CHAPTER 14. TAKEN

621 70 25
                                    

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

"Cleona! Kau sudah siap?"

Teriakan Lily di luar kamar membuatku segera mengecek penampilan sekali lagi sebelum meraih tas dan keluar untuk mendatanginya.

"Iya, aku sudah siap," sahutku.

Wanita itu mengamati penampilanku sebelum mengangguk seraya tersenyum. "Kau butuh lebih banyak gaun dan baju harian. Aku akan membantu membuat Alrico semakin betah menatap kecantikanmu."

Aku tersipu. Ia menggandengku keluar pintu bangunan utama.

"Beta Eric! Lekas kemari bersama Marta! Kita akan segera berangkat!" teriaknya sebelum menoleh ke sekeliling. "Mana Javiero?!"

"Aku di sini!" sahut lelaki itu dari arah mobil yang terparkir.

"Oh, kau sudah di situ rupanya. Kau bantu menyetir!" ucap Lily.

Eric terlihat melangkah cepat bersama wanita berambut ikal panjang cokelat.

"Akhirnya wanita pengantin baru keluar juga. Apakah Eric selalu menahanmu di kamar, Marta?" goda Lily.

Marta hanya tersipu tak menjawab. Wajahnya merona sebelum bersirobok dengan tatapanku.

"Kaixo, Luna Cleona," sapa si istri beta seraya menunduk hormat. Suaranya sedikit serak, tapi lembut.

Wanita yang sangat cantik dan ramah.

"Kaixo, Marta," jawabku sambil tersenyum.

Terdengar suara klakson. Lily menoleh ke sumber suara.

"Kita bisa sambil mengobrol di mobil. Javiero sepertinya sudah tak sabar menunggu. Alrico seharusnya tak menyuruh alpha yang tak sabaran itu untuk menggantikannya mengantar kita." Lily mendesah. "Ayo, kita berangkat sekarang."

***

Setelah menghabiskan sekitar tiga puluh lima menit perjalanan, kami tiba di Gran Via, pusat perbelanjaan terkenal di Madrid.

Javiero memarkirkan mobil di parkiran. Aku tak mendengar lelaki itu bicara sepatah kata pun sepanjang perjalanan, kecuali mengangguk, menggeleng, atau mengangkat bahu saat ditanya.

Lily pun hanya sesekali membuka suara. Untunglah, Beta Eric dan istrinya sangat ramah dan aktif mengajakku bicara. Jadi, aku tak mati kebosanan di dalam kendaraan.

Kami turun setelah mobil terparkir di parkiran gedung.

"Kenapa parkir di sini?" tanyaku bingung.

"Ini hotel milik mendiang orang tua Alpha Javiero," jawab Eric pelan. Mulut dan mataku membulat seketika.

"Lily, aku akan ke arah lain," ujar Javiero dengan raut wajah serius.

Lily menatapnya heran. "Ke mana? Kau akan membeli sesuatu?"

Ia mengangguk. Mata hitamnya menghindariku.

"Baiklah. Kita bertemu di sini sekitar satu jam lagi," kata Lily.

"Bai, noski, Lily," jawabnya sebelum melangkah cepat meninggalkan kami ke arah pertokoan.

"Ayo, kita ke sini," kata Lily seraya mengarahkan tangannya ke arah lain menuju pertokoan.

Ada keistimewaan tersendiri mengunjungi Gran Via, terutama untukku. Sudah lama sekali rasanya sejak terakhir berbelanja dengan orang tuaku. Mata akan dimanjakan oleh bangunan-bangunan tinggi dan indah dari abad dua puluh yang berdiri di sepanjang jalan.

ALRICO - Lucis Series 1 (Completed)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें