ch 3

94 6 2
                                    


Warning : Typo(s), Lots of mistake, EYD berantakan, OOC (maybe), dan jauh dari kata 'sempurna'

Don't like Don't read!

Enjoy this fic!

.

.


~Pull Me Up~


Scorpius POV

Apa aku baru saja mengatakannya? Astaga, jantungku terasa berdetak begitu cepat sekarang. Aku memang menyukainya sejak tahun ke 5 saat kami masih di Hogwarts dulu. Kami memang bermusuhan sejak tahun pertama dan sesuatu menamparku keras di tahun ke 5 .


FLASHBACK : ON

Aku , si cempreng Parkinson , Zabini dan Goyle baru saja menikmati makan malam kami di Great Hall. Kami ber 4 akan kembali ke asrama dan memutuskan melewati perpustakaan terlarang . Saat kami menelusuri koridor barat tampak sesosok cewek berambut merah terang sambil memeluk buku-buku yang aku deskripsikan ketebalannya melebihi 2 tumpuk batu tembok pada dinding asrama.

Ah, 'si tupai Weasel' gumamku pelan yang otomatis membuat tatapan jahat pada teman - temanku untuk segera mengerjainya.

"Well,,sepertinya aku mencium bau tupai disini kawan - kawan" ujar Parkinson sambil menatap remeh pada Weasley yang satu ini. Aku melihat dia tidak menghiraukan gangguan dari kami , malah justru melewati kami tanpa melihat sekelilingnya.

Tiba-tiba saja Zabini menarik tangannya dan mendorongnya ke dinding batu. Buku - buku yang dibawanya otomatis terjatuh dengan kerasnya ke lantai dan pemiliknya terlihat meringis kesakitan karena tubuhnya yang terhempas ke dinding.

"Bisa-bisanya kau berjalan seakan tidak ada kami disini,Weasel!" Ujar Goyle sambil memilin-milin tongkat mahogany 11" inci miliknya.

"Memang kalian tidak ada. Kalian hanya segerombolan babi yang tidak berotak!" Bentak Rose yang terlihat mengusap kepala belakangnya.

"Aria...mungkin tupai ini sedang ingin bermain-main dengan kita" Ujarku pada Parkinson agar berbuat lebih jahat dengan tupai merah satu ini. 'Kami adalah darah murni dan tidak ada satu orangpun bahkan prefek disini yang mampu memandang rendah kami!' Pikiranku memanas.

"Dan kau, ferret! aku lebih kasihan dengan bibi Astoria yang memiliki anak serendah dirimu." Aku melihatnya tersenyum licik padaku dan langsung mendapat tamparan keras dari Parkinson tepat dibagian wajahnya.

"Kau berani mengatakan kekasihku seperti itu? Dasar kau wanita murahan!" Kata Aria sambil memukul tubuh rose yang saat ini kedua tangannya dipegang kuat oleh Goyle dan Zabini. 'Cluh..' aku melihatnya meludah pada Parkinson setelah aku mengernyit jijik pada pengakuan Parkinson tadi.

Aku melihatnya, melihat wajahnya yang penuh lebam dan dia terus menerus terbatuk. Entah kenapa aku tidak tega menyiksanya lebih kali ini. Aku mengisyaratkan teman temanku untuk berhenti menyiksanya dan kembali berjalan menuju asrama Slytherin.

Parkinson mematahkan tongkat sihir si weasel untuk berjaga agar dia tidak menyerang kami dari belakang.

"Ingat ferret, karma akan selalu mengintai hidupmu!" Cibir si Weasel dengan lemah, dia tertelungkup pada lantai batu sambil memegangi perutnya yang kesakitan.

Kata-kata itu memenuhi kepalaku. Terlintas rasa ingin membantunya berdiri dalam pikiranku, sepanjang kakikku menjejak di Hogwarts baru kali inilah menyiksanya yang paling parah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 04, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My JamesWhere stories live. Discover now