"LIHAT DISANA KELAS I-A! RUPANYA KELAS ITU YANG DIPILIH PERTAMA UNTUK BERTANDING. OH INI SANGAT MENARIK!" Pembawa acara itu berbicara dengan senyum yang merekah.

"HEI! LIHAT DI KELAS I-D! RUPANYA DISANA JUGA SUDAH DITENTUKAN LAWAN DARI KELAS I-A."

"OH LIHAT APA INI?! SUNGGUH TIDAK DISANGKA-SANGKA TERNYATA YANG TERPILIH ADALAH WANITA DAN PRIA." Pembawa acara itu berbicara dengan semangatnya yang menggebu-gebu.

Tidak lama muncul dari sisi berlawanan murid dari kelas I-A dan I-D di area lapangan.

Kyline menaikan sebelah alisnya ketika melihat Meira sedang berjalan dengan angkuhnya di tengah-tengah lapangan.

Apakah Meira yang dipilih?

Kyline tersenyum lebar menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Lalu pandangan Kyline beralih untuk melihat siapa lawan Meira.

Manik merahnya menyala-nyala, berkobar-kobar ketika menatap Meira. Naluri membunuh yang luar biasa, Kyline merasakannya, aura berbahaya dari lelaki itu.

Tidak bisa di anggap remeh lawan dari Meira.

"AYO BUKTIKAN KEKUATAN WANITA TIDAK LEBIH LEMAH UNTUK MELAWAN LAKI-LAKI!" Pemandu acara itu berbicara sembari menyemangati Meira yang sedang berdiri dengan tenang ditengah lapangan.

"SAAT TERDENGAR LETUSAN DI UDARA TANDANYA PERTANDINGAN DI MULAI!"

DUARR!!

Meira masih berdiri dengan tenang menunggu apa yang akan di lakukan oleh lawannya.

"Aku tidak ingin melukai wajah cantikmu Nona, tapi aku juga tidak mau harga diriku jatuh di hadapan murid academy. Jadi menyerahlah!"

Meira yang mendengar ucapan pemuda di hadapannya hanya tersenyum miring.

Apa Meira tidak salah dengar? Ia baru saja di ancam oleh anak kemarin sore.

Meira terkekeh pelan.

Apa lelaki di hadapannya sedang membuat lelucon?

Meira sadar sejak tadi ia di pandang remeh oleh makhluk di hadapannya.

Meira tidak sudi membuka suaranya untuk merespon makhluk rendah ini.

"Baiklah jika itu maumu!" Setelah mengatakan itu tiba-tiba muncul puluhan bola api di tangannya lalu dilemparnya ke arah Meira.

Sedangakn Meira tidak bergerak seinci pun. Ketika bola api itu hampir dekat dengannya. Meira menghempaskan tangannya ke arah bola api itu, angin berhembus dari tangan Meira, seketika bola api itu lenyap.

Meira sadar ia harus mengeluarkan sihir yang ia tau disebut dengan nama 'elemen' agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Meira mengerutkan keningnya, ia harus cepat menyelesaikan pertandingan ini. Bukan ini tujuannya masuk ke academy.

Meira pura-pura merapalkan sebuah mantra lalu muncul tembok-tembok tinggi di sisi lapangan dari dalam tanah. Tujuannya untuk menghalangi pandangan murid academy ke arah lapangan.

Penonton yang ada di tribun di buat terkejut dengan adanya tembok yang menghalangi penglihatan mereka.

Meira tersenyum miring melihat lelaki di hadapannya tercengang.

"Kau membuang waktu berhargaku makhluk rendahan." Meira berkata dengan suara pelannya.

"Siapa kau sebenarnya?" Pria itu berkata dengan suara yang di buat seolah-olah agar tetap tenang.

Pria itu baru sadar aura yang dikeluarkan wanita di hadapannya sangat tidak biasa. Membuat dirinya merinding. Ntah aura apa itu, ia belum pernah merasakannya, padahal sedari tadi yang ia lihat hanya aura yang biasa saja dari wanita ini.

Meira melesat cepat seperti cahaya tepat di hadapan lawannya. "Kau rubah kecil yang nakal, tidak pantas menanyakan siapa aku."

"Kau sanga-"

Tidak ingin berlama-lama. Lalu Meira meniup pelan wajah lelaki di depannya. Tiba-tiba dari mulutnya terdapat serbuk yang tertiup ke wajah lawannya.

Seketika lelaki itu pingsan.

Tidak lama tembok yang Meira buat menurun ke tanah, membuat seluruh pandangan murid academy beralih.

"O-OWW TERNYATA MURID KELAS I-A MASIH MALU MENUNJUKAN KEMAMPUANNYA DI HADAPAN KITA SEMUA! LANTAS DIA MEMBUAT TEMBOK AGAR KITA TIDAK BISA MELIHAT APA YANG TERJADI!"

"TAPI, HEI LIHAT APA YANG TERJADI?! DISANA MURID KELAS I-D SUDAH TERKAPAR TIDAK BERDAYA! SAYANG SEKALI KITA TIDAK BISA MELIHAT PERTARUNGANNYA." Pemandu acara itu berkata dengan nada sedih yang dibuat-buat.

Memang di pertarungan ini seluruh murid bebas melakukan apa saja untuk bertarung dan yang terpenting tidak sampai mati.

                          
••••

Ayo kawan yang budiman Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa!

Me And My GuardianWhere stories live. Discover now