I want you to be your light, my friend
You should be your light
Deoneun apeuji anhge nega useulsu issge
I want you to be your night, my friend
You could be your night
Ibami neoege soljikhalsuissge

Ijen naege yaksokhae oh-oh
Harue myeoccbeonssik oh-oh
Honjarado neukkyeojyeodo oh-oh neol beorijineun ma neol oh-oh
Yeogijamkkan meomchwoseo saekkisongarak geolgo
Ijen nege yagsoghae oh-oh


Sorakan dan tepuk tangan heboh terdengar ketika pemuda itu menyelesaikan lagunya. Pemuda dengan eye smile manis itu membungkukkan badan berkali kali sambil terus mengucap "khamsahamnida."

Itu merupakan lagu terakhir dari konser malam ini. Tepatnya, konser solo pertama yang digelar oleh pemuda ini. Penyanyi pendatang baru yang langsung banyak disukai orang-orang karena suara uniknya. Park Jimin.

"Lagu terakhir malam ini, aku persembahkan untuk orang yang spesial

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Lagu terakhir malam ini, aku persembahkan untuk orang yang spesial. Kalian semua pasti tau kan orangnya?"

Para penonton langsung berteriak "ya!"  dengan heboh. Siapa yang tidak tau? Jimin hampir selalu menyebut nama orang itu diserap kesempatan. Saat wawancara, saat diatas panggung, bahkan diacara-acara talkshow yang dihadirinya. Bahkan Jimin seringkali mendedikasikan lagunya untuk orang itu, seperti saat ini.

"Terimakasih sudah datang hari ini! Aku sayang kalian semua!" Confetti jatuh bertaburan menghujani Jimin. Sebenarnya, euforia seperti ini mengingatkannya pada seseorang. Euforia yang membuatnya sedih sekaligus bahagia secara bersamaan.







Solois muda pendatang baru, Park Jimin. Yang banyak menarik perhatian orang dengan suara tenor-nya yang khas. Sebenarnya, tidak ada sedikitpun keinginan Jimin untuk menjadi seorang penyanyi. Namun, karena perkataan seseorang dulu dan sebuah janji yang tak sengaja dilakukan, membuat Jimin memiliki hasrat untuk menjadi seorang penyanyi.

Kau akan sangat keren jika menjadi seorang penyanyi.

Suatu hari nanti, bernyanyilah untukku.

Jimin tersenyum kecil, "Aku sudah menepati janjiku. Bagaimana, kau suka kan? Ah, tentu saja. Aku sangat keren bukan?"

Tidak, tidak. Ini bukannya saatnya larut dalam perasaan itu lagi. Jimin harus segera bersiap-siap, sudah ada yang menunggunya.

"Jimin-ah!" Seorang wanita mendatangi Jimin. Menunjukkan sebuah kalender dengan sebuah tanggal yang telah dilingkari.

"Ini, sekarang. Kau menyuruhku untuk mengingatkanmu jika kau lupa, bukan?" Ucap wanita itu.

Jimin memakai jaketnya, "Aku ingat manager-nim. Terimakasih sudah mengingatkan!"

"Ah, iya. Sama-sama. Kau akan pergi sekarang?"

"Iya," Jimin mengambil kunci mobil yang ada disakunya.

"Pergi sendiri atau diantar supir?"

"Pergi sendiri saja!"

something i can't get || kthWhere stories live. Discover now