4. Penjahat

Mulai dari awal
                                    

***

Ujin (muda) calling

"Hallo Ujin, lagi dimana?" tanya Fira.

"Lagi kerkel di kampus beb, kenapa?" jawab suara diseberang sana.

"Oalah, yaudah deh. Ati-ati baliknya, dah," kemudian Fira memencet tombol end call.

Awalnya Fira mau mengajak Baejin untuk pergi ke atm mengambil uang.

Mau menelpon Minhyun, sepertinya dia sibuk. Lantaran kemarin sore Minhyun memberitahu Fira ia ada tanggungan laporan pertanggungjawaban akhir periode BEM.

Terpaksa ia harus pergi ke atm dengan naik ojek online, lantaran ia sendiri tidak bisa mengendarai motor.

Setelah mengambil uang, Fira memutuskan untuk segera pulang karena mengingat hari sudah semakin gelap dan sepertinya akan turun hujan.

Saat akan memesan ojek online, tiba-tiba handphonenya mati.

"Yaah, lowbat lagi. Lupa ngga ngecharge ya ampun," Fira merutuki dirinya yang sangat teledor.

Didekatnya sama sekali tidak ada orang, daerah ini sebenarnya dikenal dengan tempat yang gelap saat malam. Makanya jarang sekali ada orang akan lewat sini.

Setelah mengumpulkan keberanian, akhirnya Fira memutuskan untuk berjalan, siapa tau ada orang yang bisa dimintai tolong untuk menghubungi Baejin atau abangnya.

Saat baru beberapa langkah dari atm, Fira merasakan ada seseorang yang mengikutinya. Dan benar saat ia melihat kebelakang, memang ada laki-laki yang sedang mengikutinya.

Ia mencoba berlari. Tapi orang itu malah mengejar Fira.

Hujan turun membersamai Fira yang sedang berlari untuk menghindari laki-laki itu.

Hawa dingin dan mencekam adalah suasana yang saat ini sedang dirasakan oleh Fira.

Ia berlari dibawah guyuran hujan yang semakin deras sambil sesekali meyeka air matanya dengan kasar.

'Bruuk,' Fira terjatuh tersandung lubang jalanan dan laki-laki itu semakin dekat.

Panik, bingung, takut, hanya itu yang ada dipikiran Fira. Hanya mengharapkan seseorang bisa menolongnya saat ini.

"Tolooong," teriak Fira sekuat tenaga dibawah guyuran hujan deras yang tentunya tidak akan didengar oleh siapapun.

"Bruk," laki-laki yang mengejar Fira tadi terlibat baku hantam dengan seseorang yang datangnya entah dari mana.

"Kakak korlap?" Gumam Fira sambil bergetar dan memojok di bawah tiang listrik.

Tenaganya sudah habis terkuras lantaran ia gunakan untuk berlari dan berteriak.

"Kamu udah aman," ujar kakak korlap aka Guanlin.

Saat Guanlin mendekat, tiba tiba Fira memeluknya sangat erat. Guanlin sendiri merasakan ada perasaan ketakutan disana.

"Hey tenang, udah aman. Semuanya baik-baik aja, ada aku," tutur Guanlin menenangkan.

Guanlin sendiri sebenarnya bukan tipe orang yang hangat seperti ini. Selama ini hanya profesionalitas dan kemampuan yang ada dipikirannya. Entah mengapa kali ini ia bisa seperti ini.

GUANLIN-PresBEM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang