaan Napela yang berdiri dengan megahnya.

Kyline tersenyum miring lalu memandang Aistan. "Hmm, mengganggu kegiatan mereka mungkin akan menarik."

Aistan terkekeh geli karena mengerti maksud perkataan wanita yang berada di pelukannya.

Aistan mulai mengepakan sayapnya lebih tinggi lagi agar menembus awan. Aistan berbisik pelan di telinga Kyline. "Lakuin apapun sesuka kamu, kalo tugas kamu udah selesai kita bisa langsung menikah."

Kyline menatap tajam Aistan yang mengganggu konsentrasinya untuk memanggil hewan dari sihirnya.

"velký drak." Tidak berselang lama setelah Kyline mengucapkan mantra itu muncul naga api yang berwarna biru. Sihir ini hanya ada di buku terlarang.

ROARRR!!

Seekor naga yang sangat panjang dan besar muncul di hadapan Kyline.

Naga itu membungkuk hormat ke arah sepasang insan di hadapannya.

Kyline tersenyum lebar. "Rusak semua taman yang ada di Kerajaan bawah sana."

Bukan tanpa alasan Kyline menyuruh naga itu menghancurkan taman istana, karena taman yang dulu ditanam berbagai macam bunga kesayangan Bundanya sudah lenyap dijadikan taman bunga milik makhluk hina itu.

Naga itu menganggukan kepalanya lantas mulai menjauh menembus awan, suara geraman sang naga terdengar memekakan telinga.

Kyline tersenyum puas, lantas ia mengalihkan pandangannya ke arah Aistan.

Kyline tidak tau jika Aistan menambahkan sihirnya agar naga itu tiga kali lipat lebih kuat. Aistan tau jika hanya sihir Kyline yang bekerja, naga itu akan sedikit mudah untuk dimusnahkan.

Aistan sedikit marah karena melihat raut Kyline yang seperti tadi, ia ingin membuat tua bangka itu frustasi karena tidak tau siapa gerangan yang mengirim naga itu.

Karena naga itu akan berhenti jika Aistan yang menyuruhnya berhenti.

Tidak ada sihir di Kerajaan ini yang mampu menyamai sihirnya yang dimasukan ke dalam naga itu.

Mungkin hanya makhluk tertentu di Kerajaan ini yang mengetahui sihir itu milik seorang Aistan yang saat ini sedang memporak-porandakan Kerajaan Napela.

Lalu pandangan Aistan beralih ke arah wanita di pelukannya, ia tersenyum geli melihat raut wajah Kyline. "Udah puas bersenang-senangnya, Myqueen?"

••••

Ayo kawan yang budiman Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa, biar author slalu inget buat lanjutin ceritanya🤞🏻

Me And My GuardianWhere stories live. Discover now