"aaaaa!!!" keluarga harmonis+ravael.

bang yudha sedikit mengeluarkan teriakan dan di temani dengan sedikit kejangan tubuh.

kak kia yang terkejut reflek tangan kirinya memukul bang yudha, dan tangan kanannya menutup mata. tak lupa dengan suara teriakan yang khas dari mulut kak kia.

bapak dan ibu gourden hanya bisa menahan teriakan mereka, namun masih bocor dikit dikit.

sedangkan ara dan rava, teriak histeris dan memeluk satu sama lain.

"apasih orang ga serem juga." kata bang yudha santai

"halah ga serem ga serem tapi tadi kaget, cih cupu" ucap kak kia meledek.

"sssstt diem, ada yang pacaran." ucap bang yudha sambil melirik ke arah ara dan rava yang masih berpelukan layaknya teletabis.

namun, yang dilirik tak merasa. ya, mereka berdua terlalu serius dengan filmnya, uh tidak. terlalu serius dengan ketakutannya, sehingga masih berpelukan sampai sekarang.

"ra, takut" ucap rava berbisik

"aku juga takut va" balas ara berbisik pula

"ara," ucap rava masih berbisik

"ya, apa?"

"a-aku mau ngomong sesuatu"

"iya, apa?"

"anu, aku suka sama ara, mulai dari tadi pagi. uh nggak, mulai dari pertama aku masuk ke kelas IPS 3. aku tau, aku ga gentle banget ngungkapin sambil bisik bisik terus di waktu kaya gini, maaf"

"weeehhhh!!! ada yang nembak coi!!" ucap bang yudha terlalu histeris, sehingga ara dan rava melepas pelukan mereka.

"cangkemmu loh! di bilang dari tadi diem! gosah rame! kan jadi ketauan kita dari tadi nyimak! goblok banget si!" yah, kak kia emosi. tapi memang benar apa yang dikatakan kak kia, mereka berempat sedari tadi menyimak pembicaraan ara dan rava.

'dasar penguping.' batin ara.

"udah jam 7 waktunya rava pulang, ayo rava pulang, bang anterin." ucap ara menghindar dari kata "cie" yang menghujani mereka berdua.

"weh ada satu syarat."

"apa?"

"dek vael, lo terusin lo tadi mau ngomong paan, lo mau nembak kan? dah lanjutin." ucap bang yudha menantang ravael.

"eung? nda, rava nda jadi ngomong"

"ga! gaboleh gitu dek! kamu harus ngomong ke ara! lanjutin!" sekarang kak kia yang ngegas.

"e-eum, nde... ara, aku suka sama ara–"

"udah deh ayok" ucap ara menarik lengan rava keluar rumah menuju teras, rava hanya bisa berjalan dengan pincangnya.

"ngomongnya disini aja, jangan di sana, malu..." ucap ara

"a-ara, mau ga jadi kekasih rava, yang mampu menyayangi rava, begitupun rava, rava bakal menyayangi kamu, lebih dari yang kamu tau. kalo ara mau sesuatu, bilang aja, rava sanggup kok ngabulin. rava pasti berusaha buat jadi pangeran berkuda putih buat putri ara nya... will you be my girlfriend, ara?" ucap rava dengan degupan jantung yang cepat.

"y-ya! a-aku mau rava" ucap ara lalu memeluk rava erat.

"cieeee! cie cie pacaran!" keluarga harmonis(-)ara

"u-udah ayok! bang anterin!" ucap ara dengan muka yang memerah.

"cie ngeblush cie! akhirnya, lo ga jomblo lagi, bahagia gua" ucap bang yudha agak meledek.

"udah cepett sanaaa!" ara mulai gerah dengan suasana ini

"ara, aku pulang dulu ya, malem" ucap rava sebagai perpisahan malam ini.

"ciee disalamin pacar!" ucap kak kia, ara hanya diam dengan muka yang masih memerah.

"hati hati ya sayang, anggep aja mama sama suami mama orang tua kamu sendiri. ohiya, panggil saya 'mama' awas ga manggil mama." ucap mama hana dengan lembut lembut ngegas.

"i-iya tan– eum mama, makasih buat hari ini. kamsahamnida" ucap rava lalu membungkukkan badannya dan berjalan mengikuti bang yudha ke arah motor bang yudha.

"lo nanti tinggal ngomong aja alamatnya, gua kenal kok jalan jalan di sini" ucap bang yudha saat menaiki motor.

"nde, hyung" ucap ravael lalu menaiki saddle belakang.

bang yudha mulai menyalakan motornya dan menjalankan motor keluar dari rumah. ara hanya melambaikan tangan ke arah ravael, tak lupa dengan senyumannya yang manis.

selepas rava pergi, ara berlari masuk ke dalam kamar. masih dalam keadaan wajah panas dan memerah.

di dalam kamar, dia tiduran dan menutup mukanya dengan bantal berwarna peach berbentuk kucing miliknya. tiba tiba, dia meneteskan air mata, tanpa tahu alasan ia menangis. hingga lama kelamaan, dia tertidur dengan keadaan memeluk bantalnya.

di lain sisi, ravael. sampainya dia di rumah, dia menceritakan semua kejadian mulai dari pagi hari hingga detik detik dia mengungkapkan perasaannya pada ara. ibunya hanya tersenyum bahagia, akhirnya ada yang menerima ravael dengan apa adanya. ravael pun tidur dengan bahagia, dan senyum yang merekah.

hari yang membahagiakan, bukan?

ayoo injek bintang naa !o(*≧д≦)o!!voment juseyooo ···phuunggg~♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ayoo injek bintang naa !
o(*≧д≦)o!!
voment juseyooo ···
phuunggg~♡

L Ø S T - yeonjun, cWhere stories live. Discover now