Bukan Perempuan Kesayanganmu

107 6 0
                                    

         Sesungguhnya, aku benci berkendara malam-malam. Apalagi harus duduk di jok belakang motor matic yang dikendarai seorang wardana, pria yang menyandang gelar 'pria yang paling kucinta'. Namun, bagiku bersemayam di jok motornya malam ini adalah diskriminasi terbesar di kalangan orang-orang yang sedang mencinta. Sebab, kebenaran bahwa dia tidak mencintaiku sangat absolute.  Namun, mulutnya sangat lihai  untuk merayu perempuan-perempuan agar bersenda gurau, mengatakan kalimat-kalimat cinta, bergombal-gombal ria atas kesenangan nya sendiri, lalu tidak ingin disalahkan karena telah mengikat hati-hati perempuan yang terbawa perasaan. Termasuk akuKarena itu pula, dia juga disebut sebagai pria perayu paling mustajab di seluruh pelosok klub teater.

    Pastilah aku tidak akan disini jikalau saja Bang Terra, senior teater yang namanya paling mahsyur itu tidak memberiku saran agar menerima ajakan Wardana untuk pulang bersama. Kemahsyuran Bang Terra sangat dikenal di semua kalangan klub teater. Sutradara muda andalan kami yang perjuangan nya begitu dikenang lantaran telah membawa klub teater kami terlepas dari masa kelam. Seorang penulis muda dan aktor berbakat pula. Tidak tanggung-tanggung dia telah menciptakan segudang karya berupa naskah, puisi, sajak, film, bahkan sebuah seni surealis. Bang Terra merupakan sosok yang sangat dikagumi dan disayangi seantero sudut klub teater. Termasuk aku. Perihal itu pula aku menerima ajakan Wardana sesuai saran Bang Terra.

    Wardana sendiri juga merupakan salah satu murid cetakan Bang Terra yang tak kalah mahsyur. Salah satu aktor monologue terbaik yang telah meraih penghargaan di kota kami. Dia pula yang menjabat sebagai ketua klub teater kami dibawah bimbingan Bang Terra. Ah, seorang pak ketua yang pandai merayu. Lepas dari gelar pria perayu, aku sebenarnya sudah mencintai Wardana pada kali pertama kami bertatap mata, tepat pada awal kami masuk klub teater yang sama. Air mukanya yang samar-samar menghangatkan hati itu sudah ku taksir lebih dari satu setengah tahun lamanya. Entah kenapa, aku sangat mencintai sosok itu. Meskipun dia tidak akan pernah melakukan hal sebaliknya dan kerap bermain-main pula dengan perasaanku.

" Dav, kau tahu? kau adalah orang pertama yang kubonceng di jok belakang motorku." Ujarnya.

    Aku hanya tersenyum. Ah, pak ketua. Kau benar-benar seorang pembohong ulung. Aku jelas paham kalau aku bukanlah yang pertama. Rayuan yang keluar dari mulutmu itu sudah basi. Namun aku kerap mencintai sosok Wardana yang menghangatkan itu. Pun aku juga sudah tahu kalau ada perempuan lain yang sudah singgah di jok belakang motormu. Perempuan yang selalu kau bicarakan itu, yang sangat kau cintai mungkin.

    Kau terlihat kebingungan. Karena aku diam ya? atau karena kau kehabisan akal untuk mengeluarkan rayuan-rayuan pamungkasmu? tancap saja gas nya lebih cepat, pak ketua. Agar aku lebih cepat pula sampai rumah dan mulai berandai-andai tentangmu lagi. 

"Sebenarnya, aku bukan perempuan yang pertama duduk di jok belakang motormu bukan?" tanyaku dengan berani.

"Kata siapa?"

"Kataku."

"Kenapa kau berasumsi seperti itu?"

"Karena aku sering memergokimu sedang berboncengan dengan perempuan lain"

Ah, kena kau, pak ketua.

" Kau salah lihat."

" Aku tidak bodoh, dan tidak buta pula." balasku dengan sedikit emosi.

" Kenapa kau malah jadi tempramen? terserahku kan mau berboncengan dengan perempuan manapun? beruntung kau sudah ku ajak untuk pulang bersama, lebih menghemat ongkosmu sedikit."

Universe Of Ours.Where stories live. Discover now