Bang Chan kemudian menarik tangan Lea, untuk segera pergi dari penginapan itu. Lea hanya bisa pasrah, karena tubuhnya yang juga sudah lemas.

•••

Brak! Acha memekik saat tubuhnya Han jatuhkan begitu saja ke tanah, Han kemudian menarik turun masker hitam yang dikenakannya sembari mengacak rambutnya.

"Oh, jadi lo lakuin ini buat nangkep gue hah?!" seru Han, Acha tidak merespon. Sebelah tangannya menempel erat di depan dadanya, kamera kecil yang ia gunakan untuk merekam kejadian tersembunyi di dalam genggamannya.

Tapi Han tentu saja menyadari itu. Ia menarik paksa tangan Acha yang ada di depan dadanya, untuk merebut kamera itu. Acha memberontak, ia kemudian menendang perut Han, sebelum akhirnya bangkit berdiri dan berusaha kabur.

"Acha, berhenti sekarang!" seru Han sembari mengejar Acha.

"Percuma lo kasih itu ke Polisi, gue bisa putar balik fakta."

"Bodo amat! Yang penting gue udah berusaha."

Han mendesis kesal. Saat jaraknya dengan Acha sudah dekat, Han mengulurkan sebelah tangannya, dan menggapai rambut panjang Acha. Acha mengerang kesakitan, begitu rambutnya ditarik.

Han mengapit leher Acha dari belakang, dan berusaha menggapai kamera yang ada di tangan Acha.

Acha mencengkeram lengan Han yang ada di lehernya, dan berusaha menariknya ke depannya agar apitannya melonggar. Tapi apitan Han justru semakin mengerat, sampai Acha merasa seperti tercekik.

"Akh! Han! Gue gak bisa napas!" teriak Acha dengan susah payah. Tahu Acha tercekik, Han malah semakin menekan leher Acha dengan lengannya.

"Ha-Han!"

"Serahin kameranya ke gue, baru gue lepasin lo."

"L-lo bilang bisa ngebalikin faktakan? Kenapa lo takut ka-kalau videonya gue serahin ke Polisi?"

"Gue bukannya takut, tapi lebih bagus kalau itu hangus."

"Hah, bilangnya aja lo takut."

Han semakin menekan leher Acha, hingga Acha benar-benar sulit bernapas, ia berusaha menggapai oksigen lewat mulutnya.

"Lo serahin kameranya, atau kita mati bereng-bereng sekarang?" Han mengeluarkan korek dari saku celananya. Ia menyalakan apinya, sembari mendekatkan api tersebut di depan wajah Acha.

"Di tas gue masih ada sisa minyak tanah, kita bisa lebih gampang kebakar." Bisik Han. "Lo taukan gue sayang banget sama lo, kalau semua usaha gue, masih gak bisa buat gue dapetin lo. Mending kita mati barengkan?" Han berujar sembari menciumi kepala Acha, seolah apa yang dia katakan adalah hal yang romantis.

Pegangan Acha pada kamera mungil itu terlepas. Han pun akhirnya ikut melepas apitannya pada leher Acha, dan gadis itu langsung ambruk ke tanah.

Ia terbatuk-batuk sembari memegangi lehernya, sementara Han berjalan mendekati kamera tersebut. Ia berjongkok di sampingnya, sembari mengeluarkan palu dari dalam tasnya.

Han menghancurkan kamera itu sampai benar-benar hancur.

Saat kesadaran Acha pulih, dia langsung bangkit berdiri dan berlari pergi. Han tidak mengejar, ia hanya memperhatikan Acha yang perlahan menjauh.

•••

Bang Chan mengguyur Lea yang sudah ia letakan di dalam bath up sebelumnya. Aroma asap terbakar sangat kuat di tubuh Lea, dan dia tidak suka. Mengingatkannya pada pembunuhan pertama yang ia lakukan pada Ayahnya.

Setelah tubuh Lea basah kuyub, Bang Chan membuka kaosnya sendiri, baru ia membukakan kaos Lea. Lea hanya diam saat Bangchan membuka bajunya, tapi dia menekuk kedua lututnya untuk melindungi tubuh bagian depannya.

Bang Chan tercenung sesaat melihat luka pukulan sabuk di punggung Lea yang belum sepenuhnya sembuh.

"Chan," panggil Lea tiba-tiba, yang membuat lamunan Bang Chan buyar.

Lea yang sebelumnya menundukkan kepala, kemudian mendongak untuk menatap Bang Chan.

Bang Chan balik menatap Lea, dan hanya diam, menunggu apa yang mau Lea bicarakan.

"Terserah kamu mau bunuh aku habis ini, atau apa. Aku udah gak peduli. Tapi yang jelas aku mau kita putus sekarang, aku gak mau hidup sama pembunuh. Aku udah kasih kesempatan sekali ke kamu, setelah kamu bunuh Ayah kamu sendiri. Dan sekarang aku udah gak mau lagi." Tutur Lea.

Bang Chan menarik sudut bibir kirinya ke atas. "Aku udah tau kamu bakal bilang gitu, aku juga gak ada rencana buat maksa kamu tetap sama aku."

Lea hanya diam sembari membuang mukanya dari Bang Chan. Tapi Bang Chan tak lama merundukkan tubuhnya, agar wajahnya bisa berhadapan dengan Lea. Ia meraih dagu gadis itu, agar Lea menatapnya.

"Aku beneran sayang sama kamu, aku lakuin ini juga karena gak rela kamu pernah dilukain sama mereka. Kamu mungkin gak seneng, tapi aku ngerasa puas. Dan karena aku sayang sama kamu, aku mau kamu hidup nyaman, meskipun harus lepas dari aku. Tapi setelah kita putus, dan pisah, bukan berarti aku bakal baik-baik sama kamu. Kalau kamu bongkar semua perbuatan aku, siap-siap aja, keluarga kamu taruhannya."[]

Sebenernya Bang Chan di sini gak obsesi sm Lea

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebenernya Bang Chan di sini gak obsesi sm Lea. Btw ff ini lama bgt ya on goingnya :"

Who is Christopher? | Bang Chan ✅Where stories live. Discover now