"Dari kecil Athala memang mempunyai Asma dok, tapi setelah beranjak dewasa, tidak pernah kambuh lagi dan baru kali ini kemungkinan kambuh kembali," jelas Adam.

"Mungkin karena faktor lingkungan, udara didingin apalagi pasien sedang flu. Juga keadaan fisiknya sedang lemah apalagi dia mempunyai darah rendah yang membuatnya selalu merasakan pusing dan pingsan apalagi ketika sedang kecapean."

"Ia dok apakah harus dirawat?" tanya Bu Endah.

"Minimal semalam Bu, untuk mengembalikan energinya yang hilang." semuanya mengangguk. Dokter itu pergi.

"Dam apa kamu mau kembali kehotel aja?Lamu perlu istirahat juga. Biar bapak yang mengantar kamu kesana." Adam menggelengkan kepalanya.

"Gak usah pak,saya disini saja."

"Baiklah.kamu tiduran sana." Adam mengangguk.

***

Sayu-sayu Adam mendengar teriakan Athala. Dan benar saja, terlihat athala yang sedang menangis ketika seorang dokter yang sedang melepas infusannya.

"Kamu udah bangun?" Adam mengangguk. Memang setelah sholat subuh Adam kembali ketiduran.

"Athala kenapa Bu?" tanya Adam.

"Infusanya mau dilepas, sakit katanya. Athala memang takut sama infusan ya?" Adam mengangguk

"Pantesan."

"Yaudah Adam,kamu makan dulu. Tapi Ibu membelikan nasi kuning didepan."

"Makasih bu maaf jadi merepotkan."

"Enggak ko. Setelah makan kita kembali kehotel,vAthala udah membaik." Adam mengangguk.

"Kamu pasti kurang tidur Dam," ujar Bu Endah.

"Syaa tidur cukup hehe,";kekehnya.

"Syukurlah." Adam tersenyum.

Akhirnya merekapun pulang dari klinik untuk kembali kehotel

"Pak, Bu maaf saya merepotkan," ujar Athala dengan nada yang masih lemah dan serak.

"Kamu kan sakit Athala. Masa kita diem aja membiarkan kamu sakit. Apalagi kalian dibawah mengawasan kami. Kami tidak merasa direpotkan ko," jelas Bu Endah

"Ia," ciut Athala

Lagi pula siapa yang tidak akan membantu Athala coba,orang terpandang diseluruh sma pelita, cerdas, berbakat juga ketua osis. Yang siapun pasti tau siapa Athala.

"Adam kamu langsung mandi, Athala kamu gak usah ikutan jalan jalan dulu ya biar ibu yang menemani kamu istirahat," jelas Bu Endah.

"Ia bu,emang rombongan belum berangkat?"

"Belum. Makanya sana kamu mandi."

Adam mengangguk dan langsung berlari kearah kamar hotelnya dan benar saja masih ada teman-temannya.

"Dam, Athala gimana?" tanya Galang yang sudah rapih.

"Nanti aja gua jawabnya, gua mau mandi," katanya dengan terburu

"Terus Athalanya kemana coba?" tanya Iqbal pada Galang.

"Kagak tau," balasnya.

Setelah mandi Adampun menganti pakaianya dengan terburu juga. Karena mereka akan segera sarapan pagi dibawah.

"Athala mana?" tanya Iqbal.

"Disuruh istirahat sama bu Endah, gak mungkin ikut jalan-jalan yang ada ditumbang lagi."

***

Merekapun kembali menjelajahi kota jogja dengan sangat bergembira. Yara terduduk diBus sendiri karena gak Ada.

Yarapun baru tau kalau semalam athala dibawa keklinik. Dan taunya dari Vara, Vara tau dari mantan.

"Neng sendirian aja," sindir Galang.

"Ketuamu kemana?" sindir Iqbal juga.

"Bacot. Emang Athala kenapa sih Dam?" tanya Yara pada Adam.

"Kecapean dia, lagi istirahat." Yarapun mangguk-mangguk.

Merekapun akan jalan-jalan ke3 tempat hari ini, yang pasti tanpa Athala. Athala lagi bersama Bu Endah dan ada juga 2-3 siswa juga yang sakit. Bukan hanya Athala.

****

"Bu rombongan sudah pada pulang?" tanya Athala pada Bu Endah.

"Mungkin satu jam lagi, kenapa memang?"

"Gabut aja Bu, orang lain pada asik-asik. Saya malah diam disini."

"Besok kamu ikut lagi, sekarang kan masih harus istirahat yang cukup biar gak tumbang lagi." Athala mengangguk.

"Ia, malam ini saya tidur sama temen-temen laginya bu," izinnya

"Jangan ah. Kamu disini aja takutnya demam atau gimana."

"Gak papa bu saya udah sehat."

"Kata kepala sekolah kamu masih dalam pengawasan saya, jadi jangan bantah perkataan saya." Athala menghela nafas.

***

Bersambung

ATHALA || ENDWhere stories live. Discover now