Gio tersenyum melihat kehadiran grace, "lama tidak bertemu grace".

Grace memeluk sepupu laki-lakinya dan gio pun membalas pelukan tersebut.

"Yaa kau benar gio" ucap grace lalu meralih mematap wanita asing yang duduk bersama lilian. Graceelepas pelukannya.

Gio menyadari tatapan bingung dari grace, "ohhya, perkenalkan ini alexa pacarku" ucap gio kemudian melanjutkan kalimatnya, "Dan alexa perkenalkan ini grace sepupuku" ucap gio pada alexa.

Alexa tersenyum ke arah grace, lalu grace memeluk tubuh alexa.

"Ohh lihatlah gio, wanitamu sangat cantik" ucap grace tertawa.

Alexa tersenyum malu, "kau jauh lebih cantik dariku grace" ucap alexa melepaskan pelukannya.

Mereka semua berbincang hal-hal random dari mulai keluarga,karir dan masa kanak-kanak gio. Alexa pun menceritakan banyak hal dari keluarganya, mulai dari ayah dan ibunya meninggal sampai sekarang.

Alexa begitu menikmati malam ini, andai ibu dan ayahnya masih hidup mungkin ia akan sering berkumpul seperti ini. Alexa berharap beberapa tahun kelak ia mempunyai keluarga yang begitu harmonis seperti keluarga gio, agar anak-anaknya tidak merasakan apa yang alexa rasakan.

Lilian menoleh menatap suaminya yang berjalan ke arahnya. Lilian berdiri lalu mencium suaminya. Gio tersenyum ke arah daddynya.

Aldrich menatap anak lelakinya, "hei bocah nakal, kemarilah"

Gio bangkit dari duduknya lalu berjalan untuk memeluk daddynya singkat.

"Aku sudah bukan bocah dad" ucap gio.

"Dan siapa wanita cantik disana, sepertinya aku baru melihatnya" tanya aldrich pada gio.

Gio mengikuti arah tatapan daddynya. Gio tersenyum, "she is my girlfriend dad" ucap gio serius.

Aldrich tertawa, " seleramu menurun dariku boy" lalu di balas oleh tawaan dari semua orang yang berada disana.

Makan malam berlangsung dengan baik, semua bertukar cerita. Kedatangan alexa di sambut dengan baik oleh kedua orang tua gio dan grace.

"Sering-seringlah kemari alexa, kurasa aku mulai menyukaimu" ucap grace pada alexa.

Alexa tersenyum, "tentunya grace".

"Baiklah aku dan alexa harus pulang, sampai jumpa mom,dad,grace" pamit gio.

"Hati-hati di jalan boy" ucap lilian pada anak laki-lakinya.

Sesampainya di dalam mobil keadaan menjadi sangat sunyi, gio fokus pada kemudinya sedangkan alexa menatap ke luar jendela.

Alexa melihat cafe kecil di pinggir jalan yang menjual berbagai waffle. Sepertinya memakan sedikit waffle di malam hari tidak masalah. Ia menoleh ke arah gio yang sibuk dengan kemudinya.

"Gio aku ingin waffle di cafe itu, apakah kita bisa berhenti sebentar" ucap alexa.

"anything for you sweetheart" ucap gio lalu memarkirkan mobilnya di pinggir jalan.

Gio keluar dari mobilnya memasuki cafe kecil tersebut, ia menyuruh alexa untuk tetap di dalam mobil menunggunya. Dengan terpaksa alexa menunggu di mobil. Alexa membuka pintu mobil tersebut lalu bersandar di mobil gio menunggu gio sambil sedikit menikmati angin malam mungkin tidak masalah asalkan ia tidak jauh dengan keberadaan mobil ini bukan?.

Alexa sibuk memainkan ponselnya.

"Alexa? Sedang apa kau disini?" Ucap seorang lelaki.

Alexa menoleh ke sumber suara karna suara itu benar-benar familiar di telinganya.

"Ohh hai morgan, aku sedang menunggu seseorang. Kau sendiri dari mana? Tumben sekali kau tidak menggunakan mobilmu " jawab alexa.

"Ya. Kebetulan aku habis membeli beberapa sereal untuk keponakanku, jadi aku memutuskan untuk berjalan kaki karna supermarket sangat dekat dengan apartemenku" ucap morgan.

Alexa hanya menganggukan kepalanya.

"Baiklah alexa aku harus segera kembali ke apartemenku, keponakanku pasti sudah menunggu" ucap morgan mendekat untuk memeluk alexa.

Alexa membalas pelukan morgan.

Gio mengepal tangannya melihat pemandangan di depannya.

Bruk!!!

Gio mendaratkan bogeman mentah di wajah morgan. Alexa menutup mulutnya kaget. Gio memukul morgan berkali-kali hingga morgan tergeletak lemas. Gio tidak memberikan morgan waktu untuk mengeluarkan kalimat dari mulutnya.

"Gio sudah cukup" ucap alexa menarik tangan gio untuk menjauh dari morgan lalu mengelusnya pelan.

"Berani-beraninya kau memeluknya!" Ucap gio menendang morgan.

"Gio cepat masuk ke dalam mobil atau aku yang akan pergi" ucap alexa serius.

"Ku peringatkan sekali lagi. Berani kau menyentuhnya, aku tidak akan segan-segan mematahkan tanganmu" ancam gio.

Morgan berdiri mengusap darah yang keluar dari pinggir bibirnya dengan jempol, "kau pikir kau siapa?" Tanya morgan masih tidak takut.

Gio menggeram marah ketika lelaki itu menantangnya, "Aku kekasihnya" ucap gio pada morgan.

Alexa masih menahan tubuh gio agar tidak memukul morgan lagi.

Morgan tertawa, " Bilang pada kekasihmu alexa. Dia hanya kekasihmu bukan suamimu" ucap morgan santai.

Gio mengepal tangannya sampai jari-jarinya memutih.

"Brengsek berani-beraninya kau--" ucapan gio terpotong oleh alexa yang menciumnya. Alexa melumat bibir gio.

Morgan menatap alexa tidak percaya, alexa banyak berubah menurutnya. Morgan membuang mukanya agar tidak menatap pemandangan di depannya.

Alexa melepaskan ciumannya lalu menatap gio, "kita harus pulang" ucap alexa pada gio. Gio menggenggam tangan alexa untuk masuk ke dalam mobilnya.

Alexa tidak melepaskan pandangannya dari morgan. Ia ingin meminta maaf pada morgan atas kesalahpahaman yang gio lakukan. Namun, ia tidak mungkin meminta maaf sekarang karna gio pasti akan sangat marah.

Mobil gio melaju meninggalkan morgan yang masih menatap mobil itu menjauh. Morgan mengepal tangannya lalu meninggalkan tempat itu.

---------------------------------

MSB (Sedang Dalam Tahap Revisi) ✅Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ