--------------------------------

Alexa mengerjapkan matanya berkali-kali, pandangannya masih blur. Kemudian ia merasakan tubuhnya sulit untuk di gerakan, ia mencoba untuk menajamkan penglihatannya hingga semua terlihat dengan jelas.

Tubuhnya di ikat pada kursi yang ia duduki, matanya menyusuri setiap sudut ruangan besar yang terlihat seperti gudang ini. Ia mencoba mengingat yang terjadi padanya. Namun, tak lama kemudian semuanya terjawab ketika pintu di ujung ruangan itu terbuka.

Alexa menatap seorang wanita yang berjalan ke arahnya dan diikuti oleh 3 orang laki-laki berpakaian hitam di belakangnya. Ya, ia adalah grace. Ia menatap grace yang menatapnya dengan tatapan bencinya.

"Kurasa tidurmu cukup nyenyak alexa." Ucap grace yang sudah berdiri di depannya.

"Apa maksud semua ini grace?" Tanya alexa menatap grace tidak menyangka.

Grace tersenyum devil, "Kau bertanya apa maksudku?Kurasa aku yang harus bertanya padamu mengapa kau merebutnya dariku!" Ucap grace.

Alexa menyeringitkan dahinya bingung. Grace bilang ia merebutnya? Siapa yang sebenarnya grace maksud? Alexa tidak pernah merebut siapapun dari grace bahkan mereka kenal tak cukup lama.

Suara tawaan memenuhi ruangan seketika, grace tertawa dengan lantang. "Aku melupakan satu hal. Baiklah akan aku ceritakan sebelum kau mati penasaran," ucap grace, alexa pun hanya diam menatap grace dengan rasa penasarannya.

"Aku menyukai gio." ucap grace cepat, alexa tentu saja di buat kaget dengan perkataan grace, ia hendak membuka suaranya tetapi grace lebih dulu berbicara.

"Gio adalah pria manis yang pernah aku kenal, ia tumbuh menjadi lelaki yang hebat dengan kerja kerasnya sendiri, wajah dan tubuhnya begitu terpahat dengan sempurna. Aku mulai menyukainya ketika aku menemukan surat adopsi diriku sendiri. Jika kau tidak paham maka akan aku perjelas bahwa aku adalah anak yang di angkat oleh ibuku dari sebuah panti asuhan." Ucap grace kembali mengingat masa dimana ia mengetahui semua tentang dirinya.

"Grace." Ucap alexa karna merasa tidak tega dengan grace.

"Tidak! Kau tidak perlu mengasihani diriku. Dan aku peringatkan padamu jangan memotong pembicaraanku." Tegas grace.

Sejujurnya alexa merasa hatinya sedikit sakit mendengar grace begitu memuji lelakinya, tetapi alexa tentu lebih tidak menyangka dengan fakta yang grace ceritakan.

Alexa hanya diam tidak mengeluarkan kata-kata dari mulutnya, "Awalnya aku hanya menyayangi nya sebagai saudara pada umum nya. Namun, setelah aku mengetahui semua, aku merasa tidak ada yang salah jika aku menyukainya bahkan mencintainya. Jujur, aku sangat membenci keadaan dimana dengan mudahnya kau bisa merebut hatinya. Dan kau tau? Aku sangat membencimu alexa. Kau merebutnya dariku!"

Alexa menggeleng tidak terima, "Aku tidak merebutnya." Ucap alexa cepat

Grace tertawa, "Ohh atau kau menyerahkan tubuhmu padanya? Sehingga gio ingin terus bersama-mu? Kau terlalu murahan alexa, model sepertimu tentu saja sering bermain dengan laki-laki. Tubuhmu saja kau pamerkan! Dasar jalang!" Ucap grace memandang remeh alexa.

Alexa menundukan kepalanya, ia mengepal tangannya kuat-kuat menahan rasa sakit atas perkataan grace, matanya berkaca-kaca menahan air matanya agar tidak jatuh. Perkataan grace begitu menjatuhkan harga dirinya dan melukai hatinya.

Alexa mengangkat kepalanya untuk menatap grace, ia menatap grace dengan tatapan bencinya.

"Aku tidak pernah memberikan tubuhku padanya! Dan aku bukan wanita murahan yang suka bermain dengan banyak lelaki. I'm still a virgin sebelumnya, hingga aku bertemu dengan gio lalu ia menghancurkan nya. Kau tau? Aku tidak pernah pernah menyangka bahwa wanita sepertiku akan di cintai oleh pria sepertinya, ia berkata mencintaiku lebih dulu disaat aku belum mencintainya pada saat itu." Ucap alexa, air matanya mengalir halus di pipinya ketika ia tidak lagi bisa menahan air matanya agar tidak tumpah.

Grace menatap tajam alexa, "Berani-beraninya kau--" Ucapan grace terpotong.

"Ya aku berani. Aku bisa memaafkan dirimu jika kau mencintainya, tetapi aku bisa membencimu ketika kau merendahkanku!" Sambung alexa tegas.

Dengan gerakan cepat grace melayangkan tangannya pada pipi alexa.

Plak!!

Alexa merasakan rasa panas bercampur perih menjalar di pipi kirinya. Grace menjambak rambutnya hingga alexa mendongak menatap wajah grace.

Grace mengeluarkan sesuatu dari saku celana belakangnya, sebuah pisau berwarna silver menempel di pipi halus alexa. Alexa menaham nafasnya ketika merasakan dingin akibat pisau yang di tempelkan oleh grace di pipinya.

"KAU MEMBUATKU INGIN SEGERA MENYINGKIRKAN MU LEX!" teriak grace tepat di depan wajah alexa hingga alexa memejamkan matanya tidak mau menatap grace.

Alexa kembali membuka matanya, "Apa yang sebenarnya kau inginkan grace!?" Tanya alexa tegas, ia benar-benar tidak menyukai grace sekarang. Grace tidak seperti yang ia bayangkan.

"Jika kau ingin aku membunuhmu saat ini juga aku akan dengan senang hati melakukan nya. Tetapi jika aku pikir kembali, aku memilih untuk membebaskanmu dengan 1 syarat," Ucap grace menatap alexa, "Kau menghilang dari hadapan nya." Lanjut grace

"Tidak. Aku tidak bisa," Ucap alexa mengingat kembali janjinya yang akan terus bersama gio, Alexa tersenyum miris, "Aku akan tetap bersamanya." Sambungnya.

Dengan gerakan cepat grace menampar pipi kiri alexa lagi, kemudian menendang bangku yang alexa duduki hingga alexa jatuh terungkur, tak lama darah mengalir di dahi alexa akibat terbentur keramik yang tak utuh.

Alexa meringis merasakan rasa perih di kepalanya.

Grace membukakan tali yang melingkat pada tubuh alexa lalu menjambaknya hingga alexa sedikit terseret.

"K-ku m-mohon l-lepaskan aku." Ucap alexa terbata menahan rasa sakit.

Ketika grace hendak menjawab, suara pintu ruangan yang di buka secara paksa membuat dirinya menoleh.

Brakk!!!!!

Gio menatap alexa setelah berhasil menendang pintu gudang kosong tersebut. Hatinya merasa sakit melihat alexa seperti ini. Ia mengepal tangannya sampai jari-jarinya memutih, matanya menatap tajam grace yang spontan bangkit dan berdiri di belakang alexa lalu mengalungkan pisaunya di leher alexa.

Sedangkan william dan orang-orang kepercayaan gio langsung menembak para pria yang berjaga di tempat itu.

Grace menatap sekitarnya, ia terlihat kaget dengan kedatangan gio yang tiba-tiba.

"LEPASKAN DIA GRACE!" Ucap gio keras memenuhi ruangan kosong itu, karna emosinya sudah tidak bisa ia tahan lagi.

Alexa menatap gio, air matanya terus mengalir di pipi halusnya. Kepalanya sudah mengeluarkan banyak darah hingga ia merasa pusing.

"Jika kau mendekat aku tidak akan segan-segan untuk membunuhnya di depanmu." Ancam grace.

Gio berjalan mendekat, ia tidak menghiraukan perkataan grace ketika melihat morgan sudah berdiri di belakang grace tanpa di ketahui oleh grace, morgan memindik pistolnya tepat di kaki grace.

Ya, gio sengaja menyuruh morgan untuk melumpuhkan grace bukan membunuhnya. Karna bagaimanapun grace tetap saudaranya.

"Say good bye alexa." Ucap grace.

Dengan gerakan cepat grace menjauhkan pisau yang menempel pada leher alexa menjadi ke arah perut alexa. Morgan menekan pistolnya cepat.

Dor!!!.

Grace merasakan sakit yang luar biasa di kakinya, dengan sisa tenaganya ia menusuk alexa kemudian terjatuh.

Alexa membuka mulutnya, matanya melebar ketika merasakan benda runcing itu berhasil menembusnya purutnya.

Gio menangkap tubuh alexa yang melemas, "Maafkan aku sweetheart" Ucap gio menatap alexa khawatir.

Alexa memegang perutnya, pakaiannya sudah di penuhi darah. Ia menatap gio, "Gio." Gumam alexa sebelum penglihatannya menggelap.

"Bertahanlah sweetheart kumohon." Ucap gio menatap alexa yang semakin memejamkan matanya.

Ia menepuk pelan pipi alexa agar kembali membuka matanya tetapi alexa tidak membuka matanya.

MSB (Sedang Dalam Tahap Revisi) ✅Onde histórias criam vida. Descubra agora