CHAP 0.1

114K 2K 29
                                    

Happy reading ✨

*****

Terlambat.

Satu kata yang mendeskripsikan keadaan Arsyila pagi ini.

Kata 'terlambat' sepertinya sudah melekat pada kehidupan Syila.

Hampir setiap hari Syila masuk kedalam sekolah dengan memanjat pagar tembok bagian belakang yang jarang dilalui banyak orang.

Tapi, beda dengan hari ini.

Tembok belakang sekolah terlihat ramai oleh tiga murid yang terlambat masuk. Apalagi dari ketiga murid yang telat adalah murid laki-laki.

Wajar sih, laki-laki telat ya manjat tembok. Ya ini, Syila yang notabenenya sebagai perempuan malah selalu telat dan manjat tembok dengan rok span ketat nan pendeknya pula.

Tak punya malu..

Syila mulai mendekati ketiga murid laki-laki itu, lalu berdecak kesal.

"Lama banget sih!" Ucapnya ketus seraya buang muka malas menatap tiga laki-laki itu.

"Kalo mau, Syila aja yang duluan." Ucap satu laki-laki bernama Andres, dengan nada lembut yang memabukkan bagi kaum hawa yang mendengarnya. Namun tidak sepertinya dengan Syila yang malah menampilkan muka jijiknya.

"Itu mah mau lo, kampang!" Teriak satu laki-laki bernama Yudha, seraya mentoyor kepala Andres.

Sumpah, Yudha sangat jengah. Andres tak ada habis-habisnya menggoda lawan jenisnya. Hampir semua perempuan seantero sekolah sudah kena gombalnya.

Dasar, playboy cap kampak!

Syila menatap satu-persatu tiga murid laki-laki yang berada didepannya datar. Sungguh ia malas berhadapan dengan Kaka kelas yang notabenenya adalah geng the mostwanted populer di SMA ini.

Jika Syila boleh memilih. Ia lebih memilih terjebak dengan laki-laki cupu, dibanding harus terjebak dengan laki-laki sok tampan seperti didepannya ini. *Ralat memang tampan.

"Kalian itu sebenernya mau manjat, atau natap gue terus?!"

Kesal. Syila sangat kesal. Sebab, para laki-laki dihadapannya ini hanya diam dan bengong menatap Syila nyalang.

Syila berasa dikuliti hidup-hidup karena ditatap demikian.

Ya, Syila sadar kalau pakaian dan juga tubuhnya mengundang hasrat laki-laki yang menatapnya.

Tapi, Syila juga tidak ingin dan tidak memaksa ditatap demikian dengan lawan jenisnya. Justru ia merasa risih, tidak suka.

Satu laki-laki yang daritadi hanya diam dan terus menatap Syila seperti jika ia lengah sedikit Syila akan hilang, berdeham kencang.

"Ladies first." Ucapnya, sambil menatap lurus manik mata milik Syila.

Syila mengangkat satu alisnya, lalu menyeringai. "Gak."

"Kenapa? Tadi suruh cepetan, sekarang disuruh duluan malah ga mau." Tanya Andres. "Oh, apa mau kita bantu naik?" Lanjutnya.

Syila tertawa hambar dan selanjutnya garis wajahnya sudah kembali datar, dengan cepat. "Mau main-main ternyata?" Ucap Syila, meremehkan.

"Naik, cepet!"

Perintah dengan nada yang cukup tegas dan dingin sudah dilontarkan, dengan cepat Andres dan Yudha pun menoleh.

"Lo, merintah siapa Fal?" Tanya Yudha kepada sosok yang ia panggil 'Fal'. Atau lebih tepatnya Rifaldi.

"Menurut lo?"

Yudha memukul pelan bahu Andres, lalu menggerakkan kepalanya seperti berkata 'ayo'.

Tanpa sepatah katapun Yudha dan Andres sudah memanjat dan mungkin sudah turun juga didalam sana.

"Apa harus gue bantu?"

"Ngeremehin lo?!"

"Ini penawaran. Terserah lo mau apa enggak."

"Jawabnya... ENGGAK!"

Rifaldi mengangguk, lalu berbalik dan mulai memanjat sambil bergumam kecil yang masih bisa didengar oleh Syila.

"Paling nyesel."

Mendengar gumaman Rifaldi, sontak Syila membulatkan matanya. Hell, apa tadi kata laki-laki didepannya ini? Ia akan menyesal? Tidak, seorang Arsyila tidak akan menyesal jika hanya menolak tawaran lelaki Aligator ini.

Lagi pula, Syila sudah ahli dalam manjat memanjat. Selain panjat gerbang dan juga tembok, Syila juga ahli dalam urusan panjat sosial.

HAHA..

Kini, giliran Syila yang mulai memanjat. Namun saat sampai diatas tembok ternyata dibawanya masih ada tiga laki-laki menyebalkan tadi.

Syila memutar bola matanya, malas. "Minggir dan balik kanan!" Tuturnya, "awas aja lo pada ngintip, gue tendang burung lo satu-satu!"

Andres dan Yudha meringis mendengar penuturan Syila, kecuali Rifaldi yang masih setia dengan muka datar dan tatapan penuh arti kepada Syila.

"Cepet tunggu apalagi? Balik kanan!"

Para laki-laki Aligator itu menurut, dan membelakangi Syila yang secepat kilat turun.

Tanpa sepatah kata lagi, Syila langsung melangkahkan kakinya meninggalkan ketiga laki-laki itu, menuju tempat yang menjauhkannya dari jangkauan banyak orang.

Sepeninggalan Syila, ketiga laki-laki itu saling beradu pandang dan tak lama penuturan Andres membuat Rifaldi geram.

"Punya gue." Ucapnya sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

"Dia gak doyan sama lo!" Balas Yudha.

"Emang makanan, pake doyan-doyan segala?!"

"Sentuh Syila." Ucap Rifaldi sengaja menggantung dan menatap Andres tajam, "LO BERURUSAN SAMA GUE!" Lanjutnya dengan nada penekanan di setiap katanya.

Yudha menyeringai, "suka lo sama tuh cewek bar-bar?"

Rifaldi hanya mengangkat bahunya acuh, lalu berbalik meninggalkan kedua sahabatnya yang pasti sedang membuat persepsi sendiri tentang dirinya.

Entah kenapa, saat pertama kali ia mendengar bahwa ada adik kelas bernama Arsyila yang berani menantang geng Cecan yang terdiri dari siswi-siswi kelas XII yang sangat disegani oleh adik-adik angkatan maupun teman-teman seangkatannya.

Rifaldi juga banyak mendengar bahwa Syila adalah satu-satunya perempuan yang sering sekali adu jotos mau itu dengan sesama perempuan ataupun lawan jenis.

Mendengar keberanian-keberanian Syila, entah mengapa Rifaldi semakin penasaran tentang bagaimana kehidupan asli dari seorang Arsyila yang membuat ia bisa se-bad ini.

Bukan hanya ia tertarik dan ingin masuk untuk melihat kehidupan asli dari seorang Arsyila. Tapi juga ia sangat suka menatap wajah cantik Syila yang selalu menampilkan ekspresi datarnya. Selain wajah, Rifaldi juga sangat suka bentuk tubuh Syila yang terbilang hot untuk perempuan seusianya.

Bahkan ia juga sering tak sengaja melihat Syila pergi ke minimarket dengan hanya menggunakan hotpants dan kaos oblong kebesarannya.

Sungguh, Syila sudah berhasil membangunkan sisi liar yang selama ini Rifaldi tutup dengan susah payah.

*****

To be continued ❤

KETUA BASKET VS BADGIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang